Pada tahun 2022, stablecoin telah mencatat volume transaksi sebesar $6,87 triliun, melampaui perusahaan pembayaran tradisional seperti Mastercard dan PayPal. Meskipun menghadapi tantangan seperti regulasi ketat dan kondisi pasar bearish, adopsi stablecoin terus meningkat, bahkan melampaui Ethereum dalam beberapa aspek. Bahas lebih lanjut, yuk!
Dilansir dari Crypto Briefing, pada tahun 2022, stablecoin di berbagai jaringan layer-1 mencapai volume transaksi sebesar $6,87 triliun, menyalip raksasa pembayaran tradisional seperti Mastercard dan PayPal.
Baca juga: Booming Besar! Pasar Stablecoin Diprediksi Menuju $3 Triliun dalam 5 Tahun!
Data perbandingan dari tahun 2022 menunjukkan bahwa Mastercard menyelesaikan transaksi senilai $6,57 triliun, sementara PayPal menyelesaikan transaksi senilai $1,3 triliun, menurut data dari Coinmetrics dan Bloomberg.
Terlepas dari tantangan yang dihadapi oleh pasar crypto yang lebih luas pada tahun 2023, seperti peraturan ketat di Amerika Serikat dan kondisi pasar yang terus menurun, tingkat adopsi stablecoin seperti USDT dan USDC bahkan lebih tinggi daripada Ethereum. Sejak 2021, jumlah alamat stablecoin yang memiliki lebih dari $1 telah tumbuh tujuh kali lebih cepat daripada alamat Ethereum dengan saldo yang sama.
Meskipun stablecoin telah mengalami peningkatan adopsi yang cukup besar, jumlah transaksi tahunannya hanya mencapai 0,5-3% dari jaringan pembayaran tradisional, sesuai dengan statistik Coinmetrics dan Glassnode.
Salah satu alasan utama di balik pertumbuhan eksponensial ini adalah integrasi dengan perusahaan merchant seperti PayPal, Visa, dan Shopify. Selain itu, inovasi produk seperti aset dunia nyata yang menghasilkan yield untuk stablecoin juga berkontribusi.
Selain itu, pertumbuhan ini juga didorong oleh faktor-faktor lain seperti efek jaringan dan inovasi dalam skala blockchain. Efek jaringan terjadi ketika peningkatan jumlah pengguna dalam sebuah sistem meningkatkan nilai dari sistem tersebut. Dalam konteks stablecoin, ini bisa berarti lebih banyak pedagang yang menerima stablecoin sebagai bentuk pembayaran, atau lebih banyak layanan keuangan yang memanfaatkannya untuk transaksi lintas batas.
Namun, ada juga tantangan, seperti biaya transaksi tinggi dan keterbatasan throughput di platform seperti Ethereum, yang mungkin membatasi adopsi yang lebih luas.
Baca juga: Kontroversi Stablecoin PayPal, Begini Tanggapan Komite Layanan Keuangan DPR Amerika Serikat
Perusahaan keuangan tradisional mulai mengakui pentingnya stablecoin. PayPal baru-baru ini menjadi perusahaan keuangan besar Amerika Serikat pertama yang meluncurkan stablecoin berbasis dolar AS sendiri, yakni PYUSD.
Visa dan Mastercard juga berinvestasi dan berintegrasi dengan jaringan terbuka. Ini menunjukkan bahwa perusahaan pembayaran yang mengabaikan tren adopsi stablecoin akan ketinggalan inovasi dan peningkatan skala yang sedang terjadi.
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputarĀ crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: