Jakarta, Pintu News – Ekosistem blockchain The Open Network , yang terkait dengan aplikasi Telegram, menghadapi tekanan dari meningkatnya serangan phishing.
Menurut Yu Xian, pendiri firma keamanan blockchain SlowMist, ekosistem TON mengalami peningkatan signifikan dalam aktivitas phishing seiring pertumbuhannya yang pesat di tahun 2024.
Menurut Xian, kerentanan phishing di ekosistem TON terkait dengan mudahnya akses ke grup pesan oleh para penipu, di mana mereka memposting tautan phishing.
Baca juga: Heboh! Pantera Capital Kembali Kumpulkan Dana Besar untuk Investasi di TON Token
Dia menyatakan,
“Ekosistem Telegram terlalu bebas, dan banyak tautan phishing atau bot menyebar melalui grup pesan, airdrop, dan metode menipu lainnya untuk mencuri dompet TON pengguna secara massal.”
Pengguna Telegram dengan nomor anonim lebih berisiko terkena serangan phishing ini. Nomor anonim, yang diperkenalkan pada akhir 2022, memungkinkan pengguna masuk ke Telegram tanpa menggunakan kartu SIM, tetapi dengan nomor anonim berbasis blockchain yang tersedia di platform seperti Fragment.
Risiko phishing di Telegram lebih tinggi bagi pengguna dengan nomor anonim, yang digunakan untuk membuat akun Telegram tanpa terikat dengan kartu SIM.
Jika nomor ini dicuri, akun Telegram yang bersangkutan juga bisa hilang, kecuali pengguna telah mengaktifkan kata sandi independen atau verifikasi dua langkah.
Pada tahun 2024, ekosistem TON mengalami pertumbuhan signifikan dengan total nilai terkunci (TVL) dalam berbagai proyek TON mencapai $648 juta, naik 4.500% sejak 1 Januari 2024, menurut data dari DefiLlama.
Pertumbuhan ini menarik perhatian penipu yang menggunakan berbagai alat untuk mencuri koin pengguna, termasuk bot Telegram tidak resmi.
Baca juga: Game Telegram Viral! Begini Cara Menghasilkan Token Hamster Kombat (HMSTR)
Perusahaan keamanan siber Kaspersky telah memperingatkan publik tentang penipuan besar yang melibatkan pengguna ekosistem TON pada bulan April lalu.
Skema penipuan ini melibatkan alat seperti bot Telegram tidak resmi yang digunakan untuk mencuri koin pengguna dengan menghubungkan dompet mereka ke sistem bot.
Untuk mencegah serangan ini, disarankan agar pengguna mengaktifkan verifikasi dua langkah dan waspada terhadap tautan mencurigakan serta penawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
Selain itu, pengguna juga harus menghindari berbagi informasi sensitif di grup pesan Telegram dan memverifikasi keaslian aplikasi atau layanan sebelum digunakan.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: