Berdasarkan Bitcoinist (5/3/23), sebuah laporan terbaru mengenai adopsi Bitcoin di antara para pedagang diperkirakan akan meningkat 50% dalam 3 tahun ke depan, atau di tahun 2025.
Hasil ini didapat dari survei yang dilakukan oleh Ripple dan Faster Payment Council, yang telah melibatkan 300 pemimpin pembayaran di 45 negara.
Penasaran seperti apa hasil lengkap survei-nya? Simak hingga akhir artikel!
Menurut laporan, teknologi blockchain telah muncul sebagai alternatif sistem pembayaran yang mahal dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terbukti dari volume transaksi yang telah meningkat pesat dalam industri crypto. Di Amerika Serikat saja, tercatat telah terdapat lebih dari 5,5 juta pengguna pembayaran crypto pada tahun 2023, yang baru berjalan kurang lebih 3 bulan ini.
Lebih lanjut, 4 situasi penggunaan pembayaran crypto teratas dilaporkan meliputi pengiriman uang, pembayaran B2B lintas batas, pembayaran kartu, serta pembayaran digital.
Laporan tersebut mengatakan bahwa pengiriman uang mengambil bagian terbesar dari hal ini, di mana pekerja asing menggunakan crypto untuk menghindari biaya transaksi yang tinggi saat mengirim uang ke rumah atau kampung halaman untuk keluarga mereka.
Selain itu, meningkatnya adopsi pembayaran Bitcoin oleh PayPal dan Stipe juga telah meningkatkan adopsi secara signifikan. Selain Bitcoin, stablecoin seperti USDT dan USDC telah menikmati adopsi yang signifikan karena volatilitasnya yang rendah.
Baca juga: Kapitalisasi Pasar NFT Bitcoin Diprediksi Bisa Capai $4,5 Miliar Tahun 2025, Kok Bisa?
Tekait hal tersebut, dilaporkan bahwa menggunakan stablecoin untuk pembayaran lintas batas menjadi 80% lebih murah daripada metode pembayaran tradisional.
Tidak sampai di situ, sekitar 97% responden dalam survei percaya bahwa pembayaran crypto akan berperan penting dalam pembayaran yang lebih cepat dalam 3 tahun ke depan. Lebih dari setengah pemimpin yang disurvei mengharapkan sebagian besar pedagang untuk mengadopsi pembayaran crypto dalam periode ini.
Menurut data dari Ripple dan FPC, sebagian besar perusahaan pembayaran percaya bahwa pedagang secara global akan menggunakan lebih banyak mata uang crypto dalam waktu dekat.
Seperti yang terlihat pada grafik di atas, hasil survei menunjukkan bahwa 64% perwakilan perusahaan pembayaran di Timur Tengah percaya bahwa lebih dari 50% pedagang akan mulai menerima pembayaran mata uang crypto dalam 3 tahun ke depan, atau di tahun 2025.
Selain itu, wilayah Eropa mengikuti dengan 58%, Amerika Utara 51%, dan Afrika 51%. Sebaliknya, sekitar 17% dari perwakilan Amerika Latin percaya bahwa adopsi akan terjadi dalam periode ini. Hal ini terlepas dari tingkat adopsi yang terus meningkat di wilayah Amerika Latin di antara bisnis formal dan informal.
Tidak hanya itu, masalah regulasi juga dibahas dalam survei Ripple dan FPC. Bagi mayoritas perusahaan pembayaran yang dimintai pendapat (89%), kurangnya kejelasan peraturan di sektor aset crypto merupakan “penghalang” untuk menggunakan teknologi blockchain sebagai alat pembayaran.
Meski begitu, dalam beberapa bulan terakhir ini, kemajuan dalam mengatur sektor mata uang crypto di beberapa negara mulai menemukan titik terang. Negara-negara seperti Venezuela dan El Salvador contohnya, telah menetapkan kerangka hukum yang komprehensif untuk aset crypto.
Selain itu, negara-negara di dunia, seperti Afrika Selatan, Brasil, dan Singapura, terlihat semakin maju dalam regulasi kerangka kerja crypto mereka. Survei ini menunjukkan bahwa “optimisme” perusahaan untuk pasar crypto dapat menanggapi “selera yang berkembang” untuk “akses dan inklusi ke layanan keuangan yang lebih luas.
Selanjutnya, survei yang telah dilakukan ini juga menyoroti bahwa metode pembayaran lain berdasarkan teknologi blockchain, seperti mata uang digital bank sentral (CBDC), akan meningkatkan sistem pembayaran global.
Referensi: