Dalam lanskap pembayaran digital yang berkembang pesat, penambahan solusi pembayaran crypto baru oleh bot Wallet Telegram menandai revolusi baru. Dalam arena crypto yang cepat berubah ini, Wallet Telegram sedang merajut keajaibannya dengan menawarkan cara yang mulus untuk melakukan transaksi crypto, memberikan dorongan substansial bagi ekonomi crypto global.
Telegram, aplikasi pesan instan yang populer di seluruh dunia, telah mengambil langkah besar dalam mendukung adopsi crypto dengan meluncurkan Wallet Pay, sebuah bot dalam aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi dengan Bitcoin , Tether , dan Toncoin . Dengan Wallet Pay, pengguna dapat melakukan pembayaran crypto langsung dalam aplikasi Telegram, membuka peluang baru bagi penggunaan sehari-hari crypto.
Baca juga: Telegram Perbolehkan Penggunanya Transfer Tether (USDT) Lewat Chat
Pada 13 Juli 2023, Wallet mengumumkan bahwa fungsi pembayaran baru ini segera dapat diakses di semua wilayah yang didukung oleh layanan dompet. Namun, layanan ini tidak mencakup Amerika Serikat dan negara-negara yang masuk daftar hitam oleh Financial Action Task Force (FAFT), seperti Iran, Myanmar, dan Korea Utara. Dengan demikian, Wallet Pay menawarkan solusi pembayaran crypto yang nyaman dan mudah diakses bagi pengguna di berbagai belahan dunia.
Wallet Pay bertujuan untuk memfasilitasi pembayaran kripto antara pelanggan dan bisnis langsung dalam aplikasi Telegram. Dengan demikian, ini membuka jalan bagi adopsi yang lebih luas dari crypto dalam transaksi sehari-hari, memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan keuntungan crypto seperti transparansi, kecepatan, dan biaya rendah.
Meskipun Wallet Pay menawarkan solusi pembayaran crypto yang inovatif dan nyaman, tantangan regulasi tetap menjadi hambatan utama. Banyak negara telah memberlakukan aturan dan regulasi ketat terhadap penggunaan crypto, yang dapat mempengaruhi adopsi Wallet Pay. Misalnya, di beberapa negara, penggunaan crypto untuk pembayaran barang dan jasa masih dianggap ilegal atau berada dalam zona abu-abu hukum.
āBisnis harus memutuskan apakah mereka diizinkan untuk melakukan bisnis dalam yurisdiksi mereka sebelum mengajukan permohonan untuk menggunakan Wallet Pay.ā
Untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi ini, Wallet Pay meminta bisnis yang ingin menggunakan layanannya untuk meninjau hukum dan regulasi lokal mereka sebelum mendaftar. Ini berarti bahwa tanggung jawab kepatuhan regulasi jatuh pada bisnis itu sendiri, bukan pada Wallet Pay.
Dengan demikian, Wallet Pay dapat beroperasi di berbagai yurisdiksi, selama bisnis yang menggunakan layanannya mematuhi hukum dan regulasi lokal.
Baca juga: Tim Basket London Lions Masuk Dunia Crypto, Sambut Era Pembayaran Crypto dalam Dunia Olahraga!
Dengan peluncuran Wallet Pay, Telegram telah membuka pintu bagi revolusi baru dalam pembayaran crypto. Pada saat yang sama, Wallet Pay juga sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang mungkin muncul. Misalnya, ada pertanyaan tentang bagaimana layanan ini akan berinteraksi dengan regulasi crypto yang ada dan bagaimana ia akan memastikan kepatuhan dengan hukum anti pencucian uang dan pengetahuan pelanggan.
Untuk mengatasi tantangan ini, Wallet Pay mungkin perlu bekerja sama dengan regulator dan pihak berwenang lainnya. Namun, meski menghadapi tantangan, prospek Wallet Pay tampak cerah. Dengan kemampuannya untuk memfasilitasi pembayaran crypto yang cepat dan mudah, Wallet Pay memiliki potensi untuk menjadi pemain utama dalam ekosistem pembayaran crypto.
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputarĀ crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: