Jakarta, Pintu News – Di tengah ketidakpastian pasar cryptocurrency, dua altcoin besar, Chainlink dan Toncoin (TON), kehilangan momentum bullish mereka. Namun, satu proyek DeFi, DTX Exchange (DTX), semakin menarik perhatian investor cerdas dengan prospek pertumbuhan yang signifikan.
DTX Exchange saat ini tengah naik daun dengan prediksi kenaikan harga yang mengesankan, terutama setelah berhasil terdaftar di CoinMarketCap. Artikel ini akan membahas potensi DTX Exchange serta penurunan momentum pada Chainlink dan Toncoin.
DTX Exchange (DTX) baru saja mencatatkan dirinya di CoinMarketCap, dan sejak itu, harga token DTX melonjak hingga 300% dalam beberapa minggu terakhir. Token ini kini diperdagangkan pada harga Rp1.248 (setara dengan $0,08 USD), dengan prediksi analis bahwa harga bisa naik hingga 10x lipat sebelum akhir tahun.
Platform ini menawarkan model perdagangan hibrida yang menggabungkan fitur CEX (Centralized Exchange) dan DEX (Decentralized Exchange). Pengguna dapat menikmati transaksi cepat dan murah, serta tetap anonim, tanpa perlu melalui proses KYC yang umum di bursa lainnya. Selain itu, DTX mendukung perdagangan berbagai aset seperti forex, saham, opsi, indeks, dan ETF, sehingga memberikan fleksibilitas tinggi bagi para trader.
DTX Exchange juga tengah mengembangkan dompet digitalnya yang dapat menerima aset konvensional maupun digital, yang membuat platform ini semakin diminati oleh para pedagang yang mengutamakan privasi dan kenyamanan.
Baca Juga: 3 Token Kripto yang Berpotensi Meroket 300x di Pertengahan November 2024!
Chainlink (LINK) mengumumkan kerjasama baru dengan Swift untuk mengintegrasikan layanan pembayaran blockchain bagi organisasi keuangan. Kerjasama ini bertujuan untuk memfasilitasi penyelesaian aset digital dengan sedikit perubahan pada struktur yang ada saat ini. Hal ini diharapkan dapat menjembatani pasar DeFi (Decentralized Finance) dengan keuangan tradisional.
Meskipun ada optimisme terkait kerjasama ini, Chainlink telah berada dalam fase konsolidasi selama Oktober, diperdagangkan di antara Rp162.240 hingga Rp190.320 (setara $10,4-$12,2 USD). Beberapa analis memperkirakan harga Chainlink bisa mencapai Rp296.400 (setara $19 USD) dalam beberapa minggu mendatang, namun momentum bullish yang signifikan masih belum terlihat di pasar.
Toncoin (TON) mengalami penurunan tajam dalam jumlah alamat aktif di jaringannya setelah sebelumnya mendapatkan lonjakan besar berkat airdrop Telegram. Jumlah alamat aktif turun drastis dari 1,8 juta pada awal Oktober menjadi hanya 600 ribu pada 23 Oktober 2024, menurut data dari The Block. Penurunan ini disebabkan oleh ketidakpuasan pengguna terhadap airdrop yang dilakukan oleh Telegram.
Harga Toncoin juga turun 7% dalam sebulan terakhir dan saat ini diperdagangkan di bawah rata-rata pergerakan 50 harinya, yaitu Rp83.832 (setara $5,37 USD). Toncoin perlu menembus level ini untuk memulai tren kenaikan baru, namun jika gagal, harga token bisa terus menurun hingga Rp62.400 (setara $4 USD).
Di saat Chainlink dan Toncoin menghadapi tantangan di pasar, DTX Exchange muncul sebagai pilihan yang menjanjikan bagi para investor. Proyek ini diprediksi akan memberikan keuntungan hingga 10x lipat bagi mereka yang berpartisipasi dalam presale DTX. Dengan potensi bagi hasil dari pendapatan platform, DTX menjadi salah satu investasi crypto terbaik yang tersedia saat ini.
Baca Juga: 5 Cryptocurrency Teratas untuk Dipegang di Portofolio Kamu di Tahun 2025, Siap Untung?
Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi crypto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: