Kabar terbaru dari dunia crypto menggemparkan para investor dan pengamat teknologi. Database Kerentanan Nasional Amerika Serikat (NVD) baru-baru ini menandai inskripsi Bitcoin sebagai risiko keamanan siber, memicu spekulasi tentang masa depan token ORDI dan potensi dampaknya terhadap ekosistem Bitcoin secara keseluruhan.
NVD, yang dikelola oleh Institut Standar dan Teknologi Nasional (NIST), mengidentifikasi celah keamanan pada inskripsi Bitcoin yang memungkinkan data ditambahkan ke satoshi, unit terkecil Bitcoin. Celah ini telah dimanfaatkan oleh Protokol Ordinals, yang memungkinkan data digital seperti gambar dan teks diukir langsung ke dalam transaksi Bitcoin.
Keberadaan celah ini telah menimbulkan kekhawatiran akan peningkatan ukuran jaringan dan biaya transaksi, serta penurunan kinerja jaringan. Pengembang Bitcoin Core, Luke Dashjr, mengungkapkan bahwa inskripsi tersebut mengeksploitasi kerentanan untuk membanjiri jaringan dengan data yang tidak relevan.
Baca Juga: Bitcoin Melonjak, Peluang Emas atau Jebakan bagi Investor?
Hal ini telah menyebabkan peningkatan persaingan dalam konfirmasi transaksi, yang berujung pada peningkatan biaya dan perlambatan waktu pemrosesan. Jika celah ini ditambal, bisa jadi akan membatasi inskripsi Ordinals di jaringan, namun inskripsi yang sudah ada akan tetap bertahan karena sifat jaringan yang tidak dapat diubah.
Debat mengenai Ordinals telah memecah komunitas crypto, dengan beberapa pihak menentang penggunaannya karena dianggap hanya meningkatkan biaya transaksi tanpa memberikan manfaat nyata.
Namun, pendukung Ordinals berargumen bahwa upaya untuk menyensor transaksi Bitcoin akan gagal dan bahwa keberagaman sumber permintaan untuk ruang blok Bitcoin adalah keuntungan. Kemungkinan penyensoran Ordinals dapat berdampak besar pada harga ORDI.
Seorang investor besar dilaporkan telah menjual semua 59.000 ORDI miliknya, senilai sekitar $3,5 juta, menyusul pernyataan tentang kerentanan tersebut. ORDI, yang telah meningkat nilainya lebih dari 2.600% sejak awal tahun, kini berada dalam sorotan sebagai aset yang berpotensi mengalami penurunan drastis jika protokol Ordinals dihapus dari Bitcoin.
Keseluruhan situasi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan Ordinals dan token ORDI. Apakah kerentanan ini akan menjadi titik balik bagi ekosistem Bitcoin, atau apakah komunitas crypto akan menemukan jalan untuk mengatasi tantangan ini?
Hanya waktu yang akan menjawab, namun yang pasti, mata dunia crypto saat ini tertuju pada perkembangan selanjutnya.
Baca Juga: Harga Bitcoin (BTC) Capai Rp680 Juta, Apakah Ini Era Baru Menggantikan Emas?
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.