Korea Selatan merupakan salah satu negara yang masyarakatnya sangat paham dengan perkembangan teknologi dunia dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Baru-baru ini, beredar berita bahwa Korea Selatan berencana untuk menawarkan digital identity kepada warganya yang memiliki smartphone. Digital identity ini akan diintegrasikan dengan blockchain.
ID yang ditanamkan pada smartphone mereka nantinya adalah salah satu teknologi terbaru yang bisa menopang ekonomi digital yang telah berkembang, terlebih karena belakanga ini, lebih banyak orang yang memilih untuk bekerja dari rumah (WFH), melakukan pembayaran tanpa uang tunai (cashless), dan menjelajahi metaverse.
Baca Juga: Iran Adopsi Teknologi Blockchain dan Segera Luncurkan Digital Rial
Dilansir dari Bloomberg, ID digital mampu menyederhanakan verifikasi di web, menghilangkan kebutuhan untuk memotret sertifikat atau masuk melalui kode otentikasi yang dikirim melalui teks. Sebaliknya, kegiatan seperti mengajukan tunjangan negara, mentransfer uang atau bahkan memberikan suara, hanya dengan menggunakan pin atau sidik jari saja.
Dikutip dari Bloomberg, “ID digital dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang besar di bidang keuangan, perawatan kesehatan, pajak, transportasi, dan area lainnya dan dapat menyebar dengan cepat di antara penduduk Korea,” ucap Hwang Seogwon, seorang ekonom di Institut Kebijakan Sains dan Teknologi Korea.
Seogwon juga menambahkan, “Tetapi harus ada penilaian risiko yang lebih mendalam secara teknologi untuk memastikan bahayanya tidak melebihi manfaatnya,” tambahnya.
Baca Juga: JPMorgan dan Visa Kenalkan Pembayaran Blockchain Lintas Batas
World Bank atau Bank Dunia juga menyebut bahwa ID digital sebagai ‘game-changer’. Tak hanya itu, McKinsey & Co. juga melihat potensi teknologi ini untuk meningkatkan output domestik bruto suatu negara hingga 13% dan memangkas biaya bisnis hingga triliunan dolar.
Dikutip dari BnnBloomberg, perkiraan McKinsey didasarkan pada penggunaan ID digital yang luas, menghemat waktu dalam pekerjaan administrasi, mengurangi penipuan penggajian, memperluas kredit konsumen, memfasilitasi perdagangan, dan menghasilkan pasar baru.
Direktur Jenderal Biro Pemerintah Digital Korea, Suh Bo Ram, menyampaikan bahwa setiap layanan yang belum bisa sepenuhnya bertransisi ke online, saat ini akan segera dapat tertransisi.
Suh Bo Ram juga menambahkan bahwa Korea bisa meraup setidaknya 60 triliun won ($42 miliar), atau 3% dari PDB, dalam nilai ekonomi di satu dekade.
Semangat penduduk Korea saat ini menempati peringkat No. 1 di dunia dalam hal antusiasme dan kemampuan untuk menerapkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, bisnis, dan pemerintahan, menurut Portulans Institute, sebuah lembaga yang berbasis di Washington.
Korea akan meluncurkan ID digital pada tahun 2024 dan mengupayakan penerapannya oleh 45 juta warga dalam waktu dua tahun.
Warga Korea saat ini mengandalkan kartu registrasi penduduk, yang mana mirip dengan kartu jaminan sosial AS, yang digunakan untuk mengidentifikasi diri mereka. Lalu, sebuah aplikasi akan menyematkan ID tersebut ke perangkat seluler.
Dikutip dari Bloomberg, salah satu rintangan yang harus dihadapi adalah setiap individu harus datang ke kantor pemerintahan dan membayar sejumlah biaya untuk memperbarui kartu identitas mereka. Namun, Bo Ram meyakini bahwa rintangan akan sebanding dengan manfaatnya yang diperoleh.
Berdasarkan rencana tersebut, pemerintah tidak akan memiliki akses ke informasi yang disimpan di smartphone warga, termasuk rincian ID digital siapa yang digunakan, bagaimana mereka digunakan dan di mana, karena sistem akan bergantung sepenuhnya pada identitas terdesentralisasi, untaian canggih teknologi blockchain.
Referensi: