Bitcoin , mata uang crypto terkemuka di dunia, kembali menjadi perbincangan hangat setelah seorang investor makro dan manajer dana, Dan Tapiero, menganalisis model prediktif yang kontroversial.
Model tersebut menunjukkan bahwa Bitcoin dapat mencapai harga $900.000 dalam siklus saat ini. Tapiero, yang merupakan CEO dari perusahaan investasi 10T Holdings, membagikan analisisnya kepada 113.000 pengikutnya di platform media sosial X.
Model yang dimaksud adalah model stock-to-flow (S2F) yang dikembangkan oleh analis on-chain PlanB. Model ini bertujuan untuk memperkirakan siklus pasar jangka panjang Bitcoin berdasarkan peristiwa Bitcoin halving, yaitu ketika hadiah penambangan Bitcoin dipotong setengah. Tapiero mengungkapkan bahwa model S2F tampaknya menjadi pengukur harga yang andal untuk Bitcoin.
Baca Juga: Dimulainya Transfer Kekayaan $90 Triliun: Generasi Terkaya dalam Sejarah Manusia
Menurut Tapiero, lonjakan vertikal pada model S2F pada tahun 2013, 2016, dan 2020 semuanya dikonfirmasi oleh pergerakan harga dalam waktu satu tahun. Model tersebut menunjukkan harga Bitcoin $900.000 dalam 12-18 bulan ke depan. Tapiero menekankan bahwa ini bukan prediksinya sendiri, melainkan berdasarkan cara kerja model tersebut.
PlanB sendiri, sang kreator model S2F, menyatakan bahwa reli Bitcoin baru-baru ini hingga mencapai kisaran $60.000 telah sesuai dengan target harga model S2F-nya. Ia memprediksi bahwa siklus bull market Bitcoin telah dimulai dan akan berlangsung selama sekitar 10 bulan. Namun, PlanB memperingatkan bahwa mungkin akan ada beberapa penurunan tajam sekitar 30% selama periode tersebut.
PlanB menyarankan agar para investor tidak lagi mengharapkan peluang pembelian yang mudah di pasar yang teratur dan perlahan meningkat. Ia menyatakan bahwa fase akumulasi telah berakhir dan bull market telah dimulai.
Berdasarkan sejarah, PlanB memperkirakan akan terjadi sekitar 10 bulan FOMO (fear of missing out) yang luar biasa, dengan kenaikan harga yang ekstrem dikombinasikan dengan beberapa penurunan -30%. Ia mengajak para investor untuk menikmati perjalanan ini.
Di sisi lain, Wall Street, yang sebelumnya skeptis terhadap Bitcoin, kini mulai merangkul mata uang crypto tersebut. Perusahaan keuangan tradisional seperti JPMorgan Chase, Goldman Sachs, dan BlackRock telah berinvestasi dalam Bitcoin dan aset crypto lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Bitcoin semakin diterima sebagai aset investasi yang sah dan menarik bagi para investor institusional.
Meskipun demikian, masih ada beberapa tokoh keuangan terkemuka yang tetap kritis terhadap Bitcoin. Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, menyebut Bitcoin sebagai “pet rock” yang tidak memiliki nilai intrinsik. Charlie Munger, wakil ketua Berkshire Hathaway, menyebut Bitcoin sebagai “sangat bodoh.” Senator AS Elizabeth Warren bahkan menganggap Bitcoin sebagai alat yang bagus bagi teroris, pengedar narkoba, dan penipu.
Terlepas dari kontroversi dan kritik, Bitcoin terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dan menarik perhatian investor di seluruh dunia. Model S2F dan prediksi PlanB tentang bull market Bitcoin menambah optimisme pasar crypto. Namun, penting bagi investor crypto untuk tetap berhati-hati dan memahami risiko yang terlibat dalam investasi crypto.
Baca Juga: Bitcoin dan Crypto: Naik Turun Harga Mengguncang Pasar
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.