Jakarta, Pintu News – Pengguna crypto di Filipina menghadapi dilema besar setelah Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) negara tersebut memblokir Binance, salah satu bursa crypto terbesar di dunia. Keputusan ini meninggalkan banyak investor tanpa opsi untuk menarik dana mereka, menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpastian di kalangan komunitas crypto lokal. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Paolo Ong, pejabat yang bertanggung jawab atas Kantor Inovasi PhiliFintech SEC, mengungkapkan bahwa regulator tidak dapat mendukung metode apa pun untuk menarik dana setelah Binance diblokir oleh penyedia layanan internet (ISP) di negara tersebut. SEC telah memberikan peringatan selama tiga bulan dan memperpanjang waktu sebelum larangan diberlakukan untuk memberi investor cukup waktu untuk menarik dana mereka dari bursa.
Namun, bagi pengguna yang tidak dapat menarik dana mereka tepat waktu, Ong menyatakan bahwa SEC tidak memiliki saran tentang bagaimana pengguna dapat mengklaim kembali uang mereka. Ini menimbulkan situasi sulit bagi banyak investor yang dana mereka masih terjebak di platform.
Baca Juga: Kraken Gugat Balik SEC, Sebut Tindakan SEC Sebagai Preseden Berbahaya
Meskipun SEC telah memerintahkan ISP lokal untuk segera memblokir akses ke Binance pada 25 Maret, tampaknya situs web Binance masih dapat diakses di negara tersebut pada saat penulisan, menunjukkan bahwa pelaksanaan penuh larangan masih dalam proses.
Situasi ini semakin rumit karena Binance, menurut Ong, belum mengajukan aplikasi resmi untuk mendaftar di Filipina, meskipun Changpeng Zhao, mantan CEO Binance, menyatakan niatnya untuk mendapatkan lisensi di negara tersebut pada briefing pers di Manila pada 8 Juni 2022.
Baca Juga: SEC Batalkan Gugatan DEBT Box, Sementara, Setelah Ancaman Sanksi
Keputusan untuk memblokir Binance dan ketidakmampuan SEC untuk menawarkan solusi bagi pengguna yang dana mereka terjebak telah menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan investor Filipina. Ini tidak hanya mempengaruhi individu yang terkena dampak langsung tetapi juga dapat menimbulkan pertanyaan lebih luas tentang keamanan dan keandalan berinvestasi dalam crypto di Filipina.
Kasus ini menyoroti tantangan yang dihadapi regulator dan investor dalam menavigasi lanskap crypto yang cepat berubah, terutama ketika datang ke masalah akses dan kontrol atas dana digital. Seiring berjalannya waktu, komunitas crypto Filipina dan pemangku kepentingan lainnya mungkin perlu mencari solusi inovatif untuk mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa investor dapat beroperasi dalam lingkungan yang aman dan teratur.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: