Hacker dalam ilmu komputer adalah individu yang memakai komputer, jaringan, serta keterampilannya di bidang tersebut untuk mengatasi masalah teknis. Istilah tersebut merujuk pada siapa saja yang memakai kemampuannya untuk memperoleh akses tidak sah ke sebuah jaringan.
Hacker bekerja dengan mencuri informasi untuk menyakiti atau merugikan pihak lain. Informasi yang dicuri meliputi identitas hingga sistem itu sendiri. Informasi dan sistem yang dicuri ini nantinya dijadikan sebagai sandera, untuk kemudian dimintai tebusan.
Jika dilihat dari kacamata sejarah, istilah hacker terus berkembang. Memang konotasinya negatif bagi sebagian besar orang. Namun sebenarnya, ada juga hacker yang menunjukkan keterampilan dan kreativitas tingkat diri dalam memperbaiki kerusakan sistem.
Akan tetapi, istilah ini mayoritas dipakai untuk individu yang melakukan kegiatan negatif dan merugikan. Keahlian menjebol sistem ini seringkali dipakai untuk hal-hal ilegal.
Baca juga: 7 Penipuan di Dunia Crypto dan Cara Menghindarinya
Tujuan utama hacker atau peretas adalah untuk menemukan kelemahan pada sistem jaringan komputer. Meskipun kebanyakan orang ketika mendengar kata “peretas” akan dikaitkan dengan “penjahat dunia maya”, tetapi sebenarnya peretas atau hacker tidak selalu orang jahat.
Tujuan dilakukannya hacking sangat berkaitan dengan jenis hacker itu sendiri. Misalnya white hacker yang diberi izin perusahaan untuk melakukan peretasan, maka tujuannya pasti baik. Sementara kalau black hat hacker adalah mereka yang melakukan peretasan secara ilegal. Tujuan hacker tipe black hat hacker biasanya adalah untuk kejahatan, baik itu untuk:
Keterampilan dasar hacker yang biasanya dimiliki oleh para hacker adalah:
Peretas wajib bisa mengoperasikan komputer karena dengan alat inilah pekerjaan dilakukan. Mulai dari meretas sesuatu, sampai menyetel parameter jaringan dilakukan dengan komputer.
Sistem jaringan dan segala kerumitannya adalah hal yang harus dimengerti oleh hacker. Mulai dari OSI model, MAC addressing, ARP, Ipv4, Ipv6, dan masih banyak lagi harus dikuasai peretas.
Linux memiliki keunggulan dimana hampir seluruh tools untuk meretas dikembangkan di dalamnya. Tidak heran keterampilan dasar hacker haruslah bisa mengoperasikan sistem operasi ini.
Hacker harus bisa memakai Wireshark, yakni pengalisa berbasis open source untuk memecahkan masalah jaringan. Selain itu, fungsinya juga sebagai pengembang perangkat lunak dan protokol komunikasi.
Saat memakai media sosial misalnya, privasi di dalamnya sangat penting. Jika sudah paham bagaimana konsep keamanan dan privasi internet bekerja, keahlian meretas bisa dimiliki. Kunci penting dalam sistem keamanan internet antara lain:
Baca juga: Apa itu Blockchain? Teknologi yang Tengah Digunakan Banyak Industri
Memahami nirkabel berarti harus paham algoritma enkripsi seperti WPA, WPA2, sampai WPS. Autentikasi protokol dan deretan pembatasan di teknologi nirkabel juga wajib dipahami jika ingin menguasai jaringan satu ini.
Database merupakan informasi yang dikumpulkan secara terstruktur di sistem komputer. Database ini seringkali diretas sehingga wajib dipahami hacker. Misalnya saja Oracle hingga MySQL.
Tidak semua hacker itu jahat dan ilegal. Ada yang memiliki tujuan kebaikan dan diizinkan oleh pihak-pihak terlibat. Berikut beberapa jenis hacker yang ada di luar sana.
White hacker adalah hacker yang memiliki izin untuk meretas sebuah sistem. Tujuannya untuk mengidentifikasi serta memperbaiki sebuah sistem. Kelemahan sistem nantinya akan diketahui secara cepat, kemudian diperkuat lagi agar lebih optimal.
Black hat hacker adalah peretas yang secara ilegal memecahkan sistem untuk tujuan jahat. Cara kerjanya dengan menemukan kelemahan di sebuah sistem keamanan, kemudian menanamkan virus di dalamnya. Tujuan akhir dari peretas ini tidak lain untuk mendapatkan keuntungan finansial.
Hacker gray hat meretas tetapi tidak bertujuan untuk tindakan ilegal layaknya black hat hacker. Peretas satu ini saat menemukan kelemahan di sebuah sistem akan melaporkan dan kemudian meminta imbalannya. Tentu kinerja peretasannya ini tidak dengan izin pemilik sistem.
Certified Ethical Hacker adalah sebuah kualifikasi dari EC Council untuk peretas. Kualifikasi ini diperoleh dengan mendemonstrasikan pengetahuan dalam menilai keamanan sebuah sistem komputer.
Nantinya hacker dengan CEH ini dipekerjakan oleh perusahaan atau organisasi untuk menembus sistem keamanan perusahaan tersebut. Tujuannya agar kerentanan keamanan bisa diperbaiki dengan segera, oleh peretas yang sudah terjamin kemampuannya.
Political hacker merupakan individu atau sekelompok hacker yang mendukung partai tertentu dan bekerja sebagai ‘senjata sewaan’. Maksudnya, dipakai untuk keperluan politik yang mempekerjakannya. Seperti menggiring opini, meminta dukungan, hingga menjatuhkan lawan politik.
Growth hacker bekerja dan fokus pada pertumbuhan perusahaan. Istilah ini sangat berkaitan dengan startup di tahapan awal, yang memerlukan pertumbuhan besar. Growth hacker bekerja untuk mendapatkan pelanggan sebanyak mungkin.
Seperti namanya, hacker anonymous adalah jenis peretas yang sifatnya terdesentralisasi, terorganisasi secara internasional. Anggotanya di depan publik dikenal dengan memakai topeng “Guy Fawkes”. Mereka bekerja secara terkoordinasi, untuk berbagai kepentingan.
Cyber hacker adalah peretas yang bekerja melakukan serangan online ke perusahaan. Bisa juga ke sebuah organisasi hingga sistem dengan tujuan tertentu. Peretas satu ini bekerja baik secara individu hingga kelompok.
Hacker satu ini dipekerjakan oleh sebuah organisasi secara sah. Tujuannya untuk membantu meningkatkan sistem keamanan milik organisasi atau perusahaan tersebut. Cara kerjanya adalah dengan melakukan tes penetrasi.
Red hat hacker adalah hacker yang berperan untuk melawan black hat hacker agar tidak mengganggu sistem keamanan. Cara kerjanya dengan menyusup ke komunitas black hat hacker di deep web. Setelah itu, red hat hacker akan meluncurkan serangan peretasan ke jaringan serta perangkat mereka.
Selain hacker, dikenal pula istilah cracker. Apa perbedaan di antara keduanya? Hacker bekerja hanya masuk ke sebuah sistem, kemudian menemukan kelemahannya. Sedangkan cracker bekerja dengan memasuki sistem secara merusak, dengan cara kerja yang destruktif.
Dalam hal ini, cracker bekerja hanya untuk kepentingan merusak dan mengambil keuntungan secara ilegal. Selain itu, cracker tidak bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Sebaliknya, hacker sebenarnya tidak selamanya berkonotasi negatif. Ada beberapa contoh hacker yang justru sangat membantu keamanan sebuah sistem.
Referensi: