Sebuah survei yang dilakukan di Amerika Serikat ungkapkan bahwa milenial dan Gen Z cenderung tertarik bekerja di DAO (decentralized autonomous organizations) dibanding generasi lainnya dan bekerja dari jarak jauh pasca COVID-19.
Menurut Pintu Academy, Organisasi otonom terdesentralisasi (DAO) pada dasarnya adalah entitas tanpa kepemimpinan pusat, di mana keputusan dibuat dari bawah ke atas, dan diatur oleh komunitas yang diorganisir di dalam kerangka aturan tertentu yang disusun di blockchain. Contoh aplikasi DAO diantaranya adalah decentralized finance seperti Uniswap.
Apa yang membuat kedua generasi ini tertarik bekerja di DAO? Simak informasinya seperti dilansir laman Cointelegraph berikut ini.
Survei yang dilakukan oleh MetisDAO Foundation ini terdiri dari sampel 1.112 responden asal Amerika Serikat dan dilakukan pada November 2022 yang lalu. MetisDAO Foundation melakukan survei ini untuk mengeksplorasi tren preferensi kerja jarak jauh dan perkembangan DAO dalam beberapa tahun terakhir.
Survei ini dilakukan dengan pertimbangan utama dampak COVID-19 terhadap sentimen pekerja dan pertumbuhan DAO dalam tata kelola perusahaan.
Baca Juga: Studi Ungkap 88% Pekerja Indonesia Siap Bekerja di Metaverse
Mengutip laporan penelitian tentang DAO yang diterbitkan oleh Harvard Law School Forum mengenai tata kelola perusahaan, hasil survei tersebut menyoroti angka perbendaharaan DAO tata kelola perusahaan melonjak dari $400 juta menjadi $16 miliar atau setara dengan masing-masing Rp6,2 triliun dan Rp249,6 triliun pada tahun 2021 ($1 = Rp15.600).
Kenaikan angka tersebut bertepatan juga dengan meningkatnya jumlah peserta DAO dari 13.000 menjadi 1,6 juta orang selama periode yang sama. Jika dibandingkan dengan beberapa perusahaan multinasional terbesar, jumlah tenaga kerja DAO global setara dengan jumlah tenaga kerja 1 perusahaan Amazon, 18 Facebook, 7 Microsoft, atau 11 Google.
Dampak COVID-19 adalah pendorong utama Metis dalam menyelidiki kesiapan pekerja untuk memanfaatkan kesempatan kerja di industri yang terdesentralisasi. Perubahan tak terduga dan cepat dari bekerja di kantor ke kondisi kerja jarak jauh akibat pandemi tampaknya telah mendorong pengetahuan dan pemahaman tentang DAO dan DAC (decentralized autonomous companies), khususnya di kalangan pekerja Milenial dan Generasi Z.
Kesimpulan utama dari hasil survei ini adalah bahwa hampir 75% responden percaya bahwa perusahaan perlu menyesuaikan cara mereka menjalankan bisnis untuk menawarkan lebih banyak opsi kerja jarak jauh.
Milenial yang bekerja di lingkungan hybrid atau gabungan antara bekerja ke kantor dan jarak jauh memberikan tanggapan paling positif tentang bagaimana DACÂ menawarkan peluang kepada pekerja untuk membantu mengatur perusahaan.
Sekitar 47% responden juga menyatakan bahwa mereka bersedia bekerja untuk DAO atau DAC sebagai karyawan kontrak. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa pekerja milenial lebih bersedia bekerja untuk DAO atau DAC daripada kelompok usia lainnya.
Sementara itu, responden Gen Z mendefinisikan DAO paling akurat dibandingkan dengan responden dari kelompok usia lain dan mayoritas peserta Gen Z juga mendefinisikan DAO sebagai “gerakan revolusioner yang mengubah masa depan pekerjaan”.
Sejak akhir 1990-an hingga sekarang, artificial intelligence telah berkembang pesat dan teknologi crypto, blockchain, juga Metaverse menjadi semakin populer saat ini. Metaverse menggabungkan AI dan virtual reality (VR) yang menciptakan ekosistem virtual.
Developer, engineer, dan inovator di seluruh dunia kini bersaing mencoba mencari cara dengan keterampilan terbaik untuk membangun proyek Metaverse. Jika kamu tertarik ingin menjadi bagian dari proyek besar ini, kamu bisa pelajari 5 peluang pekerjaan paling dicari di Metaverse di sini.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: