Setiap perusahaan tentu mempunyai sejumlah aset tetap terutama perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Penting bagi seorang manajer untuk mengetahui berapa rasio perputaran aset tetap yang ada pada perusahaan tempatnya bekerja. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tingkat efisiensi yang dimiliki oleh perusahaan dan untuk mengambil keputusan di masa depan. Untuk memahaminya lebih lanjut, berikut penjelasan mengenai rasio perputaran aset tetap.
Rasio perputaran aset tetap atau Fixed Asset Turnover (FAT) merupakan rasio yang membandingkan antara penjualan bersih (laporan laba rugi) dengan aset tetap (neraca) yang dihitung selama periode tahunan. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur seberapa baik tingkat efisiensi yang dimiliki suatu perusahaan untuk menghasilkan penjualan bersih dari investasi aset tetapnya. Aset tetap ini dapat berbentuk properti, pabrik dan juga peralatan.
Contoh sederhananya adalah ketika perusahaan membelanjakan dana untuk membeli mesin, berapakah peningkatan yang didapatkan dari mesin tersebut. Hal ini nantinya akan membantu manajer untuk mengetahui apakah dana yang dibelanjakan sudah sepadan dengan hasil yang diperoleh ataukah belum. Dengan membagi peningkatan produktivitas dengan dana yang dikeluarkan perusahaan, manajer akan menemukan tingkat rasio perputaran aset tetap.
Rasio yang lebih tinggi menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan ini terbilang efektif dalam menggunakan investasi pada aset tetap untuk menghasilkan penjualan bersih. Bila jumlah aset tetap telah dikurangi akumulasi penyusutan maka kita akan mendapatkan hasil yang biasa disebut dengan aktiva tetap bersih.
Untuk mencari rasio perputaran aset tetap, kamu harus mengetahui cara menghitung rasio tersebut. Adapun cara menghitung rasio perputaran aset tetap sebagai berikut:
Rumus:
Rasio Perputaran Aset Tetap = Penjualan Bersih / Rata-rata Aset Tetap Bersih
Di mana:
Rasio Perputaran Aset Tetap = Penjualan Bersih / (Aset tetap bruto – Akumulasi Penyusutan)
Baca juga: Aktiva dan Pasiva: Pengertian dan Rumusnya, Lengkap!
Untuk lebih memahami bagaimana menghitung rasio perputaran aset tetap tentu akan lebih mudah. Inti dari rumus rasio perputaran aset tetap adalah membagi penjualan bersih dengan total biaya penyusutan aset. Adapun contoh perhitungan rasio perputaran aset tetap sebagai berikut:
Sebuah perusahaan yang memproduksi mobil memiliki aset tetap sebesar Rp1.434.900.000, dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp430.470.000. Penjualan perusahaan pada tahun berjalan yaitu Rp4.017.720.000.
Maka,
Rasio perputaran aset tetap = penjualan bersih / (aset tetap bruto – akumulasi penyusutan) = Rp4.017.720.000 / (Rp1.434.900.000 – Rp430.470.000) = Rp4.017.720.000 / Rp1.004.430.000 = 4
Contoh di atas telah mengartikan bahwa perusahaan mobil tersebut sudah mencapai pada rasio 4. Artinya, perusahaan sudah menggunakan aset tetapnya sebanyak empat kali dalam satu periode.
Aset tetap merupakan investasi jangka panjang, sehingga termasuk pada bagian aset tidak lancar. Selain itu aset tetap ini juga bisa rusak di mana membuat produktivitas aset tersebut menjadi menurun dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu, perusahaan menyusutkan aset tersebut di mana untuk memanfaatkannya sebaik mungkin.
Bagi kamu seorang analis dan investor sangat penting untuk membandingkan rasio terbaru perusahaan dengan rasio sebelumnya. Selain itu, penting juga untuk menganalisis nilai rasio dari perusahaan lainnya di bidang sama untuk industri perusahaan secara keseluruhan.
Walaupun rasio perputaran aset tetap ini penting dalam industri tertentu, kamu harus menentukan apakah perusahaan yang diteliti tersebut memang berada di sektor yang sesuai dengan rasio yang akan dihitung sebelum memberikan bobot besar pada perusahaan tersebut. Dengan kata lain, kamu harus mempertimbangkan perbedaan perusahaan yang satu dengan lainnya.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, rasio perputaran aset tetap yang lebih tinggi tentu akan menunjukkan seberapa efisiensi yang lebih besar dalam mengelola aset tetap perusahaan. Akan tetapi, rasio ini tidak memiliki jumlah atau kisaran yang pasti untuk menentukan apakah perusahaan sudah baik dalam menghasilkan pendapatan dari aset tetap itu atau tidak.
Misal, kamu ingin mempertimbangkan perbedaan yang ada antara perusahaan internet dengan perusahaan di bidang manufaktur. Perusahaan internet ini seperti Meta (yang sebelumnya Facebook), ternyata mempunyai basis aset tetap yang nilainya jauh lebih kecil dibandingkan perusahaan manufaktur seperti Caterpillar.
Hal ini sudah jelas bahwa rasio perputaran aset tetap perusahaan Caterpillar lebih relevan dan juga harus lebih berbobot dibandingkan rasio perusahaan Meta.
Namun rasio terlalu tinggi juga akan menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat berinvestasi lebih banyak pada aktiva tetap. Kemungkinan terdapat peluang untuk berekspansi dengan lebih banyak aset tetap, tetapi perusahaan mengabaikannya. Bahkan bisa saja karena faktor ketersediaan dana yang kurang.
Baca juga: Rasio Keuangan: Pengertian, Fungsi & Berbagai Jenisnya!
Penting untuk kamu ketahui, ada beberapa jenis industri yang membutuhkan rasio perputaran aset tetap ini. Rasio ini sangat bermanfaat dalam jenis industri yang tergolong berat seperti manufaktur mobil.
Hal ini dikarenakan industri berat membutuhkan adanya pemasukan investasi modal yang besar untuk mengembangkan bisnisnya. Selain manufaktur mobil, rasio ini juga bisa digunakan dalam jenis industri lainnya seperti pengembangan perangkat lunak, di mana investasi aset tetap terbilang sangat kecil sehingga rasionya juga tidak banyak digunakan.
Dengan maksud lain, rasio yang rendah tentunya tidak selalu berarti inefisiensi (tidak efisien). Hal ini bisa saja disebabkan karena perusahaan bergerak di industri yang padat modal karena sangat bergantung pada aset tetap. Industri yang padat modal inilah yang seringkali mempunyai rasio perputaran aset tetap yang rendah.
Usia perusahaan juga bisa mempengaruhi variasi rasio perputaran aset tetap. Jelas jika perusahaan baru mempunyai karakteristik yang berbeda dengan perusahaan yang sudah lama bergerak.
Dengan kata lain, perusahaan baru tentunya mempunyai aset yang baru juga. Sehingga akumulasi penyusutan relatif rendah. Begitupun sebaliknya, perusahaan yang lama juga telah mendepresiasi aset mereka sehingga relatif tinggi.
Hal ini akan mengakibatkan aset tetap bersih yang dimiliki oleh perusahaan baru cenderung lebih tinggi dibandingkan perusahaan lama. Tidak hanya itu, perusahaan baru juga akan mempunyai rasio yang lebih rendah karena penyebutnya lebih tinggi.
Kamu sekarang sudah tahu apa itu perputaran aset tetap, hal ini tidak hanya berguna kelak jika kamu bekerja sebagai manajer namun ilmu ini juga bisa kamu terapkan dalam dunia trading terutama kripto. Hal ini akan memperlihatkan seberapa efisienkah aset tetap yang kamu miliki saat menjalankan aktivitas trading.
Kamu bisa langsung mempraktikkan pengetahuan keuangan kamu mengenai dunia trading lewat platform pintu.co.id. Pintu merupakan platform jual beli aset kripto terpercaya di Indonesia yang juga memiliki fee yang rendah dibandingkan dengan platform lain. Dengan begitu kamu bisa merasakan keuntungan yang optimal dengan trading bersama Pintu.
Referensi:
corporatefinanceinstitute.com, Fixed Asset Turnover, diakses tanggal 22 Maret 2022
Will Kenton, Fixed Asset Turnover Ratio, diakses tanggal 22 Maret 2022
Dheeraj Vaidya, Fixed Asset Turnover Ratio, diakses tanggal 22 Maret 2022
Penpoin.com, Fixed Assets Turnover Ratio: How to Calculate and Interpret, diakses tanggal 22 Maret 2022
accountingtools.com, Fixed asset turnover ratio, diakses tanggal 22 Maret 2022