Pengaruh yang kuat dari media sosial seringkali menyebabkan masyarakat mengutamakan gaya hidup yang sesuai tren dan melupakan manajemen finansial yang baik, termasuk di antaranya dengan berinvestasi. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai dampak negatif dari gaya hidup boros yang perlu kamu cermati agar tidak mengambil keputusan ekonomi yang kurang tepat.
Baca juga: 10 Ide Usaha Sampingan di Rumah dengan Modal Kecil
Masalah pertama yang sangat sering menghinggap pada mereka yang memilih jalur hidup boros adalah kurang sensitifnya mereka terhadap kondisi sosial orang banyak. Jika dibiarkan, masalah insensitivitas ini akan berkembang menjadi perubahan karakter yang cenderung akan merendahkan kondisi sosial orang lain. Pada tahap ini, biasanya orang-orang tersebut hanya akan mengukur standar seseorang berdasarkan tingkat kekayaan dan kekuatan finansialnya.
Kamu mungkin akan berpikir dua kali untuk memilih jalur hidup serba berlebihan ini ketika tahu bahwa dampak hidup boros juga bisa menyebar ke ranah kesehatan, terlebih jika gaya hidup boros yang dilakukan berkaitan dengan makan dan minum minuman yang tidak sehat secara berlebihan.
Selain masalah kesehatan fisik yang rentan akan penyakit, dampak negatif dari gaya hidup boros ternyata juga menggerogoti kemampuan pengelolaan mental dan psikologi seseorang. Khusus untuk masalah ini, kondisi yang disebut dengan FOMO atau Fear Of Missing Out adalah momok utamanya.
Dilansir dari DJKN Kemenkeu, FOMO adalah kondisi di mana seseorang memiliki rasa takut merasa “tertinggal” karena tidak mengikuti aktivitas tertentu yang sedang tren.
FOMO bisa berevolusi dengan cepat dalam bentuk perasaan was-was yang mengarah pada ketakutan yang biasanya muncul pada seseorang jika mereka melewatkan sesuatu hal yang baru dan trendy seperti berita, fashion, challenge dan beberapa hal lainnya.
Beberapa masalah psikologi yang seringkali muncul akibat kondisi ini di antaranya adalah depresi, rasa ketidakpuasan akan achievement, kurang menghargai diri-sendiri, kecanduan gadget dan kesalahan dalam pengelolaan keuangan.
Apa dampak negatif dari gaya hidup boros yang akan paling dirasakan pada mulanya? Salah satunya jelas adalah kondisi keuangan yang bermasalah.
Meskipun memiliki aliran pendapatan dan penghasilan yang besar, tidak jarang mereka yang memiliki gaya hidup boros tetap selalu merasa “kekurangan” dan bahkan tidak memiliki dana darurat, alokasi dana untuk investasi, dan lain sebagainya.
Sementara itu apabila gaya hidup berhutang dilakukan oleh mereka dengan penghasilan yang masih pas-pasan, berhutang seringkali menjadi salah satu jalan yang diambil untuk memenuhi gaya hidup yang diinginkan. Padahal, berhutang sendiri dapat memberikan dampak psikologi yang negatif.
Berhutang, secara psikologi dapat memiliki dampak buruk seperti pengelolaan emosi yang buruk, stress dan ketakutan, penolakan terhadap realita, depresi dan masih banyak lagi.
Baca juga: 15 Peluang Bisnis Online yang Menjanjikan
Sibuk dengan gaya hidup yang berlebihan bisa membuat seseorang lupa akan target dan visi hidupnya. Meski bukan sebuah vonis langsung, namun kecenderungan dan dampak buruk yang datang dengan adopsi gaya hidup boros sangat berpotensi untuk merusak hidup seseorang.
Dengan sederet tantangan finansial yang hadir bertubi-tubi akibat menumpuknya hutang, serta masalah psikologi yang akan terus mengganggu perkembangan diri, kesempatan untuk dapat bisa meraih impian akan jauh menjadi lebih sulit. Obsesi terhadap gaya hidup boros dan kemewahan bisa menjauhkan seseorang dari pola hidup sehat dan potensi pengembangan diri.
Sayangnya, mereka yang sudah terlanjur mengadopsi gaya hidup boros terkadang baru sadar akan dampak negatif dari gaya hidup tersebut ketika umur mereka telah memasuki masa senja.
Ketimbang memaksa untuk mengikuti tren yang hanya bertahan sekejap, maka akan jauh lebih baik untuk menghindari dampak negatif dari gaya hidup boros dan mengalihkan energi tersebut dengan menyiapkan masa depan yang ideal untuk diri kamu sendiri.
Salah satu caranya adalah dengan melakukan manajemen keuangan sekaligus belajar berinvestasi. Dengan manajemen finansial yang tepat, kehidupan di masa tua nanti bisa lebih terjamin dan sejahtera.
Belakangan ini, investasi crypto memang sedang banyak menarik minat masyarakat. Per Mei 2021 lalu, jumlah investor crypto di Indonesia bahkan telah mencapai 6,5 juta orang. Bagi kamu yang tertarik memulai investasi dan trading crypto secara mudah mulai dari Rp11.000 saja, download Pintu sekarang!
Referensi: