Kesulitan mencari Gubernur Bank Sentral baru menjadi tantangan terbaru bagi Presiden terpilih Argentina, Javier Milei. Setelah kemenangan telak dalam pemilihan presiden, Milei kini dihadapkan pada dilema pengisian posisi strategis yang akan menentukan arah kebijakan ekonomi negara.
Javier Milei, yang baru saja meraih kemenangan dalam pemilihan presiden Argentina, menghadapi kendala dalam menunjuk Gubernur Bank Sentral Argentina (BCRA) yang baru. Emilio Ocampo, yang merupakan profesor sejarah ekonomi dan mantan bankir investasi, sempat diharapkan akan memimpin BCRA setelah pelantikan Milei pada 10 Desember.
Namun, kabar terbaru menyatakan bahwa Ocampo menolak posisi tersebut, menurut sumber terdekat yang berbicara kepada media Argentina pada 23 November. Ocampo dan Milei sama-sama mendukung ide dollarisasi ekonomi Argentina sebagai solusi untuk mengatasi inflasi yang sangat tinggi.
Baca Juga: Petarung UFC El Ninja Jadi Atlet Argentina Pertama yang Dibayar Crypto!
Langkah ini akan mengharuskan BCRA mengikuti kebijakan moneter Federal Reserve AS, yang akan membatasi pengaruh politisi Argentina terhadap bank sentral. Milei telah menekankan pentingnya menutup BCRA, namun masih belum jelas bagaimana hal ini akan diimplementasikan dalam praktik.
Milei memenangkan putaran kedua pemilihan presiden pada 19 November dengan platform libertarian yang bertujuan untuk memangkas pengeluaran publik secara drastis. Dia juga berencana menjadikan dolar AS sebagai mata uang efektif di negara tersebut.
Menurut Milei, hal ini penting untuk mengendalikan inflasi yang sangat tinggi, yang pada Oktober mencapai hampir 143% secara tahunan. Kebijakan fiskal dan moneter yang telah diterapkan selama beberapa dekade oleh pemerintahan Peronist, termasuk pemerintahan Alberto Fernández saat ini, dianggap sebagai penyebab inflasi.
Kombinasi kontrol modal, devaluasi mata uang, dan defisit anggaran tinggi yang dibiayai oleh bank sentral telah menjadi strategi pemerintah untuk mempertahankan pengeluaran publik. Namun, kebijakan ini hanya meningkatkan permintaan tanpa meningkatkan pasokan, yang pada akhirnya memicu inflasi selama beberapa dekade.
Beberapa pengamat ekonomi meragukan kemampuan Argentina untuk menerapkan kebijakan dollarisasi secara efektif. Kritikus menunjukkan bahwa Argentina tidak memiliki cukup dolar AS untuk mendukung sistem baru tersebut. Cadangan bersih negara tersebut negatif, sekitar -$10 miliar, setelah mempertimbangkan swap line dengan bank sentral lain.
Argentina juga memiliki utang sekitar $44 miliar kepada Dana Moneter Internasional (IMF) setelah menerima program dukungan terbesar dari IMF pada tahun 2018. Ditambah lagi, defisit anggaran diperkirakan mencapai 10% dari PDB setelah memperhitungkan operasi BCRA untuk membiayainya.
Namun, pendukung kebijakan dollarisasi berargumen bahwa warga Argentina memiliki sejumlah besar tabungan dalam dolar AS dan perusahaan serta keluarga kaya telah menumpuk dolar di luar negeri untuk melindungi kekayaan mereka dari inflasi tinggi dan kelemahan peso yang kronis.
Kesulitan yang dihadapi Milei dalam menemukan Gubernur Bank Sentral yang tepat menambah kompleksitas tantangan ekonomi yang dihadapi Argentina. Keputusan akhir mengenai kebijakan dollarisasi dan pemilihan pemimpin BCRA akan sangat menentukan masa depan stabilitas ekonomi negara tersebut.
Baca Juga: Inflasi Tinggi, Warga Argentina Getol Adopsi Bitcoin?
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.