Pengertian 51% Attack Pada Blockchain: Bagaimana Cara Kerjanya?

Update 23 Jul 2022 • Waktu Baca 3 Menit
Gambar Pengertian 51% Attack Pada Blockchain: Bagaimana Cara Kerjanya?
Reading Time: 3 minutes

Salah satu yang membuat bitcoin unggul dibandingkan dengan mata uang fiat atau mata uang yang dikeluarkan pemerintah adalah teknologi blockchain. Blockchain pada dasarnya adalah buku besar digital yang datanya tidak dapat diganti atau diubah, yang memastikan tidak adanya double spending atau transaksi menggunakan bitcoin yang sama sebanyak lebih dari satu kali. Teknologi blockchain menjamin tidak ada yang dapat memanipulasi transaksi bitcoin.

Apakah dengan blockchain semua transaksi bitcoin betul-betul tidak bisa diubah dan bebas dari serangan? Sebetulnya apabila seseorang atau sekumpulan pengguna atau penambang mengendalikan lebih dari 50% daya komputasi yang ada di jaringan bitcoin, mereka bisa saja melakukan manipulasi terhadap transaksi bitcoin, termasuk double spending.

Serangan ini disebut juga dengan 51% attack atau serangan 51%. Apakah 51% attack pernah terjadi? Serangan ini pernah terjadi sebelumnya di Ethereum Classic dan Bitcoin Cash. Apa sebetulnya yang dimaksud dengan serangan 51% ini? Seberapa besar kemungkinan ancaman ini dapat terjadi? Yuk, simak lebih lanjut penjelasannya di bawah ini tentang apa itu 51% attack pada blockchain.

Apa itu 51% attack?

51% attack adalah situasi ketika penambang memiliki kekuatan 51% atau lebih dari total kekuatan hash penambangan, dan dapat melakukan serangan dengan cara membalikkan transaksi Bitcoin yang sedang terjadi.

Apa yang bisa dilakukan oleh penyerang?

Ketika lebih dari 50% daya komputasi pada jaringan Bitcoin dikuasasi oleh penyerang, hal-hal yang dapat mereka lakukan adalah:

  • mencegah konfirmasi transaksi,
  • membalikkan transaksi yang sudah dikonfirmasi. Artinya, mereka dapat melakukan double spending – atau membelanjakan koin yang sama dua kali.
  • membuat blockchain baru
  • tidak memperbolehkan miner lain untuk menambang blok baru (selfish mining)

Apa yang tidak dapat dilakukan oleh penyerang?

Meski penyerang menguasai 51% daya komputasi, mereka tidak dapat:

  • membuat koin baru atau mengubah data dari blok lama.
  • mengembalikan transaksi yang sudah terjadi
  • mencuri dana dari alamat wallet tertentu
  • membuat transaksi palsu

Bagaimana cara kerja serangan 51% ?

Salah satu cara melakukan serangan 51% adalah dengan membuat dua blockchain berbeda. Seperti kita ketahui, dalam teknologi blockchain, blok baru beserta dengan hash atau solusi matematika akan disiarkan ke semua penambang setelah solusi ditemukan. Jika ada penambang atau sekelompok penambang yang menguasai lebih dari 50% daya komputasi, mereka dapat memutuskan untuk tidak menyiarkan hashing mereka.

Dengan adanya dua blockchain, maka penambang yang ingin memanipulasi data dapat memasukkan transaksi Bitcoin pada blockchain versi baru. Mereka dapat membeli suatu barang dengan menggunakan Bitcoin. Sebelum Bitcoin tersebut dikonfirmasi, mereka dapat menambang blockchain alternatif di mana transaksi Bitcoin yang ia lakukan tidak termasuk.

Penambangan Blockchain memegang prinsip demokrasi dan mengikuti mayoritas. Dalam hal ini, rantai yang terpanjang dalam blockchain akan dianggap sebagai rantai paling benar oleh semua penambang.

Oleh karena itu untuk mengecoh penambang yang lain, penyerang 51% harus terus memverifikasi transaksi baru dan terus berlomba lomba untuk membuat blok baru dan bersaing dengan blok asli. Upaya ini membutuhkan energi yang besar dan hampir tidak mungkin dilakukan di jaringan besar seperti Bitcoin.

Bagaimana mencegah terjadinya serangan 51%?

Satoshi Nakamato menjelaskan bahwa biaya transaksi jaringan Bitcoin adalah insentif bagi para node untuk tetap jujur. Serangan 51% dapat dicegah dengan memastikan bahwa jaringan Bitcoin semakin terdesentralisasi.

Kemungkinan serangan 51% pada jaringan bitcoin sangat tidak mungkin dan hampir mendekati nol. Penambang atau sekelompok penambang harus membutuhkan daya komputasi yang luar biasa untuk mewujudkannya. Mereka harus mengalahkan jutaan penambang bitcoin dari seluruh dunia. Seorang penambang akan membutuhkan peralatan bernilai miliaran dolar untuk menggunakan kekuatan hash yang begitu besar. Hal ini yang menjadikan argumen bahwa untuk menjaga jaringan Bitcoin terkadang Bitcoin dianggap tidak ramah lingkungan karena menggunakan energi yang sangat besar.

Penambang juga tidak bisa menggunakan superkomputer untuk melakukan hal ini karena superkomputer tidak dapat mengalahkan jutaan komputer yang saat ini bekerja untuk menambang Bitcoin. Selain sulit, belum lagi biaya listrik untuk menjalankan hal ini sangatlah besar sehingga serangan 51% tidak menguntungkan untuk dilakukan.

Kesimpulan

Serangan 51% pada blockchain Bitcoin sangat tidak mungkin dilakukan karena besarnya jaringan. Seiring pertumbuhan jaringan, kemungkinan satu orang atau entitas memperoleh daya komputasi yang cukup untuk mengalahkan semua peserta lain menjadi semakin mustahil.

Oleh karena itu, serangan 51% sangat tidak mungkin terjadi pada jaringan besar, terutama pada blockchain Bitcoin, yang dianggap sebagai jaringan cryptocurrency paling aman. Meskipun cukup sulit bagi penyerang untuk menguasai jaringan Bitcoin lainnya, tetapi hal ini mudah dilakukan pada cryptocurrency yang lebih kecil. Jika dibandingkan dengan Bitcoin, altcoin memiliki jumlah hashing power yang relatif rendah. Beberapa contoh penting mata uang kripto yang menjadi korban serangan 51% adalah termasuk Monacoin, Bitcoin Gold, dan ZenCash.

Penulis:Dea Rezkitha

Bagikan