Dilansir Cointelegraph, Komisi Pemilihan Federal Amerika Serikat (FEC) telah mengeluarkan pendapat penasehat yang menyatakan DataVault Holdings dapat menggunakan non-fungible token (NTF) sebagai upaya penggalangan dana pemilu.
Diketahui bahwa DataVault Holdings adalah firma layanan analitik data berbasis cloud yang mengelola akuisisi data, menganalisis, dan menyebarkan data untuk kliennya. Didirikan pada tahun 2018 oleh Alfred Blair Blaike III, DataVault juga diketahui terdaftar di bawah hukum Delaware1 dan telah berkecimpung dalam bisnis penjualan NFT.
Menurut laporan Cryptotvplus, berdasakan FEC, terdapat 2 proposal NFT.
Proposal pertama yang diajukan oleh DataVault untuk membantu politisi menggalang dana pemilu dengan memberikan NFT terkustomisasi kepada panitia politik. NFT ini kemudian dapat diberikan kepada kontributor maupun anggota panitia.
Maksud dari proposal pertama ini adalah, ketika NFT berupa audio, karya seni, literatur kampanye, makalah posisi, atau konten digital lainnya ditransfer ke kontributor mana pun setelah kontribusi diberikan kepada panitia, biaya dari kontribusi tersebut akan diberikan kepada DataVault untuk biaya layanannya.
Dalam proposal kedua, FEC menjelaskan bahwa menambahkan proposal pertama, panitia politik akan memberikan NFT kepada kontributor yang bersedia menyumbangkan sejumlah uang kepada panitia. “Jenis NFT kedua akan memiliki signifikansi nyata yang lebih besar daripada jenis NFT pertama, tetapi nilai moneternya akan sama dengan NFT pertama,” kata FEC.
Tidak hanya itu, FEC melanjutkan, “Di sini juga, komite politik akan membayar biaya kepada DataVault setiap kali mereka mentransfer NFT ke kontributor.”
Baca juga: Dukung Teknologi NFT, Ini Dia 5 Selebriti Dunia Pengguna NFT!
Dilansir Cryptotvplus, salah satu alasan FEC memutuskan untuk mengizinkan proposal DataVault untuk dilakukan karena mereka memiliki persyaratan yang sama dengan yang ditawarkan kepada klien non-politiknya, yang dibeberkan langsung oleh ketua FEC, Allen Dickerson.
Nathaniel Bradley, CEO DataVault, mengatakan bahwa persetujuan dari FEC sangat penting dalam menjadikan esensi blockchain sebagai bagian dari sistem pemilu Amerika Serikat. Bradley berpendapat,
“Kami sangat senang dengan persetujuan dari FEC terkait platform DataVault kami yang telah dipatenkan untuk digunakan oleh kampanye politik di AS. Dalam pandangan yang lebih luas, kami percaya, teknologi Blockchain ini mewakili masa depan untuk pemilihan yang terpercaya dan transparan.”
Terjadinya persetujuan NFT sebagai alat untuk mengumpulkan dana pemilu bukanlah hal yang mengejutkan, mengingat pada bulan September 2022, firma DataVault juga telah mengusulkan pengiriman NFT sebagai suvenir kepada kontributor komite politik. Dari kandidat Gubernur Jared Polis hingga Donald Trump, ada kedekatan yang kuat untuk penggunaan NFT di AS oleh tokoh masyarakat.
Selain itu, di luar Amerika Serikat, individu seperti kandidat presiden Korea Selatan Lee Jae-Myung, juga berencana meluncurkan NFT sebagai proyek dukungan kontributor pencalonannya pada bulan Januari 2023 mendatang. Meskipun belum berhasil karena pemerintah Korea menetapkan pajak untuk NFT, tetapi perkembangan ini adalah sebuah tanda bahwa NFT menjadi lebih relevan di masyarakat luas.
Referensi: