Meta Batal Produksi Headset Terbaru, Pertanda Kegagalan Ambisi VR?

Updated
August 25, 2024
Gambar Meta Batal Produksi Headset Terbaru, Pertanda Kegagalan Ambisi VR?

Jakarta, Pintu News – Meta, perusahaan induk dari Facebook, baru-baru ini menghentikan pengembangan headset generasi berikutnya yang diharapkan akan menjadi terobosan dalam dunia realitas virtual (VR).

Keputusan ini diambil setelah CEO Mark Zuckerberg menyatakan kekhawatirannya bahwa produk tersebut tidak akan laku di pasaran. Keputusan ini menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan Meta dalam industri VR yang masih dianggap sebagai pasar yang sangat niche. Simak berita lengkapnya berikut ini!

Tantangan Pasar VR: Masih Sebatas Niche?

virtual reality
Sumber: Adatis

Meskipun perusahaan teknologi besar seperti Sony, HTC, Meta, dan Google telah terjun ke pasar hardware VR, konsumen masih menganggap VR sebagai produk yang terbatas. Sebagian besar dari populasi yang mencoba VR mengalami “VR sickness” atau ketidaknyamanan saat menggunakan perangkat tersebut, sementara yang lain mungkin merasa enggan untuk mengenakan perangkat komputer di wajah mereka saat berada di tempat umum.

Di tengah tren yang ada, penggunaan headset VR/AR untuk komputasi spasial terus meningkat dalam dunia industri, terutama di antara perusahaan Fortune 100. Namun, adopsi oleh konsumen biasa masih jauh dari harapan.

Baca Juga: Shiba Inu Diprediksi Naik 60%: Inilah Kapan dan Mengapa!

Kerja sama Meta dengan RayBan untuk mengintegrasikan teknologi AI ke dalam kacamata stylish merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini, tetapi hasilnya belum dapat diprediksi.

Metaverse: Masalah Produk atau Platform?

apple metaverse
Sumber: Technology Innovators

Salah satu masalah utama yang dihadapi industri VR adalah kurangnya aplikasi unggulan yang dapat menarik minat konsumen. Sejauh ini, pengembang lebih fokus pada pengembangan hardware tanpa memiliki aplikasi yang benar-benar mengesankan.

Hal ini menyebabkan konsumen tidak merasa perlu untuk memilih antara layar smartphone atau perangkat VR, karena fungsionalitasnya yang belum jauh berbeda.

Dalam industri Web3, banyak pengembang yang berusaha menciptakan pengalaman metaverse yang bersifat agnostik perangkat, artinya tidak bergantung pada perangkat tertentu.

Baca Juga: 3 Meme Coin yang Diprediksi Meledak 200% di Bulan September 2024!

Ini dilakukan untuk menarik minat terhadap platform, produk, dan layanan yang mereka tawarkan, terutama karena banyak pengembang di industri Web3 tidak memiliki sumber daya untuk mengembangkan hardware canggih.

Namun, adanya kesenjangan antara ambisi hardware perusahaan besar dan pendekatan praktis dari pengembang independen dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya minat konsumen terhadap VR.

Masa Depan VR: Optimisme atau Skeptisisme?

Keputusan Meta untuk menghentikan pengembangan headset generasi berikutnya menunjukkan betapa beratnya tantangan yang dihadapi industri VR. Meskipun demikian, masih ada harapan bahwa VR suatu hari akan mencapai “momen iPhone”, di mana teknologi ini akan diterima secara luas oleh masyarakat.

Namun, hingga saat ini, VR masih merupakan teknologi yang berada di perbatasan antara optimisme besar dan skeptisisme yang mendalam.

Penutupan pengembangan ini juga bisa dilihat sebagai sinyal bagi industri VR untuk meninjau kembali strategi mereka. Mungkin sudah saatnya fokus dialihkan dari pengembangan hardware ke penciptaan aplikasi dan pengalaman yang benar-benar dapat mengubah cara konsumen berinteraksi dengan dunia digital.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.

*DISCLAIMER
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->