Industri crypto dan blockchain telah mengalami banyak fenomena di tahun 2022, namun hal tersebut tidak menghalangi para pengguna dan perusahaan untuk melihat lebih jauh ke dalam industri.
Baru-baru ini, CasperLabs dan Zogby Analytics merilis surveinya tentang ‘The State of Enterprise Blockchain Adoption 2023’, dan hasilnya mencengangkan. Penasaran? Simak berita lengkapnya berikut ini!
Sebuah survei yang baru saja dirilis oleh CasperLabs dan Zogby Analytics mengungkapkan bahwa sentimen seputar adopsi blockchain sangat positif di kalangan perusahaan. Pengambilan survei dilakukan terhadap 603 pengambil keputusan bisnis global yang tersebar merata di Amerika Serikat (AS), Inggris, dan China.
Hasilnya, hampir 90% dari bisnis yang disurvei menunjukkan bahwa mereka menerapkan teknologi blockchain dalam beberapa kapasitas, dengan 87% mengatakan mereka berencana untuk berinvestasi dalam blockchain pada tahun 2024.
Hal ini terutama terlihat di China, di mana lebih dari setengah responden berencana untuk berinvestasi dalam blockchain pada tahun 2023. Ralf Kubli, anggota dewan Casper Association, mengatakan bahwa meskipun ada gejolak baru-baru ini, perusahaan terus beralih ke blockchain untuk sebuah solusi. “Sangat menggembirakan melihat bisnis memahami bahwa blockchain bukanlah pesaing tetapi solusi,” ujar Kubli, dikutip dari Cointelegraph, Jumat (13/1/2023).
Dilansir dari Cointelegraph, bisnis yang sudah memanfaatkan teknologi ini mendapatkan keuntungan dari 2 kemampuan utamanya yakni keamanan (42%) dan perlindungan salinan (42%). Mereka yang berada dalam operasi berbasis IT menggunakan blockchain untuk hal-hal seperti alur kerja internal (40%), efisiensi rantai pasokan (34%) dan pengembangan perangkat lunak (30%), dan lain-lain.
Baca Juga: Adopsi Teknologi Blockchain, BMW Bagikan Crypto Sebagai Reward Pelanggan?
Selain itu, Kubli juga menyampaikan bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun yang konsekuen untuk adopsi teknologi blockchain, terutama dalam memberikan solusi untuk masalah di real-life dan menciptakan nilai jangka panjang.
Namun, sebuah temuan penting mengungkapkan dimana para pemimpin perusahaan gagal. Meskipun mayoritas merasa percaya diri dalam pengetahuan mereka tentang teknologi blockchain (73%), 54% responden masih melihat istilah “blockchain” dan “crypto” sebagai hal yang dapat dipertukarkan.
Sementara itu, dilansir dari Cointelegraph, rintangan terbesar untuk adopsi blockchain adalah pengetahuan developer yang terbatas, kurangnya alat, interoperabilitas, dan sinisme terhadap industri.
Meskipun demikian, hampir semua responden mengatakan bahwa mereka akan lebih cenderung mengadopsi dengan lebih banyak pemahaman dan wawasan tentang bagaimana menggunakan teknologi blockchain.
Pada akhir Desember 2022, muncul sebuah laporan dari CAICT yang menyatakan bahwa China memiliki 1.400 perusahaan berbasis blockchain. CAICT juga mengungkapkan bahwa ada 48 institusi pasca-sekolah menengah di seluruh Tiongkok yang memperkenalkan gelar dan sertifikasi terkait “blockchain engineering”.
Referensi: