Hong Kong sedang berusaha mengambil langkah besar dalam industri crypto. Para regulator di wilayah tersebut telah meminta bank-bank ternama seperti HSBC dan Standard Chartered untuk menerima bursa crypto sebagai klien mereka.
Upaya ini bagian dari visi Hong Kong untuk menjadi pusat aset virtual global.
Hong Kong Monetary Authority (HKMA) telah menyuarakan pertanyaannya mengenai keraguan dari dua bank berbasis di Inggris, HSBC dan Standard Chartered, serta Bank of China, dalam melayani perusahaan crypto.
Sebagai bagian dari inisiatif untuk menjadi pusat aset virtual, Hong Kong telah menerapkan persyaratan lisensi baru untuk bursa crypto pada awal bulan ini.
Baca Juga: China Punya 1.400 Perusahaan Berbasis Blockchain, Makin Pro Sama Crypto?
Berbeda dengan Barat, yang peraturannya seringkali menghambat adopsi crypto dan pendirian perusahaan crypto, Hong Kong telah mengambil pendekatan yang seimbang yang mendorong adopsi sekaligus menekankan perlindungan investor.
Hal ini jelas terlihat dari kebijakan pemerintah Hong Kong dalam pengembangan crypto.
Kebijakan terbaru di Hong Kong ini muncul pada saat yang sama ketika kebijakan AS tampaknya membelenggu industri ini.
Pada awal bulan ini, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengajukan gugatan hukum terhadap dua bursa crypto terbesar – Binance dan Coinbase. Jika tren ini terus berlanjut, tidak sulit bagi Hong Kong untuk menjadi pusat crypto dunia.
Baca Juga: Survei KPMG: Hongkong dan Singapura Tertarik Untuk Berinvestasi di Crypto
Pada akhirnya, langkah-langkah Hong Kong ini membuka peluang baru bagi pengembangan dan penyebaran lebih lanjut dari teknologi crypto dan blockchain.
Dengan mengurangi hambatan dan mendorong adopsi, wilayah ini mungkin membuka jalan bagi era baru dalam dunia finansial.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: