Pemerintah Inggris merilis sebuah makalah yang berisi RUU Dokumen Perdagangan Elektronik, yang memungkinkan bisnis Inggris untuk berdagang secara global tanpa memerlukan dokumen dan birokrasi.
RUU tersebut diperkenalkan di Parlemen Inggris pada 13 Oktober 2022 yang lalu dan akan meningkatkan aktivitas perdagangan antar negara senilai lebih dari £1,4 triliun.
Dilansir dari laman CryptoTvplus, RUU tersebut akan meminimalkan dokumen perdagangan kertas yang umumnya perlu dicetak dan didistribusikan ke seluruh negara. Peralihan dokumen berbasis kertas ke dokumen perdagangan elektronik berbasis blockchain dinilai akan meningkatkan keamanan dan mempermudah pelacakan catatan.
Meskipun demikian, beberapa jenis dokumen business-to-business seperti Bills of Lading dan Bills of Exchange akan tetap diterbitkan dengan basis kertas atas dasar peraturan undang-undang yang sudah berlaku sejak lama.
Baca Juga: El Salvador Kenalkan Layanan “Bitcoin Tap-to-Pay” Bolt Card
Untuk mendukung adopsi teknologi blockchain ini, Komisi Hukum Inggris telah mengembangkan RUU Dokumen Perdagangan Elektronik untuk wilayah Inggris dan Wales. RUU Dokumen Perdagangan Elektronik di Inggris ini dinilai akan mendorong fleksibilitas bisnis Inggris dan memperkuat perdagangan Inggris.
Penguatan perdagangan Inggris ini dikarenakan dokumen perdagangan digital akan ditempatkan pada landasan hukum yang sama dengan dokumen setara berbasis kertas. RUU tersebut juga akan sangat mengurangi biaya administrasi, menghilangkan hambatan hukum juga birokrasi yang rumit, dan meningkatkan bisnis Inggris sebesar £1,14 miliar selama periode 10 tahun.
Menurut Trade Finance Global, teknologi blockchain akan sangat mempersingkat waktu pemrosesan kontrak perdagangan dari 7-10 hari menjadi sekitar 20 detik saja.
Asosiasi Pengiriman Kontainer Digital memperkirakan bahwa tabungan global kolektif akan terkumpul sejumlah £3,6 miliar ($4 miliar) setiap tahun jika 50% industri pengiriman peti kemas mengadopsi bill of lading elektronik.
Perdagangan internasional usaha kecil dan menengah juga diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 13% jika sistem perdagangan telah mengalami peralihan dari sistem konvensional ke sistem digital.
Tak hanya menguntungkan secara materi, adopsi teknologi blockchain ini juga dinilai ramah lingkungan. Berdasarkan temuan World Economic Forum (WEF), digitalisasi dokumen perdagangan dapat meminimalkan 12% emisi karbon global dari industri logistik.
Sekretaris Digital Michelle Donelan mengatakan bahwa adopsi teknologi blockchain ini akan memungkinkan Inggris untuk berdagang secara global tanpa birokrasi yang rumit. Dia menambahkan bahwa Inggris akan fokus mengembangkan modernisasi sistem perdagangan yang lama.
Menurutnya, Inggris adalah pusat pembangunan sistem perdagangan internasional di abad ke-19 dan di abad ke-21 ini, Inggris akan memimpin dunia untuk meningkatkan perdagangan global. Ia menambahkan bahwa RUU tersebut akan memodernisasi undang-undang lama seperti Bills of Exchange Act 1882 dan Carriage of Goods by Sea Act 1992.
Baca Juga: Bank Tertua di Amerika Serikat Luncurkan Layanan Crypto!
Chris Southworth, Sekretaris Jenderal, International Chamber of Commerce Inggris, mengatakan bahwa RUU tersebut akan menguntungkan ekonomi Inggris dan membantu melacak aliran barang dan dana yang berkelanjutan.
Southworth meyakini bahwa industri perdagangan memainkan peran besar dalam ekonomi global sehingga digitalisasi perdagangan dinilai sangat penting untuk membangun sistem yang lebih berkelanjutan.
Referensi: