Bitcoin memulai minggu baru dengan harga yang berjuang di kisaran $26.000 atau Rp396 juta (kurs $1 = Rp15.200), menjadikan Agustus sebagai bulan terburuknya di tahun 2023.
Dengan penutupan bulanan hanya beberapa hari lagi dan September yang secara tradisional menjadi bulan buruk bagi Bitcoin, banyak yang bertanya-tanya apakah akan ada kejutan penurunan harga lain yang menanti. Simak analisis harga Bitcoin Sepetember 2023 berikut ini!
Meskipun berhasil mempertahankan harga $26.000 saat penutupan, BTC/USD langsung merosot, mencapai $25.880 sebelum sedikit konsolidasi.
Ini menandai titik terendah dalam beberapa hari, sesuatu yang diperkirakan oleh trader populer Skew sebagai tekanan dari penjual menjelang minggu baru.
“Shorts terus menumpuk menjelang akhir pekan, mengharapkan semacam gerakan sekitar pembukaan Futures AS dan sesi Senin UE,” kata Skew di platform X.
Volatilitas diharapkan akan terus berlanjut melalui penutupan candle bulanan, dengan banyak yang menunggu untuk menguji titik terendah lokal.
Baca Juga: Bitcoin Siap Melambung Lagi? Siklus Harga BTC Saat Ini Mirip Tahun 2015 – 2017!
Menurut Cointelegraph, Bitcoin telah tampil di bawah standar bulan ini, bahkan menurut standar Agustus, yang jarang memberikan alasan bagi para bull untuk merayakan.
BTC/USD turun 11% bulan ini, dan dengan penutupan mingguan yang semakin dekat, antisipasi meningkat di antara pengamat pasar. “Jika BTC turun 18% pada Agustus ini, BTC akan turun ke sekitar $24.700. Tapi itu mungkin bukan akhir dari penurunan harga,” kata Rekt Capital.
Rekt Capital juga mencatat bahwa bulan September biasanya menawarkan “penarikan satu digit.” Dengan latar belakang double top baru-baru ini pada kerangka waktu mingguan, target $22.000 atau Rp335 juta (kurs $1 = Rp15.200) telah ditetapkan.
“Jadi jika BTC menelusuri kembali, katakanlah, tambahan -10% pada bulan September… Itu berarti harga akan turun menjadi ~ $22.200,” pungkasnya dalam platfom X.
Berdasarkan preseden historis, beberapa analis percaya bahwa September bisa berakhir hampir sama buruknya.
Baca Juga: Harga Bitcoin Bisa Meroket ke Rp2,2 Miliar Pasca-Halving? Ini Prediksi dari Pantera Capital!
Michaël van de Poppe, pendiri dan CEO dari perusahaan trading Eight, menyimpulkan bahwa ini telah menjadi “bear market terpanjang dalam sejarah Bitcoin”.
“Harga Bitcoin saat ini tidak ada di dekat valuasi puncak pada November ’21. Ini turun lebih dari 50% dan dalam bear market selama 490 hari,” kata van de Poppe di platform X.
Bahkan berita positif seperti persetujuan ETF harga spot Bitcoin pertama di Amerika Serikat belum tercermin dalam harga.
Dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi harga Bitcoin, dari tekanan penjual hingga sejarah performa bulanan yang buruk, investor dan trader perlu berhati-hati. Data PCE yang akan dirilis pada 31 Agustus 2023 dan data pengangguran pada 1 September 2023 bisa menjadi pemicu volatilitas selanjutnya.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: