Bank Sentral Tanzania telah menyatakan bahwa mereka masih mempertimbangkan pengenalan central bank digital currency (CBDC). Pemerintah dari negara yang berlokasi di Afrika Timur in juga mengatakan bahwa mereka akan mengambil pendekatan bertahap, hati-hati, dan berbasis risiko dalam mempelajari CBDC
Apa yang membuat Tanzania begitu wasapada terhadap perkembangan teknologi keuangan yang baru ini? Simak informasi selengkapnya seperti dilansir laman Blockchain News berikut ini.
Kehati-hatian Bank Sentral Tanzania terhadap perkembangan CBDC bukan karena tanpa alasan. Pihak bank sentral mengatakan bahwa mereka telah menyadari adanya sejumlah kendala yang dapat menghambat keberhasilan pelaksanaan penerapan CBDC di negaranya.
Baca Juga: Bank Sentral India Umumkan Rencana CBDC Rupee Digital
Sejak mengeluarkan pernyataan tentang kemungkinan penerapan CBDC pada tahun 2021, negara Tanzania yang berada di Afrika Timur dilaporkan telah membentuk tim teknis multidisiplin untuk menyelidiki risiko dan keuntungan CBDC. Hal ini sejalan dengan pemberitahuan publik yang dikeluarkan oleh Bank of Tanzania pada 14 Januari 2021.
Lebih lanjut, Bank sentral tersebut mengatakan bahwa timnya telah melakukan penelitian terhadap berbagai bentuk CBDC, strategi penerbitan dan administrasi, dan pertanyaan apakah CBDC harus berbasis token atau berbasis akun.
Temuan penelitian yang dilakukan hingga saat ini menunjukkan bahwa lebih dari 100 negara di seluruh dunia saat ini sedang dalam berbagai tahap proses adopsi CBDC. Dari negara-negara tersebut, 88 negara masih dalam tahap penelitian, 20 negara dalam tahap pembuktian konsep, 13 negara dalam tahap percontohan, dan 3 negara dalam tahap peluncuran.
Bank sentral ini juga mencatat fakta bahwa setidaknya ada 4 negara telah secara terbuka membatalkan rencana untuk mengadopsi CBDC yaitu Denmark, Jepang, Ekuador, dan Finlandia.
Menurut Bank Sentral Tanzania, beberapa masalah ini dapat timbul dikarenakan biaya implementasi yang tinggi, dominasi uang tunai, metode pembayaran yang tidak efisien, dan beberapa risiko bahaya lainnya yang dapat mengganggu ekosistem saat ini.
Analisis data ini menunjukkan bahwa mayoritas gubernur bank sentral di seluruh dunia telah memilih pendekatan yang hati-hati dalam rencana implementasi CBDC. Hal ini kemungkinan dilakukan untuk menghindari kemungkinan risiko yang dapat mengganggu stabilitas keuangan perekonomian mereka.
Laporan yang dilakukan tim Bank Sentral Tanzania bisa dibilang tak sepenuhnya tepat. Jika sebelumnya pemerintah Jepang sempat mengumumkan rencana pembatalan CBDC pada Agustus 2022, faktanya, pada akhir tahun 2022 yang lalu Jepang secara mantap umumkan rencana uji coba CBDC digital yen mulai tahun 2023 ini.
Simak berita selengkapnya mengenai Jepang Segera Agendakan Perilisan CBDC Tahun 2026 di sini.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: