Cryptocurrency adalah mata uang digital yang bisa digunakan untuk bertransaksi secara virtual. Ada juga yang menggunakan mata uang crypto sebagai aset investasi. Sejak diperkenalkan pada satu dekade lalu, nilai mata uang crypto sangat jauh berbeda. Harga Bitcoin pada Februari 2021 setara dengan Rp734,9 juta.
Baca Juga: Daftar Komunitas Bitcoin yang Dapat Kamu Cek
Saat ini, ada sejumlah perusahaan dunia yang menyediakan metode pembayaran dengan cryptocurrency, sebut saja Overstock, Whole Foods, Home Depot, bahkan Starbucks. Elon Musk, pendiri Tesla Inc juga merencanakan pembelian mobil Tesla kini bisa dilakukan dengan aset Bitcoin.
Terkait cryptocurrency, salah satu istilah yang mungkin pernah kamu dengar adalah airdrop crypto. Apa itu airdrop crypto? Ini adalah koin-koin gratis yang biasanya diberikan oleh perusahaan yang menciptakan mata uang crypto kepada anggota komunitasnya.
Airdrop crypto merupakan salah satu bentuk strategi pemasaran. Tujuannya untuk memperluas kesadaran publik akan penggunaan mata uang crypto baru. Dengan strategi ini, diharapkan terjadi pertumbuhan viral di media sosial dan internet.
Dikutip dari Investopedia, airdrop crypto melibatkan pengiriman koin gratis ke dompet anggota komunitas blockchain. Mata uang virtual baru akan dikirim kepada para anggota setelah mereka melakukan layanan sederhana, misalnya membagikan informasi tentang mata uang baru tersebut ke media sosial atau terhubung dengan anggota lain.
Konsep apa itu airdrop crypto tak lepas dari dua sisi, yaitu keuntungan dan kerugian yang muncul dari penggunaannya. Sebagai cara untuk “menonjol” di tengah persaingan mata uang crypto baru, metode airdrop crypto dinilai cukup berperan.
Selain sebagai sarana promosi, airdrop crypto juga merupakan salah satu cara agar mata uang digital digunakan secara luas. Ini merupakan salah satu kunci agar cryptocurrency dapat berhasil. Tanpa pengguna, mata uang tentu tak ada nilainya.
Di sisi lain, airdrop crypto berpotensi menciptakan skema pump-and-dump. Hal ini disampaikan oleh Pierre Rochard, pendiri Bitcoin Advisory. Dalam skema tersebut, pemilik uang crypto bisa meningkatkan nilai uang secara artifisial agar mendapatkan untung secara cepat.
Setelah mengetahui apa itu airdrop crypto, kamu bisa mencoba untuk mendapatkan airdrop crypto. Sebelumnya, ada beberapa tools yang perlu dimiliki, yaitu:
Kamu bisa menggunakan MetaMask atau MyEtherWallet. Untuk jangka panjang, kamu pilih wallet Ledger Nano S. Wallet Ethereum harus aktif. Jika hanya digunakan untuk mendapatkan koin, wallet tidak akan menerima airdrop crypto. Ada tim koin yang akan menyeleksi status wallet yang digunakan.
Akun Telegram adalah tool yang digunakan untuk bertukar pesan oleh ICO. Kamu perlu tetap mengaktifkan akun ini sebelum menerima koin pada wallet Ethereum agar tidak didiskualifikasi.
Sebagian perusahaan yang menyediakan fasilitas airdrop crypto juga biasanya mengharuskan pengguna melakukan follow di Twitter. Bahkan, ada yang meminta anggota untuk melakukan retweet sejumlah cuitan.
Kamu juga wajib mempersiapkan alamat email untuk kebutuhan konfirmasi.
Dibutuhkan waktu sekitar 1-2 bulan hingga koin bisa diterima. Kamu bisa mengetahui status penerimaan koin dengan mengunjungi Etherscan. Jika token sudah tersedia, akan muncul Token Tracker. Kamu bisa langsung menariknya melalui MyEtherWallet.
Karena cukup mudah untuk didapatkan, sebagian orang berburu koin-koin gratis ini. Bahkan, ada yang telanjur terjebak untuk berinvestasi. Padahal, airdrop crypto yang sah murni ditujukan untuk kegiatan promosi, bukan investasi modal.
Karena itu, kamu perlu menyadari kembali makna apa itu airdrop crypto sebelum menerima tawaran apa pun dari pihak lain. Hal ini berguna untuk menghindari potensi penipuan yang sering terjadi.
Baca Juga: Tips Trading Untuk Pemula; Kapan Harus Membeli dan Menjual?
Nah, jika ingin mencoba untuk berinvestasi crypto, kamu bisa mengunduh aplikasi Pintu terlebih dahulu. Aplikasi ini dibuat untuk memfasilitasi pengguna cryptocurrency melakukan jual/beli crypto dengan mudah. Download sekarang di sini!