Jakarta, Pintu News ā Argentina baru saja mengumumkan langkah revolusioner dalam menangani kejahatan dengan mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI).
Langkah ini bertujuan untuk memprediksi dan mencegah kejahatan sebelum terjadi, menjadikan Argentina salah satu negara pionir dalam penerapan AI untuk keamanan publik. Mari kita lihat lebih dalam tentang inisiatif ini.
Pemerintah Argentina, melalui Kementerian Keamanan, telah mendirikan Unit Kecerdasan Buatan Terapan untuk Keamanan (UIAAS). Unit ini dipimpin oleh direktur kejahatan siber dan urusan siber, bersama dengan anggota dari Kepolisian Federal Argentina dan pasukan keamanan lainnya.
Baca juga: Model Bisnis OpenAI Tidak Berkelanjutan, Para Eksekutif Industri Tidak Sepakat!
Tujuan utama UIAAS adalah menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk menganalisis data kejahatan historis, memprediksi kejahatan di masa depan, dan membantu mencegahnya.
Analisis data ini mencakup identifikasi pola yang tidak biasa dalam jaringan komputer yang bisa menunjukkan ancaman siber, seperti malware dan phishing.
Selain itu, UIAAS juga akan menangani tugas-tugas berbahaya seperti penjinakan bom, serta meningkatkan kecepatan komunikasi antara polisi dan tim keamanan terkait.
Salah satu metode yang akan digunakan oleh UIAAS adalah memantau aktivitas media sosial untuk mendeteksi tanda-tanda komunikasi tentang potensi kejahatan di masa depan.
Analisis ini diharapkan dapat mengidentifikasi gerakan kelompok kriminal atau mengantisipasi gangguan yang mungkin terjadi. Dengan demikian, keamanan publik dapat ditingkatkan melalui pencegahan dini.
Namun, tidak semua pihak yakin akan efektivitas metode ini. Beberapa ahli dan pengguna media sosial mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai potensi pelanggaran privasi yang mungkin terjadi akibat pemantauan ini.
Misalnya, insinyur perangkat lunak terkenal, Grady Booch, mengungkapkan keraguannya tentang dampak jangka panjang inisiatif ini.
Meskipun inisiatif ini bertujuan baik, terdapat sejumlah kritik dan tantangan yang dihadapi. Beberapa pihak mempertanyakan biaya yang harus dibayar dalam hal privasi masyarakat.
David Arnal, seorang insinyur perangkat lunak, mempertanyakan bagaimana Argentina dapat menjaga keseimbangan antara keamanan dan privasi. Sementara itu, penulis Derrick Broze menyoroti kurangnya dukungan dari para pendukung politik tertentu terhadap inisiatif ini.
Selain itu, ada juga kekhawatiran mengenai standar keselamatan dari penerapan teknologi AI ini. Hal ini serupa dengan investigasi yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap OpenAI, pencipta ChatGPT, untuk memahami standar keselamatan dan praktik kerja perusahaan tersebut.
Dukungan terhadap inisiatif AI tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari komunitas internasional.
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa baru-baru ini mengesahkan resolusi yang mendorong negara-negara untuk melindungi hak asasi manusia, menjaga data pribadi, dan memantau risiko AI. Resolusi ini diinisiasi oleh Amerika Serikat dan didukung oleh 123 negara, termasuk China.
Secara keseluruhan, langkah Argentina ini sejalan dengan upaya global untuk memanfaatkan teknologi AI secara bertanggung jawab demi meningkatkan keamanan publik.
Dengan dukungan dan pengawasan internasional, diharapkan penerapan AI dalam keamanan dapat berjalan dengan efektif dan etis.
Di sisi lain, beberapa pihak tetap skeptis dan terus memantau perkembangan ini dengan kritis. Namun, inisiatif ini menunjukkan langkah maju yang signifikan dalam pemanfaatan teknologi untuk keamanan nasional.
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputarĀ crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*DISCLAIMER
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: