Baru-baru ini, dominasi pasar Bitcoin telah mencapai angka 54,8%, level tertinggi sejak April 2021. Dengan momentum bullish yang kuat, Bitcoin terus mengungguli sebagian besar altcoin.
Namun, apa yang mendorong kenaikan dominasi ini dan bagaimana dampaknya terhadap pasar crypto secara keseluruhan?
Dominasi pasar Bitcoin, yang mengukur kapitalisasi pasar aset crypto terbesar ini relatif terhadap keseluruhan pasar aset digital, telah mencapai 54,8%, menurut data dari Trading View. Ini merupakan angka tertinggi sejak pasar bullish pada April 2021 atau sekitar 30 bulan yang lalu.
Mengutip laporan Cointelegraph, dominasi ini mengindikasikan bahwa mata uang crypto Bitcoin menguat sebelum peristiwa halving yang dijadwalkan pada April 2024.
Halving Bitcoin adalah peristiwa di mana reward penambangan per blok dibagi dua, sehingga mengurangi pasokan aset di tengah meningkatnya permintaan dan menyebabkan momentum harga naik. Bitcoin halving terjadi setiap empat tahun sekali, dan halving berikutnya pada tahun 2024 akan mengurangi hadiah penambangan BTC dari 6,25 BTC saat ini menjadi 3,125 BTC.
Baca juga: Harga Bitcoin (BTC) Berpotensi Melonjak hingga Rp800 Juta di Akhir Tahun 2023, Apa Alasannya?
Lebih lanjut, indeks ini menghabiskan hampir dua tahun berfluktuasi antara 39% dan 49% sebelum akhirnya melonjak di pertengahan Juni. Lonjakan ini berbarengan dengan kenaikan harga Bitcoin di atas $30,000 berkat berita tentang BlackRock yang mengajukan permohonan untuk ETF Bitcoin di AS.
Narasi positif ini masih mendominasi lanskap investasi aset digital, dengan banyak pengamat yang memandang persetujuan yang akan datang dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) sebagai sesuatu yang hampir pasti, yang dapat memicu gelombang permintaan baru untuk aset tersebut.
Lebih lanjut, laman Pintu market mencatat harga Bitcoin telah melonjak 32% selama sebulan terakhir, sementara Ethereum hanya meningkat sekitar 14,29% (27/10/23). Selisih kinerja ini menjadi semakin jelas ketika dilihat dalam jangka waktu yang lebih panjang: harga Bitcoin telah berlipat ganda tahun ini, sementara ETH hanya naik sekitar 50%.
Momentum bullish Bitcoin mungkin menjadi pertanda awal dari kenaikan altcoin. Secara historis, ketika harga Bitcoin naik, dana tersebut mulai beralih ke altcoin.
John Glover, chief investment officer di crypto lender Ledn, menyatakan bahwa peluncuran satu atau lebih ETF spot dapat memicu kenaikan besar berikutnya di seluruh ekosistem mata uang crypto.
Baca juga: Pengembang Ethereum Tunda Hard Fork Dencun: Apa Alasannya?
Di sisi lain, seorang analis pasar, Noelle Acheson mengatakan bahwa Bitcoin cenderung memimpin pasar crypto di awal siklus, dan hanya kehilangan dominasi ketika investor mulai merasa lebih nyaman berinvestasi dalam aset berisiko lebih tinggi dan token-token kecil mulai unggul dalam kinerja.
“Bitcoin memiliki narasi ETF dan safe haven sebagai angin bertiup di belakangnya,” kata Noelle Acheson. Sementara itu, Ethereum menghadapi ketidakpastian regulasi dan pembaruan.
Meskipun ada beberapa hambatan, banyak yang percaya bahwa momentum bullish Bitcoin akan berdampak positif pada seluruh pasar crypto, termasuk altcoin.
Dengan dominasi pasar yang kuat, Bitcoin terus menunjukkan kekuatannya di pasar crypto. Meskipun altcoin saat ini tertinggal, banyak yang percaya bahwa kenaikan Bitcoin akan berdampak positif pada seluruh ekosistem crypto di masa depan.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: