Dalam dunia cryptocurrency, Bitcoin kembali menjadi sorotan setelah penggunaan energi bersih oleh penambangnya melampaui ambang batas 50%. Hal ini memicu spekulasi tentang kemungkinan Tesla, yang dipimpin oleh Elon Musk, akan kembali menerima Bitcoin sebagai metode pembayaran. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Menurut laporan Bloomberg, Jamie Coutts mengungkapkan bahwa persentase energi yang digunakan oleh penambang Bitcoin dari sumber energi terbarukan telah melebihi 50%. Hal ini menandai perubahan signifikan dalam narasi energi yang terus berubah seputar Bitcoin.
Alasan utama di balik perubahan ini adalah larangan mining di China yang dimulai pada tahun 2021. Sejak larangan tersebut, emisi telah turun sebesar 37,5%, menunjukkan bahwa kekhawatiran tentang jejak karbon Bitcoin mungkin telah dilebih-lebihkan.
Coutts juga menyoroti bahwa penurunan emisi berjalan seiring dengan peningkatan hash rate yang dramatis, menunjukkan bahwa mining Bitcoin kini mengkonsumsi lebih banyak energi berkelanjutan dalam campurannya.
Baca Juga: CPI AS Naik 3,7%, Harga Bitcoin Bertahan di Atas Rp400 Juta: Bagaimana Respon Pasar Crypto?
Elon Musk, CEO Tesla, sebelumnya mengumumkan bahwa Tesla akan berhenti menerima pembayaran dalam Bitcoin pada Mei 2021. Alasannya adalah penggunaan bahan bakar fosil yang meningkat dengan cepat untuk mining dan transaksi Bitcoin.
Meskipun ada tren positif menuju sumber energi hijau, Musk belum mengubah kebijakan Tesla. Namun, dengan pencapaian ambang batas energi bersih 50%, banyak yang berspekulasi tentang kemungkinan Tesla kembali menerima Bitcoin.
Hingga saat ini, belum ada pengumuman resmi dari Musk atau Tesla tentang perubahan kebijakan ini.
Baca Juga: Waduh, Pengguna Bitcoin Ini Rela Bayar Gas Fee Rp7,6 Miliar Hanya untuk Transaksi Rp3 Juta!
Banyak kritikus aset digital seringkali menyoroti konsumsi energi dan keberlanjutan sebagai argumen utama melawan mining Bitcoin.
Namun, dengan data terbaru yang menunjukkan bahwa lebih dari setengah energi yang digunakan oleh penambang berasal dari sumber yang berkelanjutan, argumen ini mungkin mulai berubah.
Perubahan ini tidak hanya berdampak pada persepsi publik terhadap Bitcoin tetapi juga bisa mempengaruhi dinamika energi global.
Dengan adanya perubahan signifikan dalam penggunaan energi bersih oleh penambang Bitcoin, dunia mungkin akan melihat perubahan besar dalam penerimaan dan adopsi Bitcoin oleh perusahaan besar seperti Tesla. Hanya waktu yang akan menentukan langkah apa yang akan diambil oleh Elon Musk dan Tesla.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: