Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Coinvestasi, Timothius Martin, Chief Marketing Officer (CMO) PINTU, membagikan wawasannya tentang 3 tren cryptocurrency yang akan mendorong adopsi massal di tahun 2024.
Menurut Timo, adopsi crypto di tahun 2024 tidak hanya terfokus pada Bitcoin, yang merupakan mata uang crypto terbesar dan populer, tetapi juga mencakup perkembangan lain dalam dunia crypto. Kira-kira, apa saja ya? Simak selengkapnya di bawah ini!
Dalam wawancara bersama Coinvestasi, Timo menekankan peran penting transaksi blockchain di layer-1 (L1) dan layer-2 (L2).
Timo mengungkapkan kedua layer ini akan terus menjadi topik hangat setiap tahun karena keduanya memainkan peran kunci dalam menentukan apakah crypto dapat diadopsi oleh pasar massal.
Baca juga: CMO Pintu Beberkan Tips Penting Ketika Berinvestasi di Dunia Web3
Ia membandingkan hal ini dengan aplikasi web2 seperti Spotify, Facebook, dan Netflix, yang telah mendorong penggunaan internet secara luas. Timo berpendapat bahwa perkembangan di L1 dan L2, seperti yang terlihat pada Ethereum, akan terus menjadi topik utama dalam diskusi crypto.
Selanjutnya, Timo membahas tentang tren terkini di AI token, seperti Fetch.ai , SingularityNET (AGIX), dan Render . Dalam hal ini, salah satu token AI, Render menjadi platform yang memungkinkan para profesional di bidang desain grafis dan animasi untuk meminjam jaringan GPU guna merender pekerjaan mereka dengan lebih cepat.
āBagi pelaku dunia grafis design atau animator, melakukan soft rendering bisa memakan waktu lama karena mungkin laptop/pc yang tidak terlalu powerful, dalam hal ini, Render bisa bikin kita meminjam network of GPU, untuk merender secara cepat. Jadi itulah utilisasi yang real dan bisa menyelesaikan masalah.ā beber Timo
Lebih lanjut, Timo menekankan bahwa utilitas nyata dari AI token seperti yang ia sebutkan dapat menyelesaikan masalah nyata, menjadikannya sebagai salah satu aspek penting dalam perkembangan crypto di tahun 2024.
Baca juga: CMO Pintu Bocorkan Gaji Karyawan di Bidang Web3, Nilainya Fantastis?
Terakhir, Timo juga memfokuskan perhatiannya pada potensi gaming token di Indonesia.
āDengan lebih dari 100 juta gamer aktif, Indonesia menjadi pasar yang subur untuk mengadopsi gaming token. Berbeda dari era game web2 di mana para gamer mengeluarkan uang untuk keperluan dalam game, konsep Web3 memungkinkan para gamer tidak hanya mengeluarkan uang, tetapi juga mendapatkan penghasilan melalui game bergaya play-to-earn.ā
Pernyataan ini selaras dengan data dari laman Statista, di mana Indonesia disebutkan sebagai pasar video game yang menguntungkan, dengan basis gamer terbesar di Asia Tenggara.
Pada tahun 2022, jumlah gamer Indonesia tercatat mencapai lebih dari 185 juta. Selain itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan bahwa industri game di Indonesia telah menghasilkan pendapatan sebesar Rp25 triliun (sekitar US$1,59 miliar) pada tahun 2022, mengutip laporan Antara (14/10/23).
Melihat perkembangan yang ada, Timo menilai bahwa di Indonesia, gaming token akan diadopsi secara lebih alami dan organik karena kecintaan masyarakat terhadap permainan video. Oleh karenanya, gaming token menjadi salah satu tren yang perlu diperhatikan di 2024.
Secara keseluruhan, Timo menutup pertanyaan terkait tren yang berpotensi mendorong adopsi crypto di tahun 2024 ini dengan optimismenya tentang masa depan cryptocurrency. Dengan berbagai inovasi yang terus bermunculan, ia percaya bahwa lebih banyak orang akan tertarik untuk masuk ke dunia crypto.
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputarĀ crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.