Ketika Presiden El Salvador Nayib Bukele membuat keputusan kontroversial untuk menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di negaranya, banyak orang yang skeptis dan khawatir akan potensi risikonya.
Setelah keputusan Bukele tersebut, kira-kira bagaimana kondisi perekonomian El Salvador di tahun 2023 di tengah krisis perbankan yang terjadi di Amerika Serikat (AS)? Berita terbaru dari El Salvador menunjukkan bahwa prediksi pemerintah pada cryptocurrency membuahkan hasil.
Simak berita lengkapnya berikut ini!
Menurut Menteri Keuangan Alejandro Zelaya, pemerintah El Salvador telah berhasil melunasi salah satu dari dua hutang yang ada senilai $800 juta yang setara dengan Rp12 triliun (kurs $1 = Rp15.056). Menurut Yahoo Finance, langkah ini kemungkinan akan meredakan kekhawatiran tentang potensi gagal bayar, yang telah berkembang di tengah-tengah adopsi Bitcoin di negara tersebut.
Zalaya mengumumkan berita tersebut melalui Twitter pada 23 Januari 2023, menyoroti bahwa komitmen pemerintah untuk memenuhi kewajiban hutangnya dan membuktikan bahwa para skeptis salah.
Bukele mencuit, âKami baru saja membayar penuh $800 juta ditambah bunga. Namun tentu saja, hampir tidak ada yang memberitakan hal ini.â
Pemerintah masih berhutang $367 juta ditambah bunga atas obligasi tambahan yang akan jatuh tempo pada Januari 2025, tetapi keberhasilan pelunasan hutang 2023 merupakan pertanda positif bagi stabilitas keuangan negara.
Baca Juga: Pilih Texas, El Salvador Bakal Buka Kedutaan Bitcoin Kedua. Apa Tujuannya?
Pada 2021, negara kecil di Amerika Tengah ini menjadi berita utama karena mewajibkan semua bisnis di negara tersebut untuk menerima Bitcoin sebagai bentuk pembayaran barang dan jasa, memberikan status yang sama dengan mata uang fiat tradisional.
Chivo Wallet, dompet yang dibuat oleh pemerintah El Salvador, menunjukkan bahwa 2,2 juta orang El Salvador telah bergabung hanya dalam satu bulan setelah Bitcoin menjadi alat pembayaran yang sah di negara tersebut.
Untuk mendorong adopsi Bitcoin, setiap pengguna yang berhasil mengunduh aplikasi, langsung menerima $30 yang setara dengan Rp451.000 (kurs $1 = RP15.056) dalam bentuk Bitcoin. Pada awal tahun 2022, sekitar setengah dari penduduk El Salvador telah mengunduh aplikasi ini.
Meskipun sejauh ini belum ada risiko yang signifikan setelah El Salvador mengadopsi Bitcoin, mereka menyampaikan bahwa penting bagi pihak berwenang untuk waspada ketika memberikan eksposur pemerintah terhadap aset digital.
Menurut pernyataan tersebut, pasar crypto sebagian besar masih bersifat spekulatif dan tidak dapat diprediksi dan harus diperhatikan dengan hati-hati agar ekonomi El Salvador terlindungi dari potensi kerugian.
Baca Juga: Presiden El Salvador Akui Bitcoin Tingkatkan Pemasukkan Pariwisata Hingga 95%!
Sementara market AS menghadapi ketidakpastian seputar perbankan dan penurunan umum dalam ekuitas AS, prediksi El Salvador tampaknya membuahkan hasil.
Meskipun El Salvador mulai membeli Bitcoin dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga saat ini, mereka juga mengumumkan pembelian 80 Bitcoin dengan harga sekitar $19.000 yang setara dengan Rp286.071.600 (kurs $1 = Rp15.056) pada bulan Juli 2022.
Mereka juga berkomitmen untuk membeli 1 Bitcoin (BTC) per hari, setiap hari sejak November 2022. Pada saat itu, harga Bitcoin berada di bawah $16.000 yang setara dengan Rp240.902.400 (kurs $1 = Rp15.056).
Referensi: