Dikutip dari Cointelegraph, secara tidak disadari pengalaman metaverse dan realitas digital sudah mulai masuk ke dunia. Ada banyak pengalaman metaverse yang sudah muncul, diantaranya adalah game metaverse, konser natal Mariah Carey di metaverse, hingga fashion week yang diadakan di Metaverse.
Menurut Cointelegraph, tidak semua negara di dunia siap dengan kemajuan digital tersebut. Hanya ada beberapa negara yang siap dengan itu jika dilihat dari sudut pandang teknologinya, yakni Belanda.
Mengapa Belanda menjadi salah satu negara yang paling siap untuk metaverse? Simak alasannya berikut ini!
Dilansir dari Cointelegraph, perusahaan yang meneliti layanan internet dan telepon, Uswitch, melakukan survei dan penelitian untuk menentukan negara mana yang siap dengan metaverse dan kemajuan digital.
Metode yang digunakan untuk menentukan negara mana yang memiliki kapasitas untuk merangkul metaverse, Uswitch melihat kombinasi kecepatan broadband, harga paket broadband, jumlah start-up keuangan blockchain dan harga ekspor teknologi di berbagai negara.
Berdasarkan hasil survei dan penelitian, Belanda menjadi negara yang siap dengan metaverse. Mengapa? Karena Belanda memiliki beberap standar yang dianggap paling mumpuni untuk memenuhi teknologi tersebut.
Menurut penelitian ini, Belanda memiliki kecepatan broadband tetap dengan rata-rata tertinggi 106,51Mbps. Negara dengan 17,2 juta penduduk per 22 Desember 2022 ini juga menghasilkan sekitar $6.000 atau setara dengan Rp93,4 juta (kurs $1 = Rp15.572) high-technology exports per kapita tahun 2021.
Baca Juga: Dibilang Gagal, Metaverse Justru Diprediksi Tumbuh Hingga $29 Miliar 5 Tahun Ke Depan
Dilansir dari Cointelegraph, menurut survei yang berbeda, Belanda juga menduduki peringkat nomor satu dalam minat metaverse dari sudut pandang konsumen.
Menyusul Belanda, ada juga negara Swiss, Lithuania, Malta dan Prancis. Lima negara tersebut menduduki peringkat atas karena menunjukkan minat pada industri Web3 yang sedang berkembang. Sementara itu, Malta, salah satu negara yang ada di benua Eropa, juga telah lama menjadi pusat crypto dan blockchain, menurut Cointelegraph.
Selama tahun 2022 ini, sudah banyak negara yang mulai mengembangkan metaverse di negaranya, di antaranya adalah bank terbesar di Korea Selatan yang meluncurkan platform metaverse bernama ‘Shinamon’, ada juga salah satu negara kecil di Pasifik Selatan, Tuvalu, yang membuat metaverse negaranya sendiri, yang rencananya akan dibangun karena adanya kekhawatiran bahwa pulau Tuvalu yang akan tenggelam karena naiknya permukaan air laut.
Referensi: