Lebih Bersahabat terhadap Crypto, Pasokan Bitcoin (BTC) Asia Naik 10%

Updated
June 8, 2023
Gambar Lebih Bersahabat terhadap Crypto, Pasokan Bitcoin (BTC) Asia Naik 10%

Baru-baru ini, data on-chain mengungkapkan bahwa Asia telah melewati Amerika Serikat dalam hal modal aktif dalam pasar Bitcoin dan crypto.

Pasokan Bitcoin yang dipegang atau diperdagangkan oleh entitas Amerika Serikat tercatat telah turun 11% sejak Juni 2022. Sementara itu, pasokan yang dipegang oleh entitas Asia telah meningkat hampir 10% dalam periode yang sama.

Pergeseran Pasokan Bitcoin: Asia vs Amerika Serikat

Data on-chain dari penyedia analitik Glassnode baru-baru ini memperlihatkan bahwa divergensi antara pasokan Bitcoin Amerika Serikat dan Asia telah meluas. Menurut Glassnode, entitas Amerika sekarang memegang 11% lebih sedikit Bitcoin dibandingkan dengan Juni 2022. Di sisi lain, pasokan yang dipegang oleh entitas Asia telah meningkat hampir 10% dalam periode yang sama.

pasokan bitcoin asia
Grafik yang menunjukkan perubahan pasokan YoY Bitcoin regional dari Januari 2022 hingga Juni 2023 – Sumber: Glassnode

Pergeseran ini menunjukkan perubahan signifikan dalam lanskap pasar crypto global. Selama beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat telah menjadi pusat aktivitas crypto, dengan banyak bursa besar dan perusahaan crypto berbasis di negara ini.

Baca juga: Jadi Dompet Bitcoin Terbesar di Dunia, Mari Ungkap Misteri Dibalik Kekayaan Rp99 Triliun!

Namun, dengan pengetatan regulasi dan sikap yang semakin bermusuhan terhadap crypto, tampaknya banyak modal yang sebelumnya berbasis di Amerika Serikat kini beralih ke Asia. Peningkatan aktivitas di Asia mungkin juga mencerminkan perubahan dalam sikap regulator di wilayah ini.

Sikap Regulator dan Dampaknya pada Pasar Crypto

stratup crypto jia

Amerika Serikat telah menjadi semakin berjauhan terhadap crypto, sementara Asia tampaknya lebih terbuka. Divergensi ini telah meluas seiring dengan meningkatnya tekanan regulator di Amerika Serikat dan peningkatan adopsi crypto di Asia.

Misalnya, beberapa negara Asia, seperti Singapura, Hong Kong, dan Korea Selatan, telah mengambil pendekatan yang lebih terbuka terhadap crypto, memperkenalkan kerangka kerja regulasi yang memungkinkan perusahaan crypto untuk beroperasi dengan lebih efektif.

Di sisi lain, pemerintah dan regulator federal Amerika Serikat beberapa waktu belakangan ini telah berusaha untuk menekan industri crypto dengan tindakan penegakan hukum.

Perubahan dalam Pasokan Stablecoin

Tidak hanya pasokan Bitcoin di Asia yang mengalami peningkatan, Glassnode juga mencatat pergeseran besar dalam pasokan stablecoin. Pasokan stablecoin agregat dari lima penerbit teratas telah menurun 7,5% atau $10 miliar sejak awal tahun.

Sebagian besar penurunan ini disebabkan oleh USDC dari Circle, yang sebelumnya disukai oleh institusi Amerika Serikat. Saat ini, pasokan USDC telah menyusut sebesar $15,7 miliar pada tahun 2023, yang setara dengan 35%.

Pada akhirnya, pergeseran dalam pasokan Bitcoin (BTC) dan stablecoin menunjukkan perubahan dalam lanskap regulator dan preferensi investor. Dengan tekanan regulator yang meningkat di Amerika Serikat, tampaknya modal Amerika Serikat sekarang kurang aktif dalam aset digital.

Baca juga: Proyek Penambangan Bitcoin Ramah Lingkungan di El Salvador Menerima Rp3,7 Triliun Pertama

Di sisi lain, Asia tampaknya menjadi lebih aktif dan bersahabat dalam pasar crypto, yang akhirnya mendorong pertumbuhan dan adopsi di wilayah ini.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.


*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->