Selagi pengadopsian crypto di seluruh dunia mulai mengalami peningkatan, baru-baru ini Cointelegraph (9/3/23), melaporkan bahwa peluncuran produk v3 Cassava Network kemarin memungkinkan pengguna Web2 di Afrika untuk masuk ke Web3.
Tidak hanya itu, peluncuran produk v3 juga memberi kesempatan pada pengguna untuk mendapatkan hadiah dan meningkatkan pendapatan mereka.
Baru-baru ini, Cassava Network, sebuah platform Web3 Afrika yang berfokus pada non-fungible token (NFT), game, dan penghargaan loyalitas, telah meluncurkan versi ketiga dari platformnya, yang menampilkan integrasi dengan dompet smart contract non-kustodian UniPass. Kolaborasi yang terjalin ini akan memungkinkan para pengguna untuk menggunakan alamat email daripada seed phrase dan gas.
Dalam upaya untuk meningkatkan warga Afrika dari Web2 ke Web3, kemitraan ini memungkinkan pengguna yang membuat akun Cassava secara otomatis mendaftar di UniPass, dan memiliki akses untuk menyimpan, mengirim, serta menerima aset digital on-chain di beberapa blockchain Ethereum Virtual Machine.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan baru-baru ini, salah satu pendiri Cassava Network, Mouloukou Sanoh, menjelaskan bagaimana pengguna dan bisnis Afrika dapat menggunakan versi baru untuk memasuki ruang Web3.
“Dengan Cassava v3, kami telah memudahkan pengguna Afrika untuk berinteraksi dengan merek Web2 dan Web3 favorit mereka. Ketika pengguna berinteraksi dengan merek-merek ini, mereka mendapatkan Koin CB dan hadiah on-chain lainnya yang ditentukan oleh para mitra.”
Baca juga: Ubah Citra El Salvador, Presiden Nayib Bukele Puji Bitcoin!
Selanjutnya, Sanoh menambahkan bahwa meskipun CB Coins, token hadiah yang digunakan dalam jaringan, saat ini masih bersifat off-chain, namun pengguna akan segera bisa menukarnya dengan aset on-chain.
Ia juga menjelaskan bahwa CB nantinya dapat digunakan untuk membeli tiket konser dan kotak misteri di platform tersebut.
Mengenai penggunaan Cassava v3 untuk bisnis, Sanoh mengatakan,
“Cassava v3 menyediakan saluran, di mana para mitra dapat mengembangkan pasar Afrika mereka. Tidak hanya itu, merek bisnis yang bermitra dengan Cassava Network juga dapat membuat komunitas di jaringan dengan menggunakan fitur ‘komunitas’ baru untuk mendapatkan keterlibatan dan pengikut di berbagai platform melalui pembuatan tugas bagi pengguna untuk terlibat dan mendapatkan hadiah.”
Selama wawancara, Sanoh menjelaskan bagaimana versi baru ini dapat meningkatkan ekonomi bisnis di Afrika. Sanoh berkomentar, “Cassava v3 berfungsi sebagai jembatan bagi bisnis Web3 global untuk terhubung dengan pengguna Web2 di Afrika.”
Lebih lanjut, Sanoh juga menyebutkan bahwa sejauh ini, 90% mitra yang terlibat dengan fitur komunitas Cassava v3 adalah bisnis Afrika.
Terlepas dari versi baru produk Cassava Network, Forbes (13/2/23), telah melaporkan bahwa tingkat adopsi crypto, terutama Bitcoin, di Afrika telah berkembang lebih cepat daripada wilayah lain secara global, selama beberapa tahun terakhir.
Bitcoin menjadi sangat populer di negara-negara seperti Nigeria dan Kenya, selagi para pengungsi Afrika juga memilih beralih ke Bitcoin ketika alat pembayaran lintas batas lainnya gagal untuk bertransaksi.
Pernyataan ini juga didukung oleh seorang jurnalis dan aktivis hak asasi manusia asal Eritrea, Meron Estefanos, yang mengatakan bahwa Bitcoin telah menjadi alat yang berguna dalam upayanya menyelamatkan para pengungsi yang mengalami masa-masa sulit ketika melarikan diri dari Eritrea, sebuah negara yang berada di Afrika Timur.
Di Nigeria sendiri, yang beberapa belakangan waktu lalu terlihat sedang gencar-gencarnya menggunakan CBDC, baru-baru ini dikabarkan mengalami kelangkaan uang tunai. Per 2 Maret 2023, para pedagang di negara bagian Benue, Nigeria, dilaporkan mulai menggunakan sistem perdagangan barter. Ada apa? Cari tahu jawabannya di Uang Tunai Langka, Nigeria Gunakan Sistem Pembayaran Jadul Barter! Crypto Solusinya?
Referensi: