
Jakarta, Pintu News – Peringatan terbaru dari Robert Kiyosaki, penulis Rich Dad Poor Dad, kembali ramai diperbincangkan setelah ia menyatakan bahwa dolar Amerika Serikat berada “di ujung tanduk” dan berpotensi kehilangan nilai secara drastis.
Dalam wawancaranya sebagaimana dikutip News.Bitcoin.com, Kiyosaki menilai risiko hiperinflasi semakin meningkat akibat ketidakstabilan ekonomi global dan kebijakan moneter AS. Pernyataannya menarik perhatian pelaku pasar, termasuk pengamat cryptocurrency, karena volatilitas dolar sering memengaruhi aset crypto teratas seperti Bitcoin dan Ethereum .
Menurut laporan News.Bitcoin.com, Kiyosaki menegaskan bahwa kebijakan pencetakan uang berlebihan di Amerika Serikat dapat memicu hiperinflasi yang menggerus daya beli masyarakat. Ia berpendapat bahwa tren ini menempatkan dolar AS dalam posisi rentan dan patut diperhatikan oleh pasar global. Dalam pandangannya, inflasi tinggi adalah konsekuensi dari ekspansi likuiditas yang berlebihan pasca krisis.
Kiyosaki menyampaikan bahwa hiperinflasi bukan lagi prediksi ekstrem, melainkan risiko nyata yang harus dikaji berdasarkan data ekonomi terbaru. Ia menekankan bahwa banyak negara telah mengalami ketidakstabilan nilai mata uang akibat kebijakan serupa. Jika kondisi ini berlanjut, pasar di seluruh dunia dapat terdampak, termasuk pasar cryptocurrency yang sering bereaksi terhadap melemahnya nilai dolar.
Baca Juga: 5 Fakta Penting dari Prediksi Terbaru Bitcoin (BTC): Target US$ 125.000?
Dalam pernyataannya, Kiyosaki mengatakan bahwa lemahnya fundamental dolar AS dapat mempercepat pelepasan ketergantungan global terhadap mata uang tersebut. Menurutnya, meningkatnya utang nasional dan defisit fiskal merupakan indikator penting yang mendorong tekanan pada dolar. Data dari News.Bitcoin.com menyebutkan bahwa argumen ini mendapat respons luas dari komunitas crypto karena volatilitas mata uang fiat sering menjadi katalis bagi pasar digital.
Kiyosaki juga menyoroti bahwa nilai dolar cenderung terdepresiasi ketika pemerintah AS memperluas anggaran secara agresif tanpa dukungan pertumbuhan ekonomi yang sepadan. Ia menilai bahwa hal ini membuka jalan bagi aset alternatif yang sedang dipantau banyak pihak, termasuk Bitcoin (BTC), emas, dan perak. Namun, Kiyosaki tidak memberikan prediksi harga, melainkan mengingatkan bahwa perubahan struktural pada dolar dapat membawa konsekuensi jangka panjang.
Menurut pengamatan analis pasar, pernyataan Kiyosaki sering menarik perhatian komunitas crypto karena dikaitkan dengan kepercayaan pada aset digital sebagai alternatif penyimpanan nilai. Data historis menunjukkan bahwa ketika dolar melemah, minat terhadap aset seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan altcoin tangguh lain cenderung meningkat. Dalam konteks ini, peringatan hiperinflasi sering menjadi sinyal yang banyak diperhatikan oleh pelaku pasar crypto.
News.Bitcoin.com menyoroti bahwa Kiyosaki secara konsisten menyebut Bitcoin (BTC) sebagai salah satu pilihan yang dipantau dalam situasi ekonomi yang tidak stabil. Ia berpendapat bahwa aset digital dapat menawarkan diversifikasi ketika mata uang fiat menghadapi tekanan. Meskipun demikian, ia tetap mengingatkan bahwa risiko tetap ada dan perlu dianalisis dengan cermat.

Dalam analisisnya, Kiyosaki menguraikan bahwa ketidakstabilan geopolitik dan pelemahan sistem keuangan global menjadi pemicu utama munculnya risiko hiperinflasi. Faktor-faktor seperti kenaikan suku bunga, perang regional, dan perlambatan ekonomi global turut memperburuk situasi. Skenario ini menjadi perbincangan hangat di berbagai komunitas ekonomi karena berdampak pada struktur pasar secara keseluruhan.
Menurut laporan tersebut, investor mulai memperhatikan bagaimana ketidakpastian makro dapat mengubah arah pasar, termasuk sektor cryptocurrency. Ketika dolar melemah, narasi mengenai aset lindung nilai kembali mencuri perhatian. Namun, analis menegaskan bahwa reaksi pasar tidak selalu linear, sehingga pergerakan harga masih dipengaruhi oleh banyak variabel eksternal.
Kiyosaki memperingatkan bahwa hiperinflasi dapat menghapus nilai tabungan masyarakat secara cepat, terutama bagi mereka yang bergantung pada pendapatan tetap. Dalam pandangannya, risiko ini bukan hanya menimpa individu, tetapi juga perusahaan dan sektor finansial yang menggunakan dolar sebagai acuan transaksi. Situasi seperti ini dapat menciptakan ketidakstabilan yang meluas di seluruh pasar global.
Menurut analisis tersebut, jika hiperinflasi benar terjadi, dampaknya dapat meluas ke pasar crypto dengan dua kemungkinan. Pertama, kenaikan minat terhadap aset digital sebagai alternatif inflasi. Kedua, volatilitas ekstrem akibat ketidakpastian investor global. Kedua skenario ini menjadi alasan mengapa pernyataan Kiyosaki dipantau secara serius oleh berbagai pihak.
Baca Juga: 10 Cara Belajar Crypto dari Nol: Panduan Dasar Memulai Investasi dengan Aman
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga Bitcoin hari ini, harga Solana hari ini, Pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Menurut wawancaranya, ia menyoroti pencetakan uang berlebihan dan defisit fiskal AS sebagai faktor utama yang dapat memicu hiperinflasi.
Ketika dolar melemah, minat terhadap aset alternatif seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) sering meningkat karena dianggap dapat mempertahankan nilai.
Tidak, ia tidak memberikan angka prediksi, tetapi menekankan risiko ekonomi makro yang dapat memengaruhi pasar cryptocurrency.
Hiperinflasi dapat menggerus daya beli secara cepat, memengaruhi tabungan dan operasi bisnis, serta memicu ketidakstabilan finansial.
Karena ia merupakan penulis finansial berpengaruh yang pandangannya sering dipakai dalam analisis risiko ekonomi dan pasar cryptocurrency.