Harga Bitcoin baru-baru ini mengalami lonjakan hingga menyentuh angka $53.000 pada tanggal 20 Februari. Namun, kenaikan tersebut tidak bertahan lama dan harga Bitcoin kembali terkoreksi hingga ke level $50.750.
Meskipun demikian, minat terhadap Bitcoin futures tetap tinggi, dengan total open interest mencapai $23,7 miliar, hanya 2,5% di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada bulan April 2021.
Tingginya open interest Bitcoin futures menjadi perhatian para analis. Pada bulan April 2021, ketika open interest mencapai puncaknya di angka $24,3 miliar, harga Bitcoin gagal menembus resistensi $64.900 dan mengalami koreksi sebesar 27% dalam 11 hari. Kekhawatiran muncul bahwa skenario serupa dapat terjadi lagi, mengingat kuatnya permintaan terhadap kontrak Bitcoin futures saat ini.
Baca Juga: Y Combinator Ungkap Peluang Besar dalam Stablecoin, Metaverse, dan AI
Namun, perlu dicatat bahwa komposisi open interest Bitcoin futures saat ini berbeda dengan tahun 2021. Pada tahun 2021, Binance mendominasi pasar Bitcoin futures dengan aliran ritel yang kuat. Saat ini, dominasi pasar dipegang oleh CME, yang sebagian besar terdiri dari investor institusional. Hal ini mengurangi kemungkinan terjadinya koreksi harga Bitcoin yang tajam yang dipicu oleh pasar derivatif.
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur optimisme pedagang profesional adalah premi kontrak Bitcoin futures. Dalam pasar normal, kontrak ini seharusnya diperdagangkan 5% hingga 10% lebih tinggi dari pasar spot reguler untuk memperhitungkan periode penyelesaian yang lebih lama.
Premi kontrak Bitcoin fixed-month baru-baru ini mencapai puncaknya di angka 17% pada tanggal 20 Februari ketika harganya mendekati $53.000. Saat ini, indikator tersebut berada di level 14%, menunjukkan bahwa penurunan harga hingga $50.750 tidak mengurangi sentimen bullish. Perlu dicatat bahwa angka-angka ini bersifat tahunan, sehingga biaya untuk mempertahankan posisi long dengan leverage selama satu bulan adalah 1,1%.
Di tengah pergerakan harga Bitcoin yang fluktuatif, pedagang Bitcoin futures di bursa terdesentralisasi Lyra memprediksi bahwa aset tersebut akan mencapai $70.000 pada akhir April. Prediksi ini muncul setelah pedagang Lyra berhasil memprediksi kenaikan harga Bitcoin hingga $50.000. Namun, perlu dicatat bahwa peningkatan volume untuk opsi beli $52.000 terjadi sebelum Bitcoin mengalami breakout, sehingga hubungan sebab-akibat sulit dipastikan.
Lyra adalah bursa crypto terdesentralisasi Bitcoin futures terbesar. Bursa ini mencatat volume perdagangan sekitar $32 juta dalam 24 jam terakhir, meningkat 134% dalam tujuh hari terakhir. Sentimen pedagang Lyra sejalan dengan peningkatan open interest dalam kontrak Bitcoin futures di bursa terpusat, menunjukkan bahwa spekulasi terhadap harga Bitcoin di masa depan merupakan tren pasar yang luas.
Harga Bitcoin telah mengalami volatilitas yang tinggi dalam beberapa minggu terakhir, dengan kenaikan dan penurunan yang tajam. Meskipun ada kekhawatiran tentang potensi koreksi harga, indikator seperti premi kontrak Bitcoin futures dan sentimen pedagang profesional menunjukkan bahwa optimisme masih kuat.
Prediksi harga Bitcoin $70.000 dari pedagang Bitcoin futures di bursa terdesentralisasi Lyra menambah spekulasi tentang pergerakan harga Bitcoin di masa depan. Namun, penting untuk dicatat bahwa pasar crypto sangat fluktuatif dan tidak ada jaminan bahwa prediksi ini akan menjadi kenyataan.
Baca Juga: Airdrop Starknet Sukses Besar, Meski Diwarnai Kontroversi
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.