Dilansir dari Investopedia, setelah setiap 210.000 blok ditambang, atau kira-kira setiap 4 tahun, blok reward yang diberikan kepada penambang Bitcoin untuk memproses transaksi akan dipotong menjadi dua. Peristiwa ini disebut sebagai halving karena mengurangi setengah dari tingkat di mana Bitcoin baru dilepaskan ke dalam sirkulasi. Ini adalah cara Bitcoin untuk memberlakukan inflasi harga sintetis sampai semua Bitcoin dilepaskan.
Lalu, bagaimana pengaruh Bitcoin halving terhadap harga Bitcoin? Dan kapan Bitcoin halving berikutnya akan berlangsung? Simak informasi lengkapnya berikut ini!
Dilansir dari Forbes, algoritma Bitcoin menunjukkan bahwa halving akan terjadi setelah sejumlah blok dibuat. Tidak ada yang tahu pasti kapan halving berikutnya akan terjadi, namun para ahli memperkirakan halving akan terjadi pada April 2024.
“Di masa lalu, ada banyak volatilitas harga sebelum dan sesudah peristiwa halving. Namun, beberapa bulan kemudian, harga Bitcoin mengalami kenaikan yang banyak,” kata Rob Chang, CEO penambang Bitcoin, Gryphon Digital Mining.
Meskipun ada banyak hal lain yang mempengaruhi harga Bitcoin, sepertinya peristiwa halving umumnya baik untuk cryptocurrency setelah fase volatilitas awal mereda.
Richard Baker, CEO penambang dan penyedia layanan blockchain TAAL Distributed Information Technologies, mengatakan bahwa investor harus berhati-hati dengan halving harga Bitcoin berikutnya. Meskipun kelangkaan dapat menyebabkan harga naik, berkurangnya penambangan dapat menyebabkan harga yang cenderung stabil.
David Weisberger, CEO trading platform CoinRoutes, juga mengatakan bahwa hal yang paling penting untuk dipikirkan oleh para investor bukanlah tanggal pasti dari peristiwa halving, tetapi pertumbuhan jaringan secara keseluruhan. “Selama jaringan terus berkembang, Bitcoin akan terus memenuhi potensinya sebagai penyimpan nilai global,” ujarnya.
Baca Juga: Baru Lahir, Harga Bitcoin Tahun 2009 Cuma Senilai Rp1.200!
Dilansir dari Axi, secara historis, harga Bitcoin selalu mengalami kenaikan yang signifikan setelah peristiwa halving, namun tidak dalam waktu yang cepat.
Jika dilihat dari tiga peristiwa halving sebelumnya, kenaikan harga yang signifikan biasanya dimulai setelah 6 hingga 12 belas bulan. Selain itu, sebelum peristiwa halving, harga Bitcoin juga cenderung naik karena investor mengharapkan harga reli setelah halving.
Namun, apakah kenaikan harga akan terjadi pada peristiwa halving berikutnya? Jawabannya adalah masih belum dapat dipastikan karena situasi yang melingkupi peristiwa tersebut belum tentu sama.
Sesuai dengan riwayat Bitcoin halving, 3 halving terakhir terjadi pada tahun 2012, 2016, dan 2020. Bitcoin halving pertama terjadi pada tahun 2012 ketika imbalan untuk menambang satu blok dikurangi dari 50 menjadi 25 BTC.
Menurut Cointelegraph, peristiwa halving pada tahun 2016 mengurangi insentif menjadi 12,5 BTC untuk setiap blok yang ditambang, dan pada tanggal 11 Mei 2020, setiap blok baru yang ditambang hanya menghasilkan 6,25 BTC baru. Lalu, Bitcoin halving berikutnya diperkirakan akan terjadi pada tahun 2024. Sistem ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga sekitar tahun 2140.
Pada tanggal 28 November 2012, ketika harga BTC diperdagangkan sekitar $12, halving pertama terjadi. Lalu, satu tahun kemudian, Bitcoin telah naik menjadi hampir $1.000. Halving kedua terjadi pada 9 Juli 2016, dan harga Bitcoin anjlok menjadi $670 pada saat itu, namun kembali naik hingga menyentuh $2.550 pada Juli 2017. Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa di level $19.700 pada bulan Desember tahun 2017. Lalu, pada Mei 2020 harga Bitcoin diperdagangkan di harga $8.787, dan meledak pada bulan-bulan berikutnya.
Baca Juga: Sakti, Harga Bitcoin Tahun 2013 Melambung 6.600% Hanya Dalam 1 Tahun!
Dilansir dari Cointelegraph, volatilitas Bitcoin akan terus meningkat seiring dengan semakin dekatnya halving, dan para investor bisa memperoleh keuntungan dari aksi harga naik atau turun dengan melakukan trading ketika terjadi volatilitas.
Secara historis, volatilitas meningkat menjelang dan setelah Bitcoin halving. Volatilitas mengukur kekuatan fluktuasi harga harian, dan perhitungannya biasanya menggunakan periode 30, 60, dan 365 hari untuk menganalisis data historis. Grafik di atas menunjukkan bagaimana puncak volatilitas 30 hari bertepatan dengan halving 2016 pada tanggal 9 Juli.
Volatilitas Bitcoin biasanya meningkat mendekati halving, sebuah peristiwa yang terjadi setiap 4 tahun sekali dan mengurangi penerbitan BTC baru untuk setiap blok yang ditambang.
Peningkatan volatilitas ini terjadi karena ada ketidakpastian yang signifikan seputar halving. Terlepas dari dampak positifnya, tidak ada permintaan yang konstan untuk pembeli Bitcoin. Karena alasan ini, pengurangan pasokan yang disebabkan oleh halving tidak memberikan hasil yang langsung terlihat.
Dilansir dari CNBC, Anthony Scaramucci, founder SkyBridge Capital, menyebut tahun 2023 sebagai “tahun pemulihan” untuk Bitcoin dan memperkirakan bahwa harga Bitcoin kemungkinan akan diperdagangkan pada harga $50.000 hingga $100.000 yang mana setara dengan Rp758.870.000 hingga Rp1.517.740.000 (kurs $1 = Rp15.177) dalam dua hingga tiga tahun tepat setelah persitiwa halving.
“Anda mengambil risiko, tetapi Anda berpikir bahwa orang-orang akan menggunakan Bitcoin. Jadi, jika kita menangani adopsi crypto dengan baik, saya rasa kita bisa mencapainya, harga Bitcoin dengan mudah mencapai $50.000 hingga $100.000 dalam dua atau tiga tahun kedepan,” kata Scaramucci, dikutip dari CNBC, Kamis (16/2/2023).
Tidak hanya itu, para analis di perusahaan manajemen aset terkemuka, Pantera Capital, juga memprediksi bahwa harga Bitcoin dapat mencapai $149.000 yang mana setara dengan Rp2,2 miliar (kurs $1 = Rp15.177) pada tahun 2025.
Dilansir dari U Today, analis di Pantera Capital berpendapat bahwa jika permintaan untuk Bitcoin baru tetap sama dan jumlah Bitcoin baru dipotong setengahnya, hal ini kemungkinan bisa menyebabkan kenaikan harga. Selain itu, permintaan Bitcoin juga meningkat karena orang-orang berekspektasi bahwa harga Bitcoin akan naik setelah peristiwa halving.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: