Dilansir dari Nikkei Asia, pemerintah Jepang akan menggunakan teknologi ChatGPT untuk tugas administratif, dan berkolaborasi dengan Microsoft dalam upaya ini. Negara sakura ini secara umum menunjukkan antusiasme terhadap teknologi kecerdasan buatan . Di sisi lain, Microsoft akan menawarkan teknologi AI kepada pemerintah melalui pusat data mereka di Tokyo.
Microsoft baru-baru ini memasang perangkat keras dengan kekuatan pemrosesan tinggi yang akan mendukung penggunaan AI generatif. Pusat data ini berada di Tokyo dan Osaka. Kolaborasi ini juga akan mencakup penyusunan rancangan tanggapan terhadap pertanyaan dari parlemen Jepang.
Baca juga: Google, Microsoft, OpenAI, dan Anthropic Bersatu Membentuk Forum untuk Mengawasi AI!
ChatGPT bukan hanya alat yang digunakan oleh pemerintah, tetapi juga dapat melayani berbagai tujuan untuk individu. Microsoft dan Meta baru-baru ini memasuki kolaborasi pada teknologi tersebut.
Hal ini menandai langkah pertama Microsoft di Asia, dan model yang dipertanyakan akan menjadi GPT-4. Seiring AI semakin populer, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) telah menyetujui batas baru pada kemampuan broker online untuk menggunakan AI.
Selama ini, Jepang telah dikenal sebagai negara yang sangat tertarik dengan teknologi ChatGPT dan AI, dengan pemerintahnya yang menggunakan chatbot untuk membantu proses birokrasi pada bulan April 2023. Tujuan dari hal ini adalah untuk membuat peraturan pemerintah yang kompleks menjadi lebih mudah dipahami.
Para pejabat menyatakan bahwa mereka tidak menggunakannya untuk kasus penggunaan yang signifikan, karena mereka tidak ingin mengambil risiko kebocoran informasi rahasia. Dalam contoh lain penggunaan ChatGPT oleh Jepang, prefektur Kanagawa mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan alat AI untuk membantu tugas administratif seperti menghasilkan ide, melakukan koreksi editorial, dan membuat ringkasan.
Meski begitu, agensi Jepang tidak sepenuhnya antusias tentang ChatGPT. Pengawas privasi, Komisi Perlindungan Informasi Pribadi, telah merilis pernyataan dengan memperingatkan OpenAI untuk tidak mengumpulkan data sensitif dari pengguna.
Baca juga: Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida Ungkap Dukungan Kuat untuk Web3 dan Metaverse!
Dengan penggunaan ChatGPT, Jepang tampaknya bergerak menuju digitalisasi proses administratifnya. Ini menunjukkan bagaimana Jepang beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan berusaha memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tugas administratif.
Namun, terdapat tantangan yang harus dihadapi, termasuk bagaimana memastikan bahwa penggunaan AI tidak mengorbankan privasi dan keamanan pengguna. Ini menjadi salah satu pertentangan utama teknologi ini, dan dengan aplikasi ChatGPT pesaing yang muncul, ini mungkin menjadi hambatan bagi teknologi terkait.
Meski demikian, dengan kolaborasi yang terjalin, tampaknya Jepang dan Microsoft berkomitmen untuk mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan potensi penuh AI dalam administrasi pemerintah.
Pada akhirnya, kolaborasi antara Microsoft dan Jepang dalam penggunaan ChatGPT untuk tugas administratif menunjukkan bagaimana AI dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses administratif. Meski ada tantangan yang harus dihadapi, ini menunjukkan potensi besar AI dalam membentuk masa depan administrasi pemerintah.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: