TON Society Desak Pembebasan Co-Founder Telegram, Pavel Durov, yang Ditahan di Prancis!

Updated
August 28, 2024
Gambar TON Society Desak Pembebasan Co-Founder Telegram, Pavel Durov, yang Ditahan di Prancis!

Jakarta, Pintu News – The Open Network (TON) Society, yang mewakili komunitas TON, telah mengeluarkan surat terbuka yang menyerukan pembebasan segera co-founder Telegram, Pavel Durov. Durov ditangkap pada tanggal 24 Agustus di Bandara Le Bourget, Paris, yang memicu kecaman dari berbagai pihak terkait penahanan tersebut. Simak berita lengkapnya di sini!

Tuntutan Pembebasan dan Pelanggaran Hak Asasi

Dalam surat tersebut, Masyarakat TON menyebut penahanan Durov sebagai “serangan langsung terhadap hak asasi manusia” dan mengkritiknya sebagai pelanggaran prinsip kebebasan berbicara. Kelompok ini berpendapat bahwa tindakan pemerintah Prancis bertentangan dengan nilai-nilai kebebasan dan ekspresi yang dijunjung tinggi oleh Eropa.

Masyarakat TON juga menyerukan kepada organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dewan Eropa, dan Uni Eropa untuk campur tangan dan mendesak Prancis agar menghormati hak asasi manusia.

Surat tersebut juga mengutip keputusan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa yang menyatakan bahwa alat enkripsi, seperti yang digunakan oleh Telegram, penting untuk melindungi kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Siap-Siap! Tanggal 6 atau 16 September Bisa Memicu Lonjakan Pasar Kripto, Termasuk Bitcoin!

Dukungan dari Perusahaan Teknologi dan Platform Media Sosial

ton society pembebasan pavel durov
Sumber: https://telegra.ph/Open-Letter-to-France-08-27

Masyarakat TON juga mendesak perusahaan teknologi dan platform media sosial lainnya untuk bersatu melawan sensor yang diberlakukan oleh negara dan melindungi hak-hak pengguna mereka.

Surat tersebut mencatat bahwa kebijakan moderasi konten Telegram mematuhi Undang-Undang Layanan Digital Uni Eropa, yang menunjukkan bahwa platform ini patuh terhadap standar regulasi.

Meskipun seruan untuk pembebasannya semakin kuat, otoritas Prancis memutuskan untuk tetap menahan Durov hingga 28 Agustus sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung terkait tuduhan bahwa seorang pengguna Telegram terlibat dalam aktivitas ilegal. Keputusan ini mendapat kritik dari mereka yang percaya bahwa pemerintah Prancis telah melampaui batas kewenangannya.

Baca Juga: 3 Faktor Utama yang Dipertimbangkan Justin Sun Sebelum Membeli Meme Coin!

Reaksi Pemerintah Prancis dan Tanggapan Publik

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menanggapi kritik tersebut dengan menyatakan bahwa penahanan Durov tidak bermotif politik. Namun, pernyataan ini belum cukup untuk meredakan kekhawatiran masyarakat yang semakin besar terhadap isu ini.

Kasus ini menyoroti ketegangan yang semakin meningkat antara pemerintah dan perusahaan teknologi, terutama yang berhubungan dengan kebebasan berekspresi dan hak-hak digital. Dukungan luas untuk pembebasan Durov dari komunitas internasional menegaskan pentingnya menjaga hak-hak ini dalam era digital saat ini.

Kesimpulan

Kasus penahanan Pavel Durov telah memicu reaksi luas dari berbagai kalangan, termasuk Masyarakat TON yang secara tegas mengecam tindakan ini sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Dengan dukungan dari komunitas internasional, harapan akan pembebasan Durov masih terbuka, sementara tekanan terhadap pemerintah Prancis terus meningkat.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.

*DISCLAIMER
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->