Sama seperti saham atau komoditas, crypto merupakan instrumen investasi yang nilainya volatil (tidak stabil) dan cenderung tidak dapat diprediksi.
Walaupun tidak ada cara pasti untuk memprediksi harga crypto 100%, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga crypto:
Harga suatu aset crypto pada dasarnya dipengaruhi oleh permintaan dan ketersediaannya di pasar.
Sebagai contoh, jika permintaan beli bitcoin di pasar crypto sedang naik melebihi supply penjual, maka harga bitcoin akan naik.
Sebaliknya, ketika lebih banyak penjual bitcoin daripada pembeli, harga bitcoin akan turun sampai titik harga dimana jumlah penjual dan pembeli seimbang.
Harga crypto bergerak naik saat crypto tersebut banyak digunakan, dan akan menurun bila crypto tersebut mulai sepi dan ditinggalkan penggunanya.
Contoh :
Saat ini, ada banyak projek DeFi (Decentralized Finance) yang dibangun di atas blockchain Ethereum.
Semua interaksi atau transaksi di atas blockchain Ethereum membutuhkan Ether sebagai biaya gas (gas fee) untuk membayar biaya komputasi kepada Miner ethereum.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan dan volume transaksi projek2 DeFi, kebutuhan pembelian ETH pun naik. Hal ini menyebabkan harga ETH naik di pasar.
Faktor psikologis, yaitu rasa takut dan sifat serakah publik juga dapat mempengaruhi harga crypto.
contoh :
Harga bitcoin mulai bergerak naik jauh setelah sekian lama tidak ada pergerakan yang berarti.
Hal ini akan mengakibatkan publik menjadi serakah (greed) dan membeli lebih banyak bitcoin dengan harapan harga tersebut akan naik lebih jauh lagi. Semakin banyak pembeli Bitcoin, harga Bitcoin akan semakin naik, dan ini menyebabkan lebih banyak orang ingin membeli Bitcoin.
Saat harga bitcoin mulai menyentuh titik puncak, banyak orang yang ingin mengambil untung dengan menjual bitcoinnya. Semakin banyak orang yang menjual bitcoin, maka harga bitcoin akan semakin turun. Harga yang bergerak turun menyebabkan ketakutan (Fear) pada publik, sehingga semakin banyak orang yang menjual bitcoin lagi.
Market Cap / Kapitalisasi pasar suatu crypto dapat dihitung dengan mengalikan jumlah crypto yang beredar dengan harga per koin. Harga crypto dengan Market Cap besar (seperti Bitcoin) cenderung lebih stabil / tidak volatil dibandingkan koin dengan Market Cap yang kecil (seperti token DeFi).
Sebagai contoh:
Untuk melihat data Market Cap token apapun, anda dapat mencarinya di website seperti https://www.coingecko.com..
Berbeda dengan aset kripto lainnya, harga suatu stablecoin akan mengikuti harga aset yang menjadi backing dari stablecoin tersebut.
Contoh:
Tether adalah stablecoin dengan backing Dolar Amerika. Dengan demikian, harga USDT akan selalu mengikuti Dolar Amerika. Bila kurs dolar saat ini Rp14.000, maka harga 1 USDT dalam rupiah akan sangat dekat dengan Rp 14.000.
Disclaimer:
*Informasi diatas hanya untuk informasi semata. Pastikan mencari lebih banyak informasi dari berbagai sumber sebelum memulai investasi. Pihak Pintu tidak bertanggung jawab atas potensi kerugian investasi anda. Harap lakukan investasi Anda dengan bijak.
Bagikan
Lihat Aset di Artikel Ini
Harga BTC (24 Jam)
Kapitalisasi Pasar
-
Volume Global (24 Jam)
-
Suplai yang Beredar
-