Di tengah ketidakpastian ekonomi global, sebuah fenomena menarik terjadi di pasar keuangan. Harga crypto Bitcoin mengalami kenaikan, beriringan dengan lonjakan di pasar saham, setelah pengumuman data lapangan kerja Amerika Serikat. Fenomena ini menarik perhatian banyak pelaku pasar dan analis keuangan.
Pada 9 Desember 2023, laman Pintu market mencatat kenaikan harga BTC 2,55% dalam waktu 24 jam terakhir. BTC sempat menyentuh harga terendahnya Rp668.303.075 dan harga tertingginya Rp695.133.676.
Sementara itu, mengutip laporan The Block, Bitcoin, mata uang crypto terbesar, sempat mencatatkan kenaikan harga yang mencolok pada hari Jumat (8/12/23), sejalan dengan pergerakan Wall Street. Hal ini terjadi setelah rilis data lapangan kerja AS yang memberikan harapan baru.
Baca juga: Terungkap! ETF Bitcoin Spot dari Fidelity Hadir di DTCC, Apakah Ini Awal Bull Run?
Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan penambahan 199.000 pekerjaan pada bulan November 20223, melampaui perkiraan sebelumnya. Ini menandakan peningkatan dalam pertumbuhan lapangan kerja dibandingkan bulan Oktober.
Peningkatan ini memberikan sinyal positif bagi kebijakan moneter Federal Reserve. Harapan muncul bahwa kebijakan saat ini dapat mencapai “pendaratan yang lembut” untuk ekonomi negara, tanpa memicu resesi.
Pada saat kepenulisan, Bitcoin naik 2,55%, diperdagangkan pada harga sekitar $43,900. Kenaikan ini menunjukkan tren korelasi Bitcoin dengan indeks ekuitas utama, seperti Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq.
Selanjutnya, data yang dirilis Biro Statistik Tenaga Kerja juga menunjukkan penurunan tingkat pengangguran di AS menjadi 3,7% dari 3,9%. Laporan ini memberikan lebih banyak petunjuk bagi investor untuk memprediksi langkah Federal Reserve di tahun 2024. Yang penting, data tersebut tidak menunjukkan peningkatan signifikan dalam pendapatan per jam rata-rata. Pertumbuhan upah dapat diinterpretasikan sebagai risiko inflasi, karena memberikan ruang bagi perusahaan untuk menaikkan harga.
Di bulan November 2023, upah naik dengan tingkat tahunan sebesar 4%, melambat dibandingkan peningkatan sebelumnya namun masih di atas level 3% yang dianggap konsisten dengan target inflasi 2% oleh pembuat kebijakan. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada pertumbuhan upah, risiko inflasi masih terkendali.
Baca juga: Bitcoin Bersiap untuk Tren Bullish, Apakah Kamu Sudah Siap?
Kenaikan harga Bitcoin dan saham setelah pengumuman data lapangan kerja AS ini menunjukkan dinamika pasar yang kompleks. Ini mengindikasikan bahwa pasar crypto dan saham semakin terintegrasi dengan indikator ekonomi makro. Ke depannya, data ekonomi seperti ini akan terus menjadi faktor penting yang mempengaruhi pergerakan harga di kedua pasar.
Kamu, sebagai investor atau pengamat pasar, harus memperhatikan tren ini. Pemahaman yang baik tentang bagaimana data ekonomi mempengaruhi pasar keuangan dapat membantu dalam membuat keputusan investasi yang lebih tepat.
Secara keseluruhan, kenaikan harga Bitcoin bersamaan dengan saham menunjukkan era baru dalam interaksi antara pasar crypto dan pasar tradisional. Peristiwa ini bukan hanya penting bagi investor crypto, tetapi juga bagi siapa saja yang tertarik dengan dinamika pasar keuangan global.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: