Sejak kemunculan Bitcoin pada 2009, ada berbagai hal yang menyebabkan harga crypto turun. Dengan mengetahui latar belakang di balik penurunan historis tersebut, kamu mungkin bisa memprediksi bagaimana pergerakkan crypto ke depannya apabila hal yang serupa terjadi. Dalam artikel ini, kami telah merangkum beberapa penyebab harga crypto turun menurut para ahli. Simak selengkapnya!
Rishi Iyengar dari CNN Business mengungkapkan bahwa salah satu penyebab harga crypto turun pada tahun 2021 adalah karena sebuah pernyataan dari Elon Musk, pengusaha di bidang teknologi yang mengumumkan bahwa transaksi bitcoin dianggap tidak valid dan tidak diperbolehkan untuk membeli mobil Tesla, produk yang dibuat oleh perusahaannya.
Pernyataan Elon Musk berhasil menciptakan fluktuasi harga yang signifikan hingga membuat orang bertanya-tanya, “kenapa harga crypto turun semua?” ketika itu.
Menurut Elon Musk, transaksi menggunakan bitcoin bertentangan dengan visi perusahaannya. Penggunaan dan penambangan bitcoin memerlukan komputer super cepat dan daya listrik yang banyak.
Elon Musk menggarisbawahi bahwa daya listrik tersebut dihasilkan dengan membakar batu bara yang dapat merusak lingkungan.
Namun, apakah benar demikian? Untuk mengetahuinya, simak selengkapnya di artikel ini mengenai Apakah Bitcoin Mining Tidak Ramah Lingkungan?
Sementara itu dilansir dari The Motley Fool, harga bitcoin turun drastis saat pemerintahan China resmi melarang pembayaran terhadap bank dan institusi dengan menggunakan cryptocurrency. Tidak hanya Bitcoin, pemerintah China juga melarang pembayaran dengan aset kripto apapun dalam transaksi di pasar China.
Akibatnya, sejumlah bank China menyatakan pemblokiran seluruh akses transaksi cryptocurrency, baik yang bersifat lokal maupun internasional.
Pemerintah dan pihak bank sepakat bahwa cryptocurrency hanya dianggap sebagai mata uang virtual yang sebenarnya tidak punya nilai nyata.
Baca selengkapnya mengenai Bagaimana Nilai Intrinsik Bitcoin Sebenarnya?
Faktor ini dapat diamati pada fenomena yang terjadi tahun 2022 ini. Menurut analis Global Block, Marcus Sotiriou, respon investor terhadap rencana kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika, The Fed, adalah penyebab crypto turun beberapa bulan lalu.
Banyak pengguna dan investor kripto pun menjadi bimbang untuk memutuskan berinvestasi pada produk kripto atau produk Bank Sentral.
Tekanan lain juga muncul dari Bank Sentral Rusia. Baru-baru ini, muncul wacana tentang pelarangan penggunaan dan penambangan kripto di Rusia. Cryptocurrency dianggap dapat mengancam stabilitas keuangan, kesejahteraan warga, dan kedaulatan kebijakan moneter Rusia di masa depan.
Menurut laporan media LiveMint, pandangan investor mempengaruhi nasib mata uang kripto, termasuk anjlok maupun naiknya aset crypto seperti bitcoin, ethereum, dll.
Pada awal tahun 2022, terdapat beberapa sentimen negatif para investor global terkait kebijakan yang bakal diberlakukan terhadap aset crypto oleh negara-negara dunia.
Analis Quantum Economics, Jason Deane, juga menyebutkan hal yang sama terkait bagaimana sentimen pasar mempengaruhi harga crypto. Sentimen negati sendiri sebenarnya telah ada sejak awal kemunculan Bitcoin.
Deane optimis bahwa di masa depan sentimen semacam ini akan berangsur pudar. Namun dalam jangka pendek, sentimen negatif akan sangat mempengaruhi fluktuasi aset crypto.
Analisis faktor ini juga dapat dicermati pada penurunan harga aset kripto yang terjadi baru-baru ini. Pendiri IDX Digital Assets, Ben McMillan, mengatakan penyebab Bitcoin turun mungkin dilatarbelakangi leverage posisi beli.
Sederhananya, leverage adalah peminjaman modal dari broker atau exchange. Leverage sendiri merupakan salah satu strategi investor untuk menggunakan utang (modal pinjaman) dengan tujuan memperbesar peluang pengembalian investasi mereka sendiri.
Strategi ini berimbas pada pergerakan aset di pasar utama crypto. Menurut McMillan, hal ini setidaknya meningkatkan aksi jual ke Asian Session Market pada 21 Januari lalu.
Leverage memang hal yang sah dalam strategi pengembangan aset. Para trader bisa mendapatkan keuntungan maksimal meski modal pribadi mereka relatif kecil. Namun trader tidak bisa sembarangan mengambil pinjaman.
Para broker dan exchange adalah pihak yang sebenarnya mengambil keuntungan dalam kondisi ini. Oleh karena itu, sebagaimana diuraikan oleh McMillan, leverage mungkin menekan maraknya aksi jual ketika pasar tengah dipenuhi trader yang memiliki modal kecil dan menyebabkan harga crypto turun.
Nah, itu dia pendapat beberapa ahli mengenai alasan dan penyebab harga crypto turun. Tentunya, faktor-faktor tersebut hanya menjadi opini serta tidak ada yang bisa memastikan mengapa harga crypto turun dan bagaimana harga crypto ke depannya.
Namun untuk meningkatkan potensi keuntungan kamu di dunia trading, ada baiknya kamu belajar crypto dari awal mulai dari pemahaman mengenai apa itu blockchain, apa itu bitcoin, dan informasi lainnya.
Semuanya bisa kamu temukan di Pintu, aplikasi crypto Indonesia yang telah terdaftar resmi di Bappebti. Pintu juga menyediakan fitur Earn di mana kamu bisa nabung crypto secara mudah dan mendapatkan bunga hingga 4%/tahun.
Untung banget, bukan? Download Pintu sekarang!
Referensi:
CNN. Bitcoin Plunges 12% after Elon Musk Tweets that Tesla Will Not Accept It as Paymen. Diakses pada 22 Februari 2022
Coinjournal. Higher Interest Rate Concerns Put a Dampener on Bitcoin, Says analyst. Diakses pada 22 Februari 2022
Forbes. A Short History Of Bitcoin And Cryptocurrency Everyone Should Read. Diakses pada 22 Februari 2022
The Motley Fool. Crypto Crash 2021: 2 Lessons From Bitcoin’s History. Diakses pada 22 Februari 2022
Yahoo Finances. 7 of the Biggest Bitcoin Crashes in History. Diakses pada 22 Februari 2022
Yahoo Finances. Here’s Why Bitcoin Tumbled 11% in 24 Hours. Diakses pada 22 Februari 2022