Menurut laporan Watcher Guru (14/2/23), inflasi di Amerika Serikat mulai mendingin menjelang akhir tahun lalu. Sebelumnya, menurut data Ycharts, tingkat inflasi Amerika Serikat di bulan November 2022 adalah 7,1%, kemudian turun menjadi 6,5% pada Desember 2022. Di Januari 2023, tingkat inflasi Amerika Serikat dilaporkan mengalami penurunan. Apakah ini jadi pertanda baik untuk pasar crypto? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut!
Dilaporkan oleh Coingape (14/2/23), Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat baru saja merilis angka CPI atau Consumer Price Index, sebuah indikator ekonomi penting yang melacak perubahan rata-rata harga konsumen untuk berbagai barang dan jasa di Amerika Serikat pada bulan Januari 2023, yang turun menjadi 6,4%. Meski masih sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar, namun menandai penurunan yang stabil dari angka puncak, yakni 9,1%.
Lebih lanjut, dengan angka CPI terbaru yang mencapai 6,4% ini memperkuat argumen untuk menurunkan inflasi, yang dapat menaikkan harga aset volatil seperti harga Bitcoin , yang saat ini diperdagangkan di $21,633 atau Rp329 juta.
Baca juga: Bear Market Berakhir? Inilah 5 Prospek Crypto 2023 Menurut Para Ahli
Mengutip dari Coingape, inti CPI, yang tidak termasuk harga-harga yang tidak stabil seperti bensin dan makanan, meningkat 0,4% dari bulan ke bulan dan mencatat kenaikan 5,6% dari tahun ke tahun, yang mana sedikit di atas prediksi pasar.
Menurut catatan, kenaikan inflasi AS yang mencapai 6,5% di bulan September 2022 adalah yang tertinggi sejak Agustus 1982. Menurut Departemen Tenaga Kerja AS, kenaikan biaya perumahan merupakan penyebab utama kenaikan 0,5% harga bulanan. Pada bulan Januari 2023 saja, biaya perumahan meningkat 0,7%, membawa kenaikan tahunan menjadi 7,9%.
Tak hanya itu, sejumlah faktor lain pada musim semi 2021 juga memicu adanya lonjakan inflasi, mengakibatkan kenaikan harga mencapai tingkat tertinggi sejak periode stagflasi pada awal 1980-an. Sementara itu, Coingape melaporkan bahwa pandemi global juga telah menimbulkan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan, serta invasi Rusia ke Ukraina berdampak pada harga energi.
Masih mengutip dari laporan Coingape, per 14 Februari 2023, saham berjangka terlihat relatif naik karena laporan harga konsumen bulan Januari 2023 diperkirakan sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun, dengan dirilisnya data CPI AS, kontrak berjangka Dow Jones Industrial Average turun 45 poin atau 0,26%, kontrak berjangka Nasdaq 100 turun 0,11%, dan kontrak berjangka S&P 500 turun 0,15% atau 5,5 poin.
Di sisi lain, pasar mata uang crypto mengalami reaksi berbeda, yang cenderung baik. Mata uang crypto unggulan dengan kapitalisasi pasar tertinggi, Bitcoin (BTC), saat ini diperdagangkan pada $21.633 atau setara dengan Rp336.077.917 dengan adanya kenaikan 2,05% dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, harga Ethereum saat ini masih bertahan di level $1,500 atau Rp 23.524.141 dengan adanya kenaikan 3,35% dalam waktu 24 jam terakhir, pada saat artikel ini ditulis.
Adanya kenaikan pasar tidak hanya terjadi pada koin besar seperti BTC dan ETH, per 15 Februari 2023, beberapa token crypto lainnya juga mengalami kenaikan hingga puluhan persen, seperti Immutable X yang mencatat kenaikan 19,18%, The Graph sebesar 13,65%, ROSE dari Oasis Network sebesar 13,09%, dan diikuti oleh Fantom dengan kenaikan 10,62%. Baca selengkapnya di 5 Crypto yang Naik Hari Ini (15/2), Melonjak Hingga 16%!
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: