Bitcoin kembali menunjukkan tajinya di pasar crypto. Nilai mata uang digital ini meroket, membuat sejumlah bank di Amerika Serikat (AS) mendesak regulator untuk mengubah aturan terkait aset crypto. Mereka menilai, aturan saat ini terlalu memberatkan bank dalam menyimpan aset digital milik nasabah.
Kelompok kepentingan yang kuat mendorong Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) untuk mengubah pedoman akuntansi yang membuat bank-bank AS lebih mahal untuk menyimpan aset digital bagi nasabah mereka. Regulator tersebut juga sudah menghadapi tekanan dari Demokrat dan Republik di Kongres untuk mencabut pedoman tersebut.
Baca Juga: Genesis Jual Saham GBTC, Pasar Crypto Bakal Terguncang?
Aturan saat ini mengharuskan bank untuk memperlakukan aset crypto sebagai aset tidak lancar, yang berarti nilainya dapat berubah secara signifikan dalam waktu singkat. Hal ini membuat bank enggan menyimpan aset crypto karena dianggap terlalu berisiko.
Di belahan dunia lain, seorang perwira polisi federal Australia dituduh mencuri 81 Bitcoin selama penggerebekan narkoba. Petugas tersebut diduga mengambil Bitcoin dari dompet crypto perangkat keras di tempat kejadian perkara dan mentransfernya ke bursa crypto Binance.
Komisi Anti-Korupsi Nasional (NACC) Australia menuduh perwira polisi federal tersebut menghapus dompet perangkat keras Trezor yang berisi 81,62 Bitcoin di tempat kejadian perkara. Pihak berwenang mengandalkan perangkat lunak pelacakan crypto untuk menuduh bahwa ia mentransfer Bitcoin tersebut ke miliknya sendiri.
Otoritas penegak hukum di seluruh dunia mengadopsi perangkat lunak pelacakan crypto untuk mengatasi aktivitas ilegal dengan aset digital. Perangkat lunak ini memungkinkan pihak berwenang untuk melacak pergerakan aset crypto dan mengidentifikasi pemiliknya.
Dalam kasus pencurian Bitcoin oleh polisi Australia, perangkat lunak pelacakan crypto digunakan untuk melacak Bitcoin yang dicuri ke alamat dompet milik petugas tersebut. Hal ini menjadi bukti kuat yang memberatkan petugas tersebut.
Kasus pencurian Bitcoin oleh polisi Australia menjadi contoh bagaimana perangkat lunak pelacakan crypto dapat digunakan untuk mengatasi kejahatan yang melibatkan aset digital. Perangkat lunak ini semakin canggih dan efektif, sehingga semakin sulit bagi pelaku kejahatan untuk menyembunyikan jejak mereka.
Baca Juga: Ethiopia Berencana Bangun Pusat Penambangan Bitcoin dan AI Senilai $250 Juta
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.