Eric Horvitz, Chief Scientific Officer (CSO) dari Microsoft, tampaknya sedang merenungkan tentang potensi serta kekhawatiran dan risiko dari Kecerdasan Buatan .
Dalam sebuah postingan blog berjudul “AI Anthology – Reflections on AI and the Future of Human Prosperity”, Horvitz memaparkan potensi AI yang dapat berkontribusi pada kemakmuran manusia, namun juga risiko dan kekhawatiran yang ada.
Dalam beberapa waktu belakangan ini, Microsoft telah menunjukkan minat yang kuat dalam bidang Kecerdasan Buatan (AI). Eric Horvitz, CSO Microsoft, menggambarkan kekagumannya terhadap kemampuan GPT-4 dari OpenAI ketika dia mendapatkan akses pada tahun 2022, sebelum diluncurkan ke publik.
Menurut Cointelegraph, Horvitz terpesona oleh kemampuan GPT-4 untuk menginterpretasi niatnya dan memberikan jawaban yang canggih untuk banyak permintaannya.
“Saya mengamati secercah kecerdasan yang tak terduga di luar yang terlihat pada sistem AI sebelumnya. Jika dibandingkan dengan pendahulunya, GPT-3.5, model yang digunakan oleh puluhan juta orang sebagai ChatGPT, saya melihat adanya lompatan yang signifikan dalam hal kemampuan.”
Secara khusus, Horvitz memuji kemampuan GPT-4 dalam menafsirkan maksudnya dan memberikan jawaban yang canggih untuk berbagai pertanyaan, yang menurutnya “terasa seperti ‘transisi fase’, di mana dapat membangkitkan gambaran fenomena yang muncul di dalam fisika.
Horvitz menuliskan bahwa ketika menguji GPT-4 menjadi “semakin jelas, maka model penerusnya memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi transformatif.”
Baca juga: Di Era Gempuran AI, Nilai Pasar Nvidia Melambung Hingga $1 Triliun!
Mengutip laporan Cointelegraph, Microsoft dan OpenAI memberikan akses awal ke GPT-4 kepada para ahli dan meminta esai dari mereka dengan harapan dapat mengidentifikasi peluang dan tantangan yang ditimbulkan oleh teknologi ini di berbagai industri.
Meski optimis tentang potensi AI, Horvitz juga menyadari risiko yang mungkin ditimbulkan oleh teknologi ini. Pada hari yang sama ketika dia mempublikasikan postingan blognya, Horvitz juga muncul dalam daftar penandatangan dari sebuah dokumen yang berjudul: “Mengurangi risiko kepunahan dari AI harus menjadi prioritas global bersama risiko skala masyarakat lainnya seperti pandemi dan perang nuklir.”
Dokumen ini dipublikasikan oleh Center for AI Safety dan penandatangannya termasuk beberapa nama terkemuka seperti Yann LeCun dari Meta dan Andrew Ng, pendiri Google Brain.
Selain Kecerdasan Buatan (AI), Microsoft juga menunjukkan minat dalam teknologi lainnya. Perusahaan ini muncul dalam daftar perusahaan besar bersama Goldman Sachs, Deloitte, S&P Global, Moody’s, dan lainnya yang telah bergabung untuk mendukung peluncuran Canton Network, blockchain yang menyederhanakan pasar keuangan.
Perusahaan-perusahaan besar ini tertarik pada Canton Network, yang bertujuan untuk menciptakan infrastruktur terdesentralisasi untuk membuat transaksi lebih efisien dengan menghubungkan sistem keuangan bersama-sama dan memungkinkan mereka beroperasi secara sinkron.
Dengan mempertimbangkan baik potensi maupun risiko dari Kecerdasan Buatan (AI), Microsoft menunjukkan komitmennya untuk berada di garis depan dalam bidang ini.
Meski optimis tentang kemampuan AI untuk berkontribusi pada kemakmuran manusia, perusahaan ini juga menyadari pentingnya mitigasi risiko dan menjaga keamanan.
Baca juga: Langkah Canggih American Express, Integrasi AI untuk Persetujuan Kredit!
Memanfaatkan infrastruktur dan sumber daya yang mereka miliki, perusahaan seperti Microsoft dapat berkontribusi signifikan terhadap adopsi dan keamanan teknologi AI.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
Referensi: