Baru â baru ini, ramai menjadi perbincangan di kalangan investor crypto terkait turunnya harga FTT dan keruntuhan FTX. Pasalnya, permasalahan tersebut memberikan dampak yang cukup besar bagi industri crypto.
Dilansir dari Cointelegraph, banyak investor yang masih belum tahu pasti mengenai kondisi market setelah hal tersebut terjadi, karena kondisinya yang tidak bisa diprediksi. Tidak sedikit investor yang takut dengan kondisi market setelah kejadian tersebut, bahkan ada juga beberapa investor besar di industri crypto yang memutuskan untuk vakum berinvestasi dalam beberapa tahun kedepan.
Namun, Bitcoin (BTC) masih menjadi salah satu koin crypto terkuat setelah insiden FTX meskipun mengalami sedikit penurunan harga. Dikutip dari Cointelegraph, berikut ini adalah 5 hal yang perlu diketahui mengenai kondisi Bitcoin saat ini. Apa sajakah itu? Simak berita lengkapnya berikut ini!
Dilansir dari Cointelegraph, salah satu kemungkinan penyebab perubahan harga BTC adalah karena adanya masalah FTX beberapa hari yang lalu. Dikutip dari market Pintu, grafik BTC dengan rentang waktu 1 minggu, yakni dari tanggal 10 November â 17 November 2022 menunjukkan bahwa terjadi penurunan sebesar 1,76% dengan menyentuh harga terendah di Rp247.452.098 pada 14 November 2022.
Pada Minggu, 13 November 2022, menurut data dari perusahaan analitik on-chain CryptoQuant, sebanyak 1.500 BTC keluar dari salah satu altcoin exchange ternama. Lalu, pada Senin, 14 November 2022, diketahui ada 800 BTC juga yang keluar dari exchange tersebut. Berdasarkan data dari CryptoQuant, exchange BTC memiliki cadangan sebanyak 2,09 juta BTC. Namun, CryptoQuant juga mengatakan bahwa jumlah tersebut mungkin tidak menunjukkan keadaan sebenarnya.
Karena masih banyak ketidakpastian yang terjadi di market crypto, tidak mudah untuk para analis membuat prediksi tentang harga BTC. Beberapa analis seperti Matthew Hyland, Crypto Tony, hingga il Capo of Crypto mengeluarkan hasil analisanya masing-masing terkait harga BTC. Ada yang menganalisa bahwa posisi grafik BTC akan melewati kondisi âbearishâ, ada pula yang menganalisa bahwa altcoin nantinya akan turun hingga 50%, dan masih banyak lainnya.
Sementara itu, pada Senin 14 November 2022 yang lalu, Elon Musk memposting cuitan di akun Twitter-nya bahwa, âBTC akan bertahan, tapi âmusim dinginâ ini akan berlangsung cukup lama.â Cuitan tersebut pasalnya merupakan balasan thread dari @jason yang berkata bahwa âBitcoin sekarang $16.000, yang mana turun dari harga $69.000 setahun yang lalu, bagaimana kondisi harganya dalam satu tahun kedepan?â.
Sementara harga Bitcoin dan cryptocurrency lainnya turun hingga lebih dari 25% dalam beberapa hari, pasar saham Amerika Serikat (AS) meningkat dengan drastis. Perusahaan riset Santiment mengatakan bahwa terdapat perbedaan yang jelas antara Bitcoin dan aset yang berisiko. Hal itu telah membantu memutus korelasi yang telah berlangsung selama setahun terakhir.
Holger Zschaepitz, seorang analis pasar, juga menunjukkan bahwa perbedaan antara Bitcoin dan Nasdaq semakin besar. Nasdaq atau Nasdaq Stock Market merupakan bursa saham yang berbasis di Amerika Serikat, New York City. Dilansir dari cointelegraph, perbedaan yang mencolok dapat dilihat melalui grafik mingguan Bitcoin dan Nasdaq. Grafik Bitcoin cenderung turun, sedangkan Nasdaq naik. Cointelegraph juga mengungkapkan bahwa hal itu kemungkinan adalah hal yang baik bagi perekonomian secara keseluruhan, karena kekuatan dolar AS juga bergerak dengan cara yang berbeda.
Dilansir dari Cointelegraph, data on-chain menunjukkan bahwa ketika nilai tukar BTC/USD mencapai titik terendah multi-year minggu lalu, para investor besar dan kecil melakukan âbuy the dipâ, yakni membeli koin ketika harga sedang turun atau terjadi penurunan.
Perusahaan analitik on-chain Glassnode, menemukan bahwa jumlah dompet yang berisi 1 hingga 10 BTC meningkat secara drastis. Para âwhaleâ Bitcoin, yang memegang Bitcoin paling banyak, juga tampaknya mengikuti tren tersebut. Glassnode menunjukkan bahwa para âwhaleâ Bitcoin tersebut ini memiliki lebih dari 10.000 BTC di dompet mereka, bahkan hingga kini masih terus bertambah.
Berdasarkan data dari CryptoQuant, para penambang saat ini sedang tidak dalam kondisi akumulasi. Setelah mengalami penurunan harga yang besar di minggu lalu, jumlah BTC yang dipegang oleh penambang masih belum bertambah.
Pada saat artikel ini ditulis, cadangan penambang telah turun dari 1.858.271 BTC pada 8 November 2022 menjadi 1.853.606 BTC. Meski begitu, jumlah cadangan tersebut masih lebih tinggi daripada awal tahun 2022.
Berdasarkan data dari Crypto Fear and Greed Index, indeks mencapai titik terendah 20/100 selama akhir pekan, yang merupakan tanda yang jelas bahwa market berada dalam keadaan âextreme fearâ atau ketakutan yang ekstrim.
Angka indeks tersebut merupakan penurunan yang terjadi sebanyak 50% dari 40/100 pada 6 November 2022, yang merupakan level tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: