Perkembangan Jaringan Bitcoin: Apa itu BRC-20, STAMPS, dan Ordinals?

Update 16 May 2023 • Waktu Baca 9 Menit
Gambar Perkembangan Jaringan Bitcoin: Apa itu BRC-20, STAMPS, dan Ordinals?
Reading Time: 9 minutes

Sejak kelahirannya, industri crypto mengalami perkembangan pesat dalam berbagai sektor. Banyak jaringan layer-1 bermunculan dengan teknologi yang semakin mutakhir, perkembangan protokol DeFi sulit untuk diikuti karena begitu banyak inovasi yang terjadi, dan Ethereum baru saja melakukan pembaruan masif menjadi Proof-of-Stake (PoS). Lalu, bagaimana dengan Bitcoin? Apakah ada perkembangan di jaringannya? Pada awal tahun 2023, terdapat keriuhan di dalam komunitas Bitcoin. Bitcoin Ordinals menciptakan perdebatan sengit tentang prinsip pengembangan Bitcoin. Belum selesai dari perdebatan tersebut, Bitcoin Stamps dan format BRC-20 juga menjadi topik hangat lainnya. Ordinals bahkan menciptakan tren NFT baru di komunitas crypto. Lalu, apa saja perkembangan yang terjadi di jaringan Bitcoin? Apa itu BRC-20 dan Ordinals? Kita akan menjelaskan semuanya di artikel ini.

Ringkasan Artikel

  • 🖥️ Dua perkembangan penting dalam jaringan Bitcoin dalam beberapa tahun terakhir adalah peningkatan privasi melalui Taproot dan adopsi Lightning Network sebagai solusi layer-2 untuk meningkatkan skalabilitas.
  • 🖼️ Ordinals adalah platform yang memungkinkan pembuatan NFT di jaringan Bitcoin dengan menggunakan teknologi Taproot dan SegWit. Ordinals lalu memungkinkan eksperimen BRC-20 yang menciptakan format token standar yang mirip dengan ERC-20 di Ethereum.
  • 🎴 Protokol NFT lainnya di Bitcoin adalah Bitcoin STAMPS yang menggunakan Counterparty untuk menyisipkan gambar pada transaksi Bitcoin sebagai NFT. Konten NFT STAMPS tidak bisa disensor oleh node Bitcoin, tidak seperti Ordinals. STAMPS juga memiliki standar token SRC-20.
  • 😡 Perkembangan-perkembangan ini menciptakan kontroversi di komunitas BTC. Banyak pihak yang menolak adanya NFT Ordinals dan STAMPS karena ia tidak sesuai dengan fungsi Bitcoin. Selain itu, transaksi-transaksi non finansial di Bitcoin juga menganggu kinerja BTC sebagai jaringan yang memfasilitasi pembayaran.
  • 🧠 Meskipun kontroversial, perkembangan-perkembangan ini membawa kegunaan baru dan potensi ekonomi yang menarik di jaringan Bitcoin, termasuk kesempatan untuk mencoba NFT, berinvestasi dalam token layer-2, atau menjadi penambang Bitcoin.

Perkembangan Jaringan Bitcoin

Meskipun sudah berumur lebih dari 10 tahun, Bitcoin masih relatif sama dengan visi Satoshi Nakamoto. Perdebatan tentang pengembangan Bitcoin biasanya berakhir dengan terciptanya blokchain baru hasil dari hard fork seperti BCH (Bitcoin Cash) dan BSV (Bitcoin Satoshi Vision). Dengan tidak adanya central authority atau otoritas pusat, pembaruan jaringan Bitcoin perlu melalui proses sistematis yang disebut sebagai Bitcoin Improvement Proposal (BIP). Proses diskusi, pengenalan, dan penyetujuan BIP dilakukan dalam forum Github komunitas pengembang Bitcoin. BIP terbaru yang dimasukkan ke daftar proposal adalah BIP-0327 yang mengatur tentang Musig2, sebuah upaya implementasi multi-signature di jaringan Bitcoin.

Salah satu aspek penting lain dari perkembangan jaringan Bitcoin adalah Bitcoin Core. Bitcoin Core adalah aplikasi klien yang digunakan untuk mengakses jaringan Bitcoin. Platform ini resmi dikelola oleh pengembang yang merupakan bagian dari yayasan Bitcoin. Banyak pembaruan BIP langsung diterapkan ke platform Bitcoin Core. Bitcoin Core juga berperan sebagai dompet digital seperti MetaMask yang bisa dipakai untuk menyimpan, mengirim, dan menerima BTC.

Perkembangan terbaru dalam jaringan Bitcoin mencakup dua aspek utama: privasi dan skalabilitas. Pertama, ada peningkatan privasi melalui pengenalan Taproot. Taproot adalah sebuah upgrade yang memisahkan transaksi kompleks dengan transaksi sederhana. Hal ini memperkuat fungsibilitas Bitcoin, karena sulit untuk melacak dan mengaitkan transaksi individual dengan pengguna tertentu. Transaksi Taproot akan memiliki kode berbeda di blockchain dan pembaruan ini adalah salah satu fondasi untuk pembuatan NFT di Bitcoin. BIP-0341 Taproot diimplementasi sebagai soft fork pada blok 709.632, 14 November 2021.

bitcoin lightning network
Linimasa adopsi Lightning Network Bitcoin. Sumber: Coin Telegraph.

Kedua, perkembangan jaringan Bitcoin yang sangat penting adalah solusi layer-2 seperti Lightning Network (LN). Lightning Network adalah protokol yang memungkinkan transaksi off-chain Bitcoin. Dengan menggunakan Lightning Network, pengguna dapat melakukan transaksi dengan cepat dan biaya yang lebih rendah. Lightning Network meningkatkan skalabilitas Bitcoin dengan mengurangi kepadatan transaksi di jaringan utama.

Salah satu perusahaan yang mengembangkan penggunaan LN ke beberapa negara adalah Strike. Strike sudah beroperasi di Filipina, El Salvador, Kenya, Gana, dan Nigeria. Di luar Lightning Network, Stacks dan Rootstock merupakan blockchain layer 2 yang sedang dibangun di Bitcoin. Keduanya memfasilitasi perkembangan smart contract dan DeFi di atas jaringan Bitcoin.

Perkembangan Protokol Terbaru di Bitcoin

Selain dua pembaruan aspek privasi dan skalabilitas yang dijelaskan di atas, terdapat beberapa tren baru yang berkembang di Bitcoin. Tren ini membawa berbagai kegunaan baru yang sebelumnya tidak pernah dilakukan di jaringan Bitcoin. Selain itu, perkembangan ini juga menimbulkan perdebatan di komunitas Bitcoin. Banyak yang merasa protokol-protokol baru ini tidak sesuai dengan visi Satoshi Nakamoto. Namun, banyak juga yang mendukung protokol-protokol ini karena membawa kegunaan baru di jaringan Bitcoin.

1. Bitcoin Ordinals

Ordinals adalah sebuah platform yang memungkinkan NFT atau Inscription di jaringan Bitcoin. Protokol Ordinals memungkinkan Inscription NFT dengan memanfaatkan beberapa teknologi yang sudah ada di Bitcoin yaitu Taproot (2021), SegWit (2017), dan teori ordinal (2022). Dalam Ordinals, kamu membuat NFT dengan cara memahat atau inscribing konten NFT seperti gambar, video, teks, atau dokumen lainnya ke unit terkecil Bitcoin yaitu Satoshi. Setelah memahat NFT ke dalam salah satu Satoshi, kamu bisa melacaknya menggunakan platform Ordinals lewat angka ordinal unik yang dimiliki setiap Satoshi. Ordinals memicu tren pembuatan koleksi NFT di jaringan Bitcoin.

ordinals inscription bitcoin
Data total Inscription Ordinals di Bitcoin. Sumber: Dune.

Platform Ordinals sendiri diluncurkan pada awal Januari 2023. Sampai saat ini (12 Mei 2023), sudah ada 5,7 juta Inscription yang dibuat di jaringan Bitcoin. Data di Dune Analytics menunjukkan bahwa total biaya transaksi yang dibutuhkan untuk menciptakan Ordinals sudah mencapai $32 juta dolar. Lebih lanjut lagi, angka pembuatan Inscription tertinggi baru saja terjadi pada 7 Mei lalu, dengan total 400.000 Inscription dalam sehari.

Kamu bisa membaca lebih dalam tentang Apa Itu Ordinals? Mengenal Inovasi NFT Bitcoin – Pintu Academy

Ordinals menjadi permulaan Bitcoin kembali menarik perhatian pengembang dan komunitas crypto di Twitter. Bahkan, Ordinals menjadi fondasi terciptanya BRC-20, standar token pertama di Bitcoin.

2. Eksperimen BRC-20

bitcoin brc-20
@domodata melakukan eksperimen untuk menciptakan BRC-20 di Ordinals.

BRC-20 adalah sebuah eksperimen untuk menciptakan format standar untuk token di atas jaringan Bitcoin. Seperti namanya, token BRC-20 mengambil inspirasi dari standar ERC-20 di Ethereum dan memiliki fungsi yang sama: memungkinkan pengembang menciptakan token yang fungible di atas Bitcoin. Token BRC-20 dibuat dengan memanfaatkan protokol Ordinals. Eksperimen ini dimulai oleh akun Twitter @domodata yang mengirimkan cuitan pada 9 Maret 2023 tentang percobaan menciptakan BRC-20. Sekarang, ia sudah menciptakan halaman github yang memiliki penjelasan lengkap tentang BRC-20, termasuk cara pengoperasiannya.

Token BRC-20 diciptakan menggunakan protokol Ordinals dengan menyisipkan dokumen JSON berisi berbagai instruksi untuk membuat, mencetak token baru, dan mengirim BRC-20 ke akun lain. Gambar di atas adalah contoh cara membuat token BRC-20 baru. Saat ini (16 Mei 2023), kapitalisasi pasar token BRC-20 saat ini sudah mencapai $493 juta dolar. ORDI merupakan token BRC-20 dengan kapitalisasi pasar terbesar dan token BRC-20 yang pertama dibuat. Saat ini, token BRC-20 masih didominasi oleh token-token meme yang fungsinya hanya sebagai spekulasi untuk trader.

brc-20 tokens ordinals
Daftar token BRC-20. Sumber: BRC-20.io.

Jika kamu ingin mencoba membeli, menjual, atau membuat token BRC-20, kamu harus mengunduh dompet digital Unisat. Kamu bisa membuat dompet baru di Unisat (pilih tipe alamat Taproot) dan mulai melakukan minting BRC-20 atau membeli (harus mendapatkan 20 poin Unisat dengan melakukan 20 transaksi). Hal yang perlu diperhatikan tentang bertransaksi BRC-20 adalah kamu perlu memiliki biaya transaksi yang cukup. Pembuatan, penjualan dan pembelian BRC-20 masih sangat rumit dan kamu perlu paham cara kerja on-chain Bitcoin.

3. Bitcoin STAMPS

Bitcoin STAMPS
Tampilan halaman utama Bitcoin STAMPS.

Bitcoin STAMPS (Secure Tradeable Art Maintained Securely) adalah sebuah protokol NFT yang memanfaatkan platform Counterparty dan menyisipkan gambar di bagian unspent transaction outputs (UTXOs). STAMPS menyisipkan kode STAMP:base64 di bagian kunci deskripsi. Platform Counterparty bisa membaca kode tersebut lalu menjalankannya sebagai transaksi bare multisig (transaksi multisig yang disisipkan dengan data NFT) ke jaringan Bitcoin.

Akibat diperlakukan sebagai multisig output dan memiliki kode STAMP: , NFT pada STAMPS memiliki batas ukuran gambar 24×24 piksel dalam bentuk PNG atau GIF. Artinya, rata-rata ukuran STAMPS adalah 5-7 KB, berbeda jauh dengan batas 2 MB Ordinals. Dengan ukuran tersebut, STAMPS sangat ideal untuk NFT berbentuk piksel.

Meski ukuran STAMPS lebih kecil dari Ordinals, pembuatan NFT STAMPS membutuhkan daya komputasi lebih berat dan memakan biaya gas lebih besar. STAMPS tidak memanfaatkan diskon SegWit seperti Ordinals karena menyisipkan gambar pada UTXO dan menggunakan kode STAMP.

Alasan STAMPS memberlakukan batasan ini adalah agar NFT STAMPS tidak bisa disensor oleh node karena ia disimpan di set UTXO. Ini merupakan kebalikan dari Ordinals yang bisa disensor karena berada di bagian witness (istilahnya prunable). Dengan begitu, STAMPS dijamin tersimpan di blockchain Bitcoin secara permanen. Kamu bisa mencoba mempelajari cara membuat STAMPS di dokumen ini.

Saat ini, sudah ada sekitar 30.000 STAMPS yang dibuat. Selain itu, sama seperti BRC-20, STAMPS juga memiliki standar token SRC-20. SRC-20 memanfaatkan fitur STAMPS di mana pengguna bisa langsung mencetak sejumlah token dari koleksi yang sama. Sama seperti BRC-20, saat ini SRC-20 juga digunakan untuk menciptakan memecoin dan belum memiliki kegunaan jelas.

4. Bitcoin Layer-2: Lightning Network, Stacks, dan RSK

bitcoin layer 2
Beberapa layer 2 Bitcoin. Sumber: @FOMO_insights.

Perkembangan jaringan layer 2 Bitcoin berhasil mencapai popularitas akibat Lightning Network. LN terbukti bisa meningkatkan skalabilitas Bitcoin tanpa mengorbankan keamanan. Ia membuat transaksi BTC menjadi lebih murah dan lebih cepat, membuatnya ideal untuk jaringan pembayaran. Adopsi LN merupakan bukti bahwa semakin banyak pihak masih ingin memanfaatkan BTC.

Di luar Lightning Network, dua proyek layer 2 di BTC yang sedang menarik perhatian adalah RIF (RSK) dan Stacks. Stacks (STX) adalah proyek layer 2 Bitcoin yang memungkinkan fitur aplikasi terdesentralisasi (DApps) berbasis smart contract. Stacks dibuat untuk menciptakan ekosistem DeFi di atas Bitcoin. Saat ini, beberapa aplikasi yang sudah diluncurkan di Stacks adalah Alex (DEX), Arkadiko (protokol stablecoin), dan marketplace NFT Gamma. Stacks memiliki TVL senilai $36 juta dolar, dengan $34 juta-nya disumbang oleh Alex.

RIF atau Rootstock Infrastructure Framework adalah ekosistem yang dibangun di atas sidechain Rootstock (RSK). Rootstock adalah sidechain Bitcoin yang kompatibel dengan EVM. Seperti Stacks, platform RIF juga mendukung aplikasi berbasis smart contract di Bitcoin. RIF memiliki ekosistem aplikasi seperti rollup berbasis teknologi ZK, RIF Wallet, dan RIF Name Service (RNS).

Apakah Perkembangan ini Positif atau Negatif?

Perkembangan-perkembangan non-konvensional di jaringan Bitcoin seperti Ordinals dan Bitcoin STAMPS menciptakan kontroversi di kalangan komunitas BTC. Pada dasarnya perkembangan ini menciptakan dua kubu berbeda, kubu pertama ingin Bitcoin mengikuti tren kegunaan dan kubu kedua ingin BTC tetap mengikuti visi Satoshi sehingga menganggap perkembangan ini tidak berguna dan tidak perlu.

Dhea Rezkitha, pendiri kelas Bitcoin, menganggap transaksi seperti Ordinals dan BRC-20 tetap valid dan Bitcoin didesain untuk memprioritaskan siapa yang bisa membayar block space, terlepas dari jenis transaksi apa yang masuk. Michael Saylor, salah satu pendiri Microstrategy, berkata bahwa perkembangan seperti Ordinals merupakan katalis bagi adopsi Bitcoin.

Kubu oposisi menganggap transaksi Ordinals membuat jaringan Bitcoin menjadi padat dan membuat biaya transaksi meroket. Bahkan, beberapa blok sempat sulit diproses pada 8 Mei 2023. Beberapa orang di komunitas Bitcoin menganggap Ordinals “merusak” jaringan Bitcoin dan menganggu fungsi utama Bitcoin yaitu sebagai jaringan pembayaran. Volume transaksi tinggi pada 8 Mei membuat pengguna yang ingin mengirim transaksi harus membayar sekitar $20 dolar untuk biaya transaksi. Bahkan, Luke Dashjr, seorang pengembang Bitcoin populer, membuat proposal untuk memblokir transaksi Ordinals dan BRC-20.

Di sisi lain, penambang BTC mendapatkan keuntungan sangat besar oleh popularitas Ordinals, STAMPS, dan BRC-20. Seorang penambang mendapatkan 6,7 BTC dari satu blok pada 8 Mei, lebih dari subsidi blok 6,25 BTC. Aktivitas-aktivitas ini memberikan sumber pendapatan baru bagi penambang Bitcoin. Dengan skema halving yang akan terus memotong imbalan miners, perkembangan ini menjadi hal yang sangat positif bagi komunitas penambang Bitcoin.

Apa yang Bisa Kamu Lakukan Sebagai Investor BTC?

  • Mencoba NFT di Bitcoin: Kamu bisa mencoba membeli atau mencetak NFT di jaringan Bitcoin menggunakan Ordinals atau STAMPS. Biaya transaksi Ordinals lebih murah dan ia lebih populer sementara STAMPS memberikan jaminan bahwa NFT-mu tidak akan pernah hilang.
  • Berinvestasi pada token L2 Bitcoin: Jika kamu memiliki perspektif positif terhadap berbagai perkembangan di jaringan Bitcoin, berinvestasi pada token L2 BTC bisa menjadi pilihan untukmu. STX, RIF, dan ALEX adalah beberapa aset L2 di Bitcoin. Jangan lupa untuk melakukan riset terlebih dahulu sebelum membeli.
  • Mencoba token BRC-20 di Bitcoin: Jika kamu lebih berani mengambil risiko, token-token meme BRC-20 sedang mengalami kenaikan tren. Meskipun saat ini masih terbatas terhadap memecoin, bukan tidak mungkin token BRC-20 memiliki utilitas yang lebih jelas ke depannya.
  • Menjadi Miner Bitcoin: Dari semua perkembangan teknologi yang ada di Bitcoin, pihak yang paling diuntungkan adalah penambang atau miners BTC. Semua aktivitas yang bisa menarik lebih banyak pengguna Bitcoin akan menjadi keuntungan bagi penambang BTC. Dengan aktivitas yang naik, penambang akan terus meraup keuntungan dari biaya transaksi. Kamu bisa mencoba menjadi penambang (full node) untuk memanfaatkan momentum ini.

Kesimpulan

Perkembangan jaringan Bitcoin telah melihat inovasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dua di antaranya adalah peningkatan privasi melalui Taproot dan adopsi Lightning Network sebagai solusi layer-2 telah meningkatkan skalabilitas Bitcoin. Selain itu, protokol NFT Ordinals dan Bitcoin Stamps telah menciptakan kontroversi di komunitas Bitcoin. Selain itu, standar token baru BRC-20 dan SRC-20 juga menciptakan tren baru di komunitas kripto. Beberapa pihak menganggap bahwa perkembangan seperti Ordinals tidak sesuai dengan fungsi jaringan Bitcoin. Meskipun ada pendapat yang berbeda tentang perkembangan ini, kita tidak bisa menyangkal bahwa ia membawa kegunaan baru dan potensi ekonomi yang menarik di jaringan Bitcoin. Bagi investor, ada kesempatan untuk mencoba NFT, berinvestasi dalam token layer-2, atau bahkan menjadi penambang Bitcoin.

Referensi

Penulis:Ari Budi Santosa

Bagikan