Tahukah kamu jika proses mining Bitcoin bisa memanfaatkan tenaga nuklir?
Terawulf, perusahaan operasi penambangan Bitcoin asal Amerika, mengumumkan bahwa mereka telah membangun fasilitas penambangan Bitcoin bertenaga nuklir pertama di Amerika Serikat tepatnya di Pennsylvania.
Apa yang membuat perusahaan tersebut tertarik membangun perusahaan mining bertenaga nuklir? Simak informasinya seperti dilansir laman The Bit Times berikut ini.
Menurut Terawulf, terdapat sekitar hampir 8.000 application-specific integrated circuit (ASIC) milik Terawulf yang saat ini telah beroperasi.
Banyak banget ya! Namun katanya 8.000 mining rig masih belum cukup, lho!
Terawulf berharap untuk mengerahkan 8.000 mining rig tambahan lagi dalam beberapa minggu mendatang untuk mencapai kecepatan mining hingga 1,9 EH/dtk pada bulan Mei 2023.
Fasilitas penambangan bertenaga nuklir ini dianggap sebagai tonggak sejarah karena merupakan fasilitas penambangan Bitcoin pertama dari jenisnya yang menerima energi bebas karbon 24/7 dari pembangkit nuklir Susquehanna 2,5 GW di Pennsylvania.
Baca Juga: Banyak yang Bangkrut, Perusahaan Ini Malah Ekspansi Bisnis Mining BTC!
Selain bebas karbon, penambangan Bitcoin bertenga listrik diklaim Terawulf sebagai penambangan Bitcoin dengan biaya listrik terendah.
Menurut siaran pers perusahaan tentang energi nuklir, Terawulf akan dibebani tarif listrik tetap sekitar $0,02 per kilowatt-hour (kWh) atau setara dengan Rp307 ($1 = Rp15.370) selama 5 tahun ke depan.
Tahun 2023 jadi tahun menguntungkan bagi banyak miner Bitcoin di dunia!
Selama tahun 2022 banyak perusahaan penambangan Bitcoin yang mengalami masa-masa sulit mengingat industri crypto memasuki fase crypto winter dengan adanya penurunan harga crypto.
Meskipun demikian, memasuki tahun 2023, para miner Bitcoin lebih mudah menjalankan kegiatan operasionalnya karena adanya kenaikan harga Bitcoin yang signifikan sejak akhir tahun lalu.
Data statistik menunjukkan bahwa biaya transfer pada jaringan Bitcoin telah meningkat 122% sejak akhir Januari 2023 lalu.
Hal ini dikarenakan biaya transaksi rata-rata transfer Bitcoin naik dari $0,767 menjadi $1,704 per transaksi atau setara dengan masing-masing Rp11.581 dan Rp25.730 ($1 = Rp15.100).
Apa yang jadi penyebab kenaikan biaya transfer rata-rata Bitcoin ini? Simak informasi selengkapnya mengenai Penambang Bitcoin Cuan Hingga Rp520 Juta di sini.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: