Menurut hasil survei terbaru dari exchange crypto Independent Reserve, kaum wanita Singapura sedikit lebih mungkin untuk menghasilkan uang atau setidaknya mencapai titik impas dalam investasi crypto mereka daripada kaum pria.
Apa yang membuat wanita di Singapura lebih unggul dalam crypto trading jika dibandingkan dengan kaum pria? Bagaimana hasil surveinya? Simak berita lengkapnya berikut ini!
Dilansir dari Cointelegraph, survei tahunan Independent Reserve Cryptocurrency Index (IRCI), dilakukan pada bulan Februari 2023 dengan mensurvei 1.500 penduduk Singapura setiap harinya. Survei ini meneliti tentang sikap penduduk Singapura terhadap cryptocurrency.
Diterbitkan pada tanggal 28 Maret 2023, sesuai data survei, sebanyak 76% wanita melaporkan bahwa mereka menghasilkan uang atau berhasil mendapatkan keuntungan dari investasi crypto mereka. Sementara itu, untuk kaum pria menunjukkan 3% lebih rendah, yakni di angka 72%.
“Sejak peluncuran IRCI di Singapura pada tahun 2021, ini adalah pertama kalinya wanita melaporkan mengungguli rekan-rekan pria mereka,” tulis hasil survei tersebut.
Survei ini juga menemukan bahwa adanya peningkatan jumlah wanita yang berpartisipasi dalam investasi crypto di tahun 2023, dengan 37% wanita yang disurvei mengatakan bahwa mereka melakukan investasi crypto.
Di sisi lain, 48% pria mengatakan bahwa mereka ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Sejumlah besar wanita yang disurvei juga menguraikan sikap bullish terhadap crypto, dengan 24% menyatakan bahwa mereka telah mengalokasikan lebih dari 20% portofolio investasi mereka ke kelas aset ini.
Baca Juga: Wow, Wanita Lebih Suka Investasi Crypto Daripada Aset Lainnya, Kok Bisa?
“Selama 12 bulan ke depan, 48% berencana untuk berinvestasi lebih lanjut dalam portofolio mereka yang ada. Sementara, 43% berniat untuk melakukan diversifikasi ke token lain, Defi, atau proyek NFT,” tulis laporan tersebut.
IRCI juga memberikan skor untuk tingkat kepercayaan keseluruhan terhadap crypto mulai dari 0 hingga 100. Dalam edisi tahun ini, kepercayaan diri Singapura mendapat skor 55 dari 100, turun dari angka 61 pada tahun sebelumnya.
Menurut IRCI, hal ini terjadi kemungkinan besar karena adanya beberapa perusahaan crypto besar yang mengalami kebangkrutan, seperti runtuhnya proyek Terra/LUNA milik Do Kwon.
“Tahun 2022 merupakan waktu yang menantang bagi industri crypto, karena beberapa faktor ekonomi makro. Runtuhnya Terra-Luna dan kejatuhan FTX dapat dimengerti menyebabkan hilangnya kepercayaan dalam industri,” kata Lasanka Perera, CEO Independent Reserve Singapore, dikutip dari Cointelegraph, Rabu (29/3/2023).
Namun, meskipun kepercayaan diri terguncang, adopsi crypto masih meningkat, dengan 43% responden menyatakan bahwa mereka memiliki investasi crypto. Naik sebanyak 3% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Selain itu, sejumlah besar responden mengindikasikan bahwa mereka memiliki kepercayaan jangka panjang terhadap crypto, dengan 48% dari semua investor crypto menyatakan bahwa mereka berencana untuk meningkatkan portofolio mereka saat ini.
Referensi: