Pengelola cadangan stablecoin yang paling banyak digunakan, Tether International Limited, mengumumkan strategi investasi terbarunya yaitu mengalokasikan 15% laba operasional bersihnya untuk dibelikan Bitcoin .
Dilansir dari official blog Tether, pembelian BTC akan dimulai dari bulan Mei. Strategi ini diharapkan tidak hanya memperkuat dan mendiversifikasi cadangan Tether, tetapi juga dapat mendukung nilai stablecoin USDT.
Dalam laporan kuartal I-2023 Tether memegang sekitar $1,5 miliar dalam bentuk BTC di cadangannya per Maret 2023. Tether memutuskan untuk mengambil alih kepemilikan kunci pribadi yang terkait dengan semua kepemilikan Bitcoin mereka dan berpegang teguh pada filosofi “Not your keys, not your bitcoin”.
Dikutip juga dari Coindesk, Tether diberitakan akan fokus sepenuhnya pada penggunaan laba yang telah direalisasikan dari strategi investasinya, tanpa mempertimbangkan adanya kenaikan modal yang belum direalisasikan. Dengan begitu, Tether hanya akan mempertimbangkan keuntungan nyata dari operasinya. Keuntungan tersebut bersumber dari selisih antara harga beli dan hasil bersih dari penjualan atau, dalam hal investasi yang jatuh tempo, antara harga beli dan jumlah yang dikembalikan.
Pembelian BTC oleh Tether merupakan bagian dari pendekatan investasi mereka yang konservatif dan hati-hati. Strategi ini bertujuan untuk memperkuat, meningkatkan, dan mendiversifikasi cadangannya. Dengan menerapkan strategi baru ini, Tether berupaya untuk meningkatkan transparansi serta memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kinerja perusahaan dan strategi alokasi modalnya.
Dalam laporan kuartal I-2023 Tether memegang sekitar $1,5 miliar dalam bentuk BTC di cadangannya per Maret 2023. Tether memutuskan untuk mengambil alih kepemilikan kunci pribadi yang terkait dengan semua kepemilikan Bitcoin mereka dan berpegang teguh pada filosofi “Not your keys, not your bitcoin”.
Dikutip juga dari Coindesk, Tether diberitakan akan fokus sepenuhnya pada penggunaan laba yang telah direalisasikan dari strategi investasinya, tanpa mempertimbangkan adanya kenaikan modal yang belum direalisasikan. Dengan begitu, Tether hanya akan mempertimbangkan keuntungan nyata dari operasinya. Keuntungan tersebut bersumber dari selisih antara harga beli dan hasil bersih dari penjualan atau, dalam hal investasi yang jatuh tempo, antara harga beli dan jumlah yang dikembalikan.
Pembelian BTC oleh Tether merupakan bagian dari pendekatan investasi mereka yang konservatif dan hati-hati. Strategi ini bertujuan untuk memperkuat, meningkatkan, dan mendiversifikasi cadangannya. Dengan menerapkan strategi baru ini, Tether berupaya untuk meningkatkan transparansi serta memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kinerja perusahaan dan strategi alokasi modalnya.
CTO Tether Paolo Ardoino mengungkapkan optimisimenya pada ketahanan Bitcoin, “Bitcoin telah berulang kali membuktikan ketahanannya dan telah muncul sebagai store of value dengan potensi jangka panjang dan potensi pertumbuhan yang substansial,”
Paolo bahkan bilang Bitcoin jadi aset investasi favorit, “Bitcoin punya pasokan yang terbatas, sifatnya yang terdesentralisasi, dan adopsinya yang luas telah menempatkan Bitcoin sebagai pilihan aset investasi favorit di antara investor institusional dan juga ritel,”
Tether🧡#Bitcoin
— Tether (@Tether_to) May 17, 2023
Starting this month, Tether will regularly allocate up to 15% of its net realized operating profits towards purchasing Bitcoin. These Bitcoin shall be considered on top of the minimum reserves assets that 100% back tether tokens.
More 👉 https://t.co/7zC2swgwWH pic.twitter.com/BOcSDjjmDf
Keputusan Tether untuk mengalokasikan sebagian dari laba operasional bersihnya ke Bitcoin tentu bisa meningkatkan kepercayaan dari berbagai pihak kepada potensi aset crypto Bitcoin di masa depan. Tether dalam hal ini melihat potensi besar di pasar cryptocurrency dan memberi dukungan penuh kepada meningkatnya adopsi Bitcoin. Kamu juga ikutan mau nambah Bitcoin? Baca dulu 4 Alasan Crypto Bisa Menjadi Aset Investasi.