Jakarta, Pintu News – Dilansir dari Coingape (11/12/24), Altcoin Season Index baru-baru ini menunjukkan tanda-tanda puncak, yang menurut para analis dapat mengarah pada reli signifikan harga Bitcoin dalam beberapa bulan mendatang.
Dengan harga BTC yang saat ini menghadapi resistensi di level $100.000 (sekitar Rp1,59 miliar), analis percaya bahwa bull run Bitcoin belum berakhir.
Apakah ini saatnya Bitcoin melanjutkan kenaikannya?
Altcoin Season Index mengukur performa 50 altcoin teratas dibandingkan Bitcoin dalam periode 90 hari. Ketika indeks ini melebihi angka 60—yang menunjukkan bahwa lebih dari 60% altcoin mengungguli Bitcoin—historinya menunjukkan bahwa Bitcoin cenderung mencatatkan pengembalian positif di bulan-bulan berikutnya.
Baca juga: Bitwise Prediksikan Rekor Baru Bitcoin, Ethereum, dan Solana di Tahun 2025!
Menurut analisis dari VanEck, setelah indeks melampaui angka 60, rata-rata pengembalian harga Bitcoin adalah:
Dengan data dari 61 kejadian serupa, peluang Bitcoin mencatatkan pengembalian positif berada di kisaran 56,5% untuk 1 bulan, 59,9% untuk 3 bulan, dan 61,1% untuk 6 bulan. Berdasarkan pola ini, harga Bitcoin dapat mencapai $160.000 (sekitar Rp2,54 miliar) pada pertengahan 2025.
Dalam beberapa minggu terakhir, altcoin mengalami tekanan jual setelah reli besar-besaran yang dipicu oleh kemenangan Donald Trump dalam pemilu. Namun, analis melihat ini sebagai koreksi sehat yang menghapus ekses spekulasi di pasar.
Lebih lanjut, altcoin juga berhasil bangkit kembali dari super trendline, memberikan stabilitas pada pasar crypto secara keseluruhan.
Analis “IncomeSharks” mencatat permintaan yang kuat untuk Bitcoin di bawah $95.000 (sekitar Rp1,51 miliar), di mana zona tersebut terus dibeli secara agresif. Pola ini telah terjadi tujuh kali, memperkuat area tersebut sebagai level dukungan kritis.
Dengan tekanan beli yang konsisten, analis melihat potensi kenaikan harga lebih lanjut untuk Bitcoin.
Baca juga: Institusi AS Borong Bitcoin Saat Harga Anjlok ke $94.000: Apa Artinya untuk Pasar Crypto?
Platform analitik blockchain Santiment melaporkan bahwa penurunan harga Bitcoin ke $94.200 (sekitar Rp1,49 miliar) memicu gelombang FUD (fear, uncertainty, and doubt) di kalangan investor.
Namun, meningkatnya sentimen bearish ini sering kali menjadi indikator bullish, mengisyaratkan potensi pemulihan harga Bitcoin.
Selain itu, aliran dana ke ETF Bitcoin spot terus meningkat, memberikan dukungan tambahan pada harga Bitcoin. Pada hari Selasa (10/12/24), aliran bersih mencapai $438,5 juta (sekitar Rp6,96 triliun), dengan kontribusi terbesar dari BlackRock’s IBIT ($295,6 juta) dan Fidelity’s FBTC ($210,5 juta).
Secara keseluruhan, dengan data dari Altcoin Season Index, analis VanEck dan pendukung lainnya optimis bahwa Bitcoin akan melanjutkan kenaikannya dalam beberapa bulan mendatang.
Permintaan yang kuat di zona dukungan kritis, peningkatan aliran dana institusi, dan sentimen pasar yang berubah dapat menjadi katalis utama untuk harga Bitcoin mencapai level baru.
Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau klik Login Pintu jika kamu telah terdaftar.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: