Staking saat ini telah menjadi opsi yang populer bagi pemegang aset crypto untuk mendapatkan penghasilan pasif. Akan tetapi, ketika melakukan staking, dana investor akan dikunci untuk jangka waktu tertentu. Kehadiran platform liquid staking memungkinkan pengguna untuk tetap menikmati yield dari staking, sembari bisa menggunakannya pada aplikasi DeFi.
Salah satu platform liquid staking yang tengah populer adalah Rocket Pool. Selain memanfaatkan fitur staking, pengguna dapat berpartisipasi menjadi validator di Rocket Pool hanya dengan 16 ETH alih-alih sebanyak 32 ETH seperti pada umumnya. Sementara untuk staking, pengguna hanya perlu menyimpan minimal 0,01 ETH saja. Mau tahu apa itu Rocket Pool dan bagaimana cara kerjanya? Simak selengkapnya di artikel berikut.
Rocket Pool adalah protokol Liquid Staking Derivatives (LSD) yang dibuat untuk memenuhi dua kebutuhan pengguna, yakni stakers atau pengguna yang ingin mendapatkan keuntungan pasif dari staking ETH dan pengguna yang ingin berperan sebagai Smart Node Operator (SNO) atau validator.
Perbedaannya dengan protokol staking tradisional, dengan Rocket Pool stakers akan mendapatkan Rocket Pool ETH (rETH) yang nilainya setara dengan ETH yang dimasukkan. Token rETH dapat digunakan pada berbagai platform decentralized finance untuk memaksimalkan keuntungan.
Selain itu, Rocket Pool juga menyederhanakan proses staking ETH sehingga dapat diakses oleh lebih banyak pengguna. Untuk menjadi validator, pengguna cukup menyimpan sejumlah 16 ETH saja, alih-alih sebanyak 32 ETH seperti yang disyaratkan oleh Ethereum Beacon Chain. Kemudahan ini membuat Rocket Pool menjadi protokol liquid staking terdesentralisasi dengan jumlah validator terbanyak, yakni 2.109 node operator per Februari 2023.
Saat ini, Rocket Pool mempunyai Total Value Locked (TVL) sebesar US$ 1,05 miliar berdasarkan data dari DeFiLlama. Jumlah ini mengalami kenaikan 85,84% dibanding akhir tahun 2022 yang nilainya masih US$ 565 juta. Ketika artikel ini ditulis (Februari 2023) Rocket Pool memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$ 887 juta. Sementara itu, jumlah ETH yang sudah di-staking di Rocket Pool mencapai 404.256 ETH dengan jumlah SNO sebanyak 2.109 operator.
Penasaran soal staking dan bagaimana cara kerjanya? Baca selengkapnya di artikel berikut.
Rocket Pool menghadirkan kesempatan bagi para penggunanya untuk menjadi validator atau SNO dengan modal yang lebih rendah. Untuk menjadi SNO di Rocket Pool, pengguna hanya perlu men-staking 16 ETH, alih-alih sebanyak 32 ETH seperti ketentuan pada Ethereum Beacon Chain.
Rocket Pool menyediakan solusi unik dengan menghubungkan SNO dengan staker ETH. Hubungan ini memungkinkan SNO dan staker bekerja sama untuk mencapai ambang batas 32 ETH.
Saat ini, Rocket Pool memberikan imbalan APR sebesar 7,25% bagi para SNO. Selain itu, SNO juga mendapatkan imbalan berupa token Rocket Pool Protocol (RPL) yang jumlahnya tergantung berapa banyak token yang dijadikan sebagai collateral.
Token RPL juga sekaligus berfungsi sebagai asuransi di node Rocket Pool. Saat SNO men-stake 16 ETH, mereka diharuskan menyimpan 10% dari keseluruhan nilai ETH-nya dalam bentuk RPL. Asuransi ini digunakan sebagai collateral. Jadi, ketika operator node dikenai pinalti atau terkena slashing, RPL yang dijadikan sebagai collateral akan dilelang untuk mengompensasi nilai ETH yang hilang.
Selain sebagai asuransi, token RPL juga dapat di-staking untuk memperbesar perolehan imbalan yang didapat. Saat ini, imbalan RPL yang bisa didapat operator node berkisar 5-20%. Di satu sisi, token RPL juga berfungsi sebagai token tata kelola di protokol Rocket Pool
Rocket Pool juga memungkinkan para pengguna untuk melakukan staking ETH secara perorangan. Setiap ETH yang di-stake, pengguna akan mendapatkan token rETH sesuai dengan nilai yang dimasukkan. Saat ini, Rocket Pool menawarkan APR sebesar 4,52% yang dihitung berdasarkan rata-rata tujuh hari terakhir. Sementara itu, jumlah minimal staking ETH di Rocket Pool adalah 0,01 ETH.
Selain untuk dikembalikan ke Rocket Pool, kamu juga bisa menggunakan token rETH di berbagai aplikasi Decentralized Finance (DeFi). Beberapa aplikasi DeFi yang menerima rETH adalah 1Inch, Curve, dan AAVE. Sebagai token standard ERC20, token rETH bisa diperdagangkan, dipinjamkan, atau dijadikan sebagai pasokan kolam likuiditas maupun sebagai collateral, lakyaknya token ERC20 pada umumnya.
Masih bingung bagaimana cara menggunakan DeFi apps? Simak tips dan caranya di artikel berikut.
Pada dasarnya, cara kerja Rocket Pool cukup sederhana seperti ilustrasi yang ada di atas. Pertama, pengguna akan men-stake ETH dan asetnya kemudian akan tersimpan di smart contract Rocket Pool. Smart contract tersebut akan melakukan tokenisasi dan mengembalikan token ke pengguna dalam bentuk rETH.
Token rETH ini mempunyai prinsip yang sama seperti stablecoin, yakni mematokkan nilainya kepada aset lain. Jadi nilai rETH akan selalu sama dengan nilai ETH itu sendiri. Namun, nilai token rETH bisa saja di bawah atau di atas harga aset aslinya akibat permintaan dan penawaran yang tidak stabil di pasar sekunder
Misalnya, Nadia men-stake 10 ETH dan kemudian mendapatkan 10 rETH sebagai gantinya. Kemudian harga ETH naik, sehingga 10 ETH yang di awal kini setara dengan 10,5 ETH. Pada titik ini, Nadia bisa menukarkan kembali 10 rETH yang dipunya dan menerima 10,5 ETH. Dengan demikian, selama Nadia memegang rETH, artinya Nadia sama saja dengan melakukan staking ETH dengan Rocket Pool.
Tak hanya dari pengguna tunggal, Rocket Pool tersebut juga menerima ETH dari SNO sebanyak 16 ETH. Lalu, setiap 32 ETH yang terkumpul akan disimpan di dalam minipools milik Rocket Pool untuk kemudian di-staking di beacon chain milik Ethereum. Para SNO kemudian menjalankan tugasnya sebagai validator di jaringan Ethereum. Nantinya, SNO akan mendapatkan imbalan dari staking ETH serta RPL yang digunakan sebagai jaminan.
Perlu diingat, untuk bisa melakukan penukaran dari rETH menjadi ETH secara langsung lewat Rocket Pool, staking pool harus mempunyai pasokan ETH yang cukup. Adapun, ETH yang berada di staking pool tersebut berasal dari dua sumber. Pertama, ETH yang di-stake oleh pengguna lain dan belum digunakan oleh operator node. Kedua, ETH yang berasal dari operator node ketika mereka keluar sebagai validator dan mendapatkan imbalan dari beacon chain (Hal ini baru bisa terjadi setelah pembaruan Shanghai).
Terkait pembaruan Shanghai, Pintu Academy telah menyiapkan artikel yang membahas pembaruan yang dihadirkan beserta dampaknya ke ekosistem Ethereum.
Suka dengan materi yang dihadirkan Pintu Academy? Pastikan belajar crypto lewat artikel Pintu Academy lainnya.
Ekosistem Rocket Pool terdiri dari dua token, yakni rETH dan RPL. rETH merupakan token liquid staking, sementara RPL merupakan native token bagi mekanisme protokol Rocket Pool. Secara kegunaaan, RPL mempunyai tiga fungsi utama. Pertama, berfungsi sebagai token tata kelola. Kedua, menjadi token imbalan bagi para validator yang menjalankan tugasnya dengan baik. Ketiga, berfungsi sebagai jaminan bagi para validator jika terkena pinalti atau slashing karena bekerja dengan tidak baik. Ketiga kegunaan tersebut merupakan hal positif karena artinya RPL terintegrasi erat dengan platform Rocket Pool serta memiliki fungsi yang jelas.
Slashing adalah bentuk pinalti pada jaringan PoS berupa penghapusan id validator atau pembayaran denda. Imbas dari slashing adalah berkurangnya nilai ETH dari waktu ke waktu. Slashing diimplementasikan sebagai bentuk akuntabilitas kepada para stakers.
Saat ini, RPL memiliki tingkat inflasi tahunan sebesar 5%. Tingkat inflasi yang ada di RPL tidak terlepas dari RPL sebagai imbalan dari staking itu sendiri. Lalu, sebagai token yang memiliki tingkat inflasi, alhasil jumlah pasokan RPL akan selalu tumbuh secara periodik.
Pertama kali diluncurkan, pasokan RPL mencapai sebesar 18 juta. Sementara untuk saat ini, jumlah pasokannya sebanyak 19,1 juta. Secara pembagian, sebanyak 70% RPL didistribusikan ke operator node, lalu masing-masing 15% dibagikan kepada anggota oDAO dan pDAO
Token RPL belakangan ini mendapatkan perhatian dari komunitas crypto, khususnya pasca rampungnya The Merge. Hal ini tercermin dari pergerakan token RPL yang berada dalam tren penguatan. Bahkan, secara year-to-date, token ini sudah menguat hingga 150%. Saat artikel ini ditulis, token RPL berada di level US$ 49,72 (21 Februari 2023)
Faktor utamanya adalah tren liquid staking yang semakin populer membuat banyak investor semakin tertarik men-stake ETH mereka. Apalagi, dengan adanya pembaruan Shanghai Ethereum yang dijadwalkan pada April atau Maret mendatang memungkinkan pengguna staking untuk menarik ETH mereka.
Tren tersebut dapat terlihat dari keberhasilan Rocket Pool mencatatkan pertumbuhan yang paling tinggi di antara protokol LSD lainnya pasca The Merge. Tercatat, Rocket Pool berhasil mengalami pertumbuhan jumlah ETH yang di-stake hingga 18%. Jauh mengungguli kompetitornya seperti Lido DAO dan Coinbase yang masing-masing tumbuh 3% dan 16%. Hal ini memperkuat posisi Rocket Pool di sektor LSD.
Rocket Pool belum lama ini telah berhasil merampungkan pembaruan Redstone. Dengan pembaruan tersebut, Rocket Pool akan berfokus memastikan likuiditas rETH dengan menjalin berbagai kerjasama strategis, mengeksekusi peningkatan skalabilitas, dan meningkatkan adopsi DeFi. Hal ini turut meningkatkan value Rocket Pool di mata para investor.
Faktor lain yang dinilai turut berpengaruh adalah rencana tim pengembang Rocket Pool menghadirkan Low Ether Balance (LEB) minipool pada pembaruan berikutnya, yakni Atlas Upgrade. Lewat LEB minipool, nantinya pengguna yang ingin menjadi operator node hanya perlu men-stake 8 ETH dan 24 sisanya akan disubsidi oleh protokol. Pembaruan ini dinilai dapat mendorong pertumbuhan rETH seiring lebih banyaknya ruang staking yang tersedia di setiap minipool.
Penasaran dengan liquid staking ala Lido DAO? Baca penjelasan lengkapnya melalui artikel berikut.
Risiko utama dari Rocket Pool adalah ketatnya persaingan dengan platform LSD lainnya. Saat ini, Lido DAO masih menjadi kompetitor utama bagi Rocket Pool. Lido DAO memiliki fee yang paling rendah di antara platform LSD lainnya. Bahkan, Lido DAO juga bisa mengurangi lagi fee tersebut dengan memanfaatkan treasury yang ia miliki.
Selain itu, Lido DAO juga mempunyai pilihan token LSD yang lebih banyak, seperti stETH, stMATIC, stKSM, stDOT, dan stSOL. Sementara Rocket Pool hanya memiliki token rETH saja.
Di satu sisi, centralized exchange seperti Coinbase yang juga mempunyai token LSD cbETH turut menjadi ancaman bagi Rocket Pool. Pasalnya, Coinbase bisa mengkonversi uang fiat dan punya kehadiran di dunia nyata sehingga lebih menjadi pilihan bagi investor institusional.
Risiko lainnya adalah risiko kegagalan smart contract yang digunakan oleh Rocket Pool. Tim pengembang Rocket Pool menyadari risiko tersebut. Sebagai upaya mitigasi, mereka menggunakan ConsenSys Diligence dan Sigma Prime untuk mengaudit keamanan smart contract mereka. Kendati begitu, pengguna tetap harus memahami bahwa masih ada risiko smart contract tersebut mengalami kegagalan.
Setelah mengetahui apa itu Rocket Pool, kamu sebagai investor memiliki pilihan, apakah kamu lebih memilih Rocket Pool atau memilih protokol lain seperti Lido Dao atau Frax? Kamu perlu menimbang kembali masing-masing potensi dan risiko dari berinvestasi di Rocket Pool sebelum membuat pilihan.
Baca juga artikel berikut agar lebih tahu cara memilih aset crypto untuk investasi.
Kamu bisa mulai berinvestasi pada token RPL dengan membelinya di aplikasi Pintu. Berikut cara membeli RPL pada aplikasi Pintu:
Selain itu, aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
David Rugendyke, Rocket Pool β Staking Protocol Part 1, Rocket Pool Medium, diakses pada 15 Februari 2023.
David Rugendyke, Rocket Pool β Staking Protocol Part 2, Rocket Pool Medium, diakses pada 15 Februari 2023.
Rocket Pool | Rocket Pool Docs, diakses pada 15 Februari 2023.
Bybit Learn, Rocket Pool (RPL): An Ethereum 2.0 Proof of Stake Protocol, Bybit, diakses pada 15 Februari 2023.
Kunal Goel, New Highs for Liquid Staking Derivatives, Messari, diakses pada 16 Februari 2023.
Trevor Normandi, Rocket Pool: Liquid Staking Lifts Off, Messari, diakses pada 16 Februari 2023.
Alexandria, Slashing, Coin Market Cap, diakses pada 21 Februari 2023.
Bagikan
Lihat Aset di Artikel Ini
Harga ETH (24 Jam)
Kapitalisasi Pasar
-
Volume Global (24 Jam)
-
Suplai yang Beredar
-