Pengembang blockchain dari Malaysia akan berkolaborasi dengan kolega mereka dari China untuk memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial inteligence dalam perdagangan internasional.
Kerja sama ini, sebagai bagian dari program penelitian internasional yang dipimpin China, bertujuan mempercepat transaksi lintas batas.
Zetrix, pengembang platform blockchain publik Malaysia, dan universitas penelitian terkemuka negara tersebut, Universiti Malaya (UM), akan bergabung dengan China Academy of Information and Communications Technology (CAICT) dalam menerapkan teknologi AI yang dapat meningkatkan transaksi perdagangan.
Penelitian bersama akan berfokus pada pemanfaatan AI untuk merampingkan dan mengoptimalkan proses perdagangan lintas batas.
Tujuan utama adalah mengurangi inefisiensi, menyederhanakan dan mempercepat transaksi lintas batas, kata peserta. TS Wong, direktur manajemen MYEG Services, perusahaan di balik Zetrix, berkomentar:
“Kemitraan kami dengan UM dan CAICT terus berperan penting dalam perjalanan kami menuju pemanfaatan teknologi Revolusi Industri ke-4 untuk mengubah perdagangan dan penyelesaian lintas batas”.
China dan Malaysia telah meningkatkan kerja sama di berbagai bidang.
Baca Juga: Ngelarang Crypto, Kini China Luncurkan NFT Marketplace Nasional Pertamanya!
Pada awal April 2023, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengungkapkan bahwa Beijing siap untuk mendiskusikan proposal Kuala Lumpur untuk pendirian Asian Monetary Fund.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: